Sedimen Acoustic backscattering strength analysis for riverbed substrate classification and its relationship with macrozoobenthos of delta mahakam water

6 tiap partikel yang bermuatan ion tampaknya merupakan fungsi dari salinitas. Makin tinggi tingkat salinitas yang biasanya makin ke arah laut, proses bersatunya partikel yang bermuatan tersebut sangat bervariasi. Kenyataan menunjukkan bahwa di sedimen muara juga banyak didapati bahan-bahan organik, serasah detritus yang mengalami proses pembusukan, koloida dari asam humus humic acid colloids, dan sebagainya. 2. Klasifikasi berdasarkan besar butir Berdasarkan ukuran besar butir, maka sedimen dapat digolongkan atau diklasifikasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Ukuran besar butir sedimen menurut skala Wentworth Nama Partikel Ukuran mm Batu stone Bongkah Boulder 256 Krakal Coble 64 – 256 Kerikil Peble 4 – 64 Butiran Granule 2 – 4 Pasir sand Pasir sangat kasar very coarse sand 1 – 2 Pasir kasar coarse sand 12 – 1 Pasir sedang medium sand 14 – ½ Pasir halus fine sand 18 – ¼ Pasir sangat halus very fine sand 116 – 18 Lumpur silt Lumpur kasar coarse silt 132 – 116 Lumpur sedang medium silt 164 – 132 Lumpur halus fine silt 1128 – 164 Lumpur sangat halus very fine silt 1256 – 1128 Lempung clay Lempung kasar coarse clay 1640 – 1256 Lempung sedang medium clay 11024 – 1640 Lempung halus fine clay 12360 – 11024 Lempung sangat halus very fine clay 14096 – 12360 Sumber: Wibisono 2010. Mulyo 2004 menambahkan klasifikasi sedimen berdasarkan lingkungan pengendapan menjadi tiga, yaitu: 1 Sedimen laut marine, diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomite, napal, dan lain sebagainya. 2 Sedimen darat teristriskontinen, proses terjadinya di daratan misalnya endapan sungai alluvium, endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun aeolis, dan sebagainya. 3 Sedimen transisi, lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut misalnya delta. Selain ketiga kelompok tersebut, klasifikasi sedimen dapat ditentukan dengan menggunakan diagram segitiga Shepard Gambar 1. 7 Gambar 1 Segitiga Shepard Dyer 1986

2.3 Teknologi Hidroakustik

2.3.1 Definisi dan Prinsip Instrumen Akustik

Hidroakustik merupakan ilmu yang mempelajari gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium, dalam hal ini mediumnya adalah air. Data hidroakustik merupakan data hasil estimasi echo counting dan echo integration melalui proses pendeteksian bawah air, sehingga dalam akustik proses pembentukan gelombang suara dan sifat-sifat perambatannya dibatasi oleh air. Berdasarkan pemancaran gelombang suara, sistem akustik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu echosounder sistem pancar vertikal dan sonar sistem pancar horizontal Burczynsky 1982. Secara prinsip sistem SONAR tersebut terdiri dari empat komponen utama Gambar 2 yakni Transmitter, Transducer, Receiver, dan Display atau Recorder. Di samping itu dilengkapi dengan Time Base untuk tujuan kuantitatif dengan echo signal processor atau echo intergrator Medwin dan Clay 1998. 8 Gambar 2 Komponen utama dan prinsip dasar echosounder Johannesson dan Mitson 1983 Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver. Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer Johannesson dan Mitson 1983. Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energy suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam Mitson 1983. Receiver adalah sinyal echo energi listrik yang lemah yang dihasilkan oleh transducer harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum diteruskan ke recorder. Penguat echo ini dilakukan oleh receiver amplifier dan besarnya penguatan dapat diatur oleh sensivity control ataupun pengatur volume Medwin dan Clay 1998. Display atau recorder adalah bagian yang sangat penting dalam komponen sistem sonar karena semua informasi yang diterima oleh echosounder digambarkan dan direkam dalam bentuk echogram Mitson 1983.

2.3.2 Transducer Split Beam

Metode split beam pertama kali ditemukan oleh Ehrenberg pada tahun 1984 yang kemudian dikembangkan di Norwegia. Metode ini merupakan metode baru yang dikembangkan untuk memperbaiki kelemahan –kelemahan dari metode sebelumnya seperti single beam method dan dual beam method Foote et al. 1988.