2 menggunakan echosounder multibeam, Allo 2011 menerapkan metode Manik et
al. 2006 untuk kuantifikasi dan karakterisasi acoustic backscattering dasar perairan di Pulau Seribu.
Informasi mengenai habitat dasar perairan menjadi sangat penting untuk diteliti karena dapat dijadikan indikator organisme bentik yang hidup disekitarnya
dan melihat karakteristik suatu perairan. Pengkajian parameter-parameter tersebut diharapkan dapat membantu dalam upaya pengelolaan delta Mahakam demi
terjaganya keberlangsungan ekosistemnya. Hal ini dapat bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan delta Mahakam.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1
Pengukuran dan klasifikasi nilai hambur balik dari substrat dasar perairan. 2
Mengetahui struktur komunitas makrozoobentos. 3
Mengkaji hubungan antara nilai hambur balik akustik, tipe substrat, dan makrozoobentos.
1.3 Manfaat Peneltian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk: 1
Melengkapi data base di bidang hidroakustik dalam pengembangan ekologi pada daerah muara sungai.
2 Instansi terkait sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan atau
pembuatan kebijakan dalam pengelolaan delta Mahakam.
1.4 Perumusan Masalah
Kawasan delta Mahakam berkembang dengan pesat yang ditunjukkan dengan adanya berbagai kegiatan perikanan tambak, transportasi, pertambangan
minyak, dan gas sehingga menyebabkan terjadinya percepatan pendangkalan yang mengakibatkan terganggunya komposisi dan distribusi dari substrat dasar
perairan. Substrat dasar sebagai habitat makrozoobentos memegang peranan yang penting bagi keberlangsungan populasi komunitas makrozoobentos. Penurunan
kualitas substrat dasar perairan akan mempengaruhi komposisi dari makrozoobentos yang hidup di tempat tersebut. Susanto 2000 menyatakan tipe
substrat dasar perairan mempengaruhi jumlah dan spesies hewan bentos di suatu perairan.
Penelitian tentang habitat dasar perairan pada umumnya dilakukan berdasarkan sampling fisik menggunakan grab atau corer. Metode ini dianggap
kurang efektif karena jangkauannya yang sempit dan waktu yang dibutuhkan relatif lama. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk mengukur dan
mengklasifikasi berbagai tipe substrat dasar perairan menggunakan teknologi hidroakustik
serta mengkaji
hubungannya dengan
struktur komunitas
makrozoobentos berdasarkan sampling fisik grab.
3 Analisis nilai hambur balik dasar perairan berupa SV E1 kekasaran, SV E2
kekerasan, dan SS. Nilai parameter E1 dan E2 dihubungkan untuk mengklasifikasi tipe sedimen atau dengan nilai SS saja. Hasil pengukuran tersebut
dihubungkan dengan struktur komunitas makrozoobentos sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk menentukan karakteristik suatu
perairan. Hal-hal tersebut menjadi penting untuk dikaji karena lingkungan delta Mahakam
telah mengalami
peningkatan kerusakan
lingkungan yang
membutuhkan solusi upaya pengelolaan.