Delta Mahakam Acoustic backscattering strength analysis for riverbed substrate classification and its relationship with macrozoobenthos of delta mahakam water

5

2.2 Sedimen

Beberapa pengertian dari sedimen diantaranya menurut Shirley 1994, sedimen merupakan pecahan material yang melayang-layang dalam udara, air, maupun dikumpulkan di dasar sungai atau laut oleh pembawa atau perantara alami lainnya. Sedimen adalah kerak bumi regolith yang ditransportasikan melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik secara vertikal maupun secara horizontal Garrison 2005. Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi topografi dan batimetri pesisir. Sedimen berasal dari fragmentasi pemecahan batuan. Pemecahan tersebut terjadi karena pelapukan weathering yang dapat berlangsung secara fisik, kimiawi atau biologis. Berubahnya morfologi pesisir terjadi sebagai akibat berpindahnya sedimen yang berlangsung melalui mekanisme erosi, pengangkutan transport, dan pengendapan deposition. Ukuran partikel-partikel sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisiknya dan berakibat sedimen yang terdapat pada berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang berbeda antara satu dan yang lainnya Hutabarat dan Evans 2008. Sedimen diciri atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang dimilikinya, yaitu misalnya: ukuran butir grain size, densitas, komposisi, porositas, bentuk, awal terbentuknya, dan lain sebagainya Poerbandono dan Djunasjah 2005. Wibisono 2010 mengklasifikasikan sedimen berdasarkan: 1. Klasifikasi berdasarkan asalnya a. Lithogeneous Jenis sedimen yang berasal dari pelapukan weathering batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang berasal dari kegiatan vulkanik. b. Biogenous Sedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati dan terdiri dari remah- remah tulang, gigi-geligi, dan cangkang-cangkang tanaman maupun hewan mikro. Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sedimen ini adalah CaCO 3 dan SiO 2 . Sedangkan partikel-partikel yang sering ditemukan dalam sedimen calcareous terdiri dari cangkang-cangkang Foraminifera, Cocolithophore, dan Pteropoda. Cangkang Diatomae dan Radiolaria merupakan kontributor yang paling penting dari partikel Siliceous. c. Hydrogenous Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan deposisi di dasar laut. Contohnya endapan Mangan Mn yang berbentuk nodul, endapan fosforite P 2 O 5 , dan endapan glauconite hidro silikat yang berwarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion K, Mg, Fe, dan Si. d. Cosmogenous Sedimen ini berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga mempunyai respon magnetik dan berukuran antara 10 – 640 μ. Sedimen di sekitar wilayah muara sebagian besar berasal dari lithogenous yang mengikuti drainase sungai, kemudian terendapkan di dasar perairan muara. Proses pengendapan flocculation yang didahului dengan proses absorpsi dari 6 tiap partikel yang bermuatan ion tampaknya merupakan fungsi dari salinitas. Makin tinggi tingkat salinitas yang biasanya makin ke arah laut, proses bersatunya partikel yang bermuatan tersebut sangat bervariasi. Kenyataan menunjukkan bahwa di sedimen muara juga banyak didapati bahan-bahan organik, serasah detritus yang mengalami proses pembusukan, koloida dari asam humus humic acid colloids, dan sebagainya. 2. Klasifikasi berdasarkan besar butir Berdasarkan ukuran besar butir, maka sedimen dapat digolongkan atau diklasifikasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Ukuran besar butir sedimen menurut skala Wentworth Nama Partikel Ukuran mm Batu stone Bongkah Boulder 256 Krakal Coble 64 – 256 Kerikil Peble 4 – 64 Butiran Granule 2 – 4 Pasir sand Pasir sangat kasar very coarse sand 1 – 2 Pasir kasar coarse sand 12 – 1 Pasir sedang medium sand 14 – ½ Pasir halus fine sand 18 – ¼ Pasir sangat halus very fine sand 116 – 18 Lumpur silt Lumpur kasar coarse silt 132 – 116 Lumpur sedang medium silt 164 – 132 Lumpur halus fine silt 1128 – 164 Lumpur sangat halus very fine silt 1256 – 1128 Lempung clay Lempung kasar coarse clay 1640 – 1256 Lempung sedang medium clay 11024 – 1640 Lempung halus fine clay 12360 – 11024 Lempung sangat halus very fine clay 14096 – 12360 Sumber: Wibisono 2010. Mulyo 2004 menambahkan klasifikasi sedimen berdasarkan lingkungan pengendapan menjadi tiga, yaitu: 1 Sedimen laut marine, diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomite,