3. Cukup dengan skor 3
4. Tidak penting dengan skor 2
5. Sangat tidak penting dengan 1
Proses dasar dari analisis faktor adalah : 1.
Menentukan peubah apa yang akan dianalisis. 2.
Menguji peubah-peubah yang telah ditentukan dengan mengunakan metode Barlett Test of Sphericity dan pengukuran MSA.
3. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yaitu factoring atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari peubah-peubah yang telah lolos pada uji peubah sebelumnya.
4. Melakukan proses factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah
dibentuk kemudian diekstraksi dengan metode ekstrasi Principal Component Analysis PCA.
sehingga menghasilkan sebuah komponen utama. Tujuan rotasi untuk memperjelas peubah yang masuk ke dalam
faktor tertentu. 5.
Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, khususnya memberina nama atas factor yang terbentuk tersebut, yang dianggap dapat mewakili
peubah anggota tersebut. Terdapat dua hasil utama dari analisis faktor ini.
1. Nilai Communality suatu peubah, yaitu jumlah keragaman peubah
tersebut yang dijelaskan oleh factor-faktor utama yang dipilih. Semakin tinggi nilai Communality, maka peubah itu semakin berpengaruh dalam
proses keputusan. 2.
Hasil kedua ekstraksi peubah ke dalam komponen utama. Untuk menentukan jumlah komponen utama dengan nilai eigenvalue di atas
1,00. Nilai ini menunjukan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh peubah yang dianalisis.
Pengelompokan sebuah peubah kedalam komponen utama berdasarkan pada nilai loading terbesar dari peubah tersebut.
3.5.3 Analisis Cross Tabulation Chi-Square X
2
Dugaan atau pernyataan yang belum tentu kebenarannya disebut sebagai hipotesis atau dapat dikatakan juga sebagai kesimpulan sementara.
Pengujian hipotesis merupakan prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu menerima atau menolak hipotesis itu. Chi-square
merupakan salah satu jenis alat pengujian hipotesis. Chi-square
X
2
merupakan suatu distribusi dengan variabel random kontinu Hasan, 1999. Distribusi itu bukan suatu kurva probabilitas tunggal,
melainkan suatu kelompok dari kurva bermacam-macam distribusi X
2
. Distribusi x
2
dalam pengujian hipotesis biasanya digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi pengamatan dan frekuensi yang
diharapkan. Pemakainya antara lain pada pengujian hipotesis independensi test of independention.
Analisis chi-square pada pengujian hipotesis independensi merupakan analisis hubungan antar dua variabel dengan analisis statistik
Cross Tabulation . Uji ini digunakan untuk melihat apakah ada atau tidak
hubungan antara dua variabel Levin dan Rubin, 1998. Ciri crosstab adalah adanya dua variabel atu lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif.
Data untuk penyajian crosstab pada umumnya adalah data kualitatif khususnya yang berskala nominal. Cross Tabulation chi-Square x
2
dituliskan dengan rumus:
[ ]
Eij Eij
ij x
k i
r i
2 1
1 2
− Ο
=
= =
.................................... 4 Dengan derajat bebas df = r-1 k-1
Dimana: Oij = frekuensi sel yang diamati Eij = frekuensi yang diaharapkan untuk sel ij
Hasil perhitungan chi square hitung dibandingkan dengan chi square tabel, dengan dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut
Sarwono, 2009: Jika chi square hitung lebih kecil dari chi square tabel, maka H0
diterima. Jika chi square hitung lebih besar dari chi square tabel, maka H0
ditolak. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah
Ho artinya tidak terdapat perbedaan antara karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan pembelian.
H1 artinya terdapat perbedaan antara karakteristik konsumen dengan proses pengambilan keputusan pembelian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian
Pemilihan Lokasi penelitian berdasarkan pengalaman kerja peneliti di perusahaan selama 7 bulan sehingga memudahkan peneliti mengetahui
keadaan langsung di lapangan. Wilayah penelitian berlokasi di PT. Setiajaya Mobilindo Bogor didirikan pada tanggal 28 April 1991 dan diresmikan oleh
Walikota Bogor serta pihak Toyota Astra Motor. Perusahaan ini merupakan Authorized
resmi dari Toyota dan terletak di Jl. Pajajaran, Bogor 16153. Pemegang saham terbesar adalah Bapak Yusuf Seiawan dengan besar saham
80 persen dan Bapak Lucas Triosah dengan besar saham 20 persen. PT. Setiajaya Mobilindo Bogor adalah salah satu dealer resm Toyota
yang berfungsi dalam penjualan kendaraan, service dan penjuala suku cadang yang ditujukan khusus untuk berbagai macam kendaraan bermerek
Toyota. PT. Setiajaya Mobilindo Bogor dipimpin oleh Kepala Cabang yang
membawahi beberapa divisi seperti pemasaran, purna jual dan suku cadang. Pada awalnya, perusahaan ini hanya memiliki karyawan 25 orang yang
terdiri dari kepala cabang, pemasaran, mekanik, petugas kebersihan, dan petugas keamanan. Setelah dua tahun didirikan perusahaan merekrut
karyawan sebanyak 20 orang. Pada bagian pemasaran tambahan karyawan sebanyak 10 orang, administrasi 5 orang, dan mekanik 5 orang. Pada tahun
1995 terjadi peningkatan permintaan suku cadang dan penjualan kendaraan sehingga perusahaan melakukan perekrutan karyawan hingga total
keseluruhan karyawan berjumlah 65 orang. Pada tahun 1997 krisis moneter melanda Indonesia dan mencapai
puncaknya pada tahun 1998 sehingga menjadi masalah serius bagi perusahaan. Hal ini berdampak pada terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja
PHK dan terjadi pengurangan tenaga kerja sehngga tersisa 25