Metode Pengujian Beda Keuntungan Alat Tangkap Legal dan Illegal

yang dihitung dengan menggunakan metode langsung straight line method. Hasil penelitian Mulyatini 2004, memberikan informasi bahwa metode penyusutan yang paling banyak dipakai oleh perusahaan adalah metode penyusutan garis lurus straight line method. Faktor utama yang mempengaruhi perusahaan dalam pemilihan metode penyusutan ini adalah faktor kemudahan atau kepraktisan. Metode untuk menghitung biaya penyusutan per trip penangkapan ikan disajikan pada persamaan 4.4.b : PA mn = [HP Amn – NS Amn MP Amn ]Trip ............................................ 4.4.b dimana : HP Amn = harga pembelian asset ke-A yang digunakan nelayan ke-m pengguna alat tangkap ke-n rupiah NS Amn = nilai sisa asset ke-A digunakan nelayan ke-m pengguna alat tangkap ke-n rupiah MP Amn

4.4.2. Metode Pengujian Beda Keuntungan Alat Tangkap Legal dan Illegal

= lama masa pakai asset ke-A ke-m yang digunakan nelayan pengguna alat tangkap ke-n rupiah Trip = banyaknya trip per tahun Perbedaan keuntungan nelayan pengguna alat tangkap diuji dengan menggunakan metode statistik. Perbandingan keuntungan nelayan dilakukan dengan menimbang sifat comparable. Uji perbandingannya didasarkan pada ukuran yang sepadan. Perbedaan keuntungan nelayan tersebut dikelompokkan berdasarkan kesepadanan dalam ukuran gear tonnage GT perahu dan tipe perahu yang digunakan. Namun, nelayan yang dikaji semuanya menggunakan perahu motor tempel PTM, sehingga yang membedakannya adalah GT perahu. Berdasarkan hasil survey, jumlah nelayan pemilik pengguna ATL dan ATT diklasifikasikan menjadi dua kelas, yaitu : 1. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu di bawah 5 GT, dan 2. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu 6 – 10 GT. Kemudian, untuk melihat keragaman keuntungan menurut jenis pasar, dua klasifikasi perbandingan tersebut kemudian diperluas menurut jenis pasar yang diakses nelayan pemilik, yaitu TPI dan di luar TPI. Dengan demikian apabila jenis pasar tersebut dimasukan, maka akan terdapat empat kelompok keuntungan yang diuji perbedaannya, yaitu : 1. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu di bawah 5 GT yang mengakses fasilitas TPI, 2. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu di bawah 5 GT yang mengakses pasar di luar TPI, 3. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu 6 – 10 GT yang mengakses fasilitas TPI, dan 4. Nelayan pengguna ATL dan ATT dengan ukuran perahu 6 – 10 GT yang mengakses pasar di luar TPI. Namun demikian, data hasil survey hanya mampu menguji perbedaan keuntungan untuk tiga kelompok saja, yaitu kelompok 1, 2 dan 4. Kelompok 3 jumlah sampelnya tidak memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan oleh metode pengujian statistik. Terdapat dua metode yang tersedia untuk menguji perbedaan pada setiap kelas tersebut, yaitu metode parametrik dan nonparametrik. Metode parametrik disebut dengan uji-T atau T-test. Metode nonparametrik mencakup Kolmogorov- Smirnov Test , Kruskal-Wallis Test, atau Wilcoxon Rank-Sum Test Park, 2009a. Pemilihan metode parametrik dan nonparametrik tergantung dari bentuk distribusi peluang variabel keuntungan yang dikaji. Metode parametrik dapat digunakan apabila distribusi peluang variabel keuntungan bersifat normal, sebaliknya apabila asumsi distribusi peluang tersebut tidak terpenuhi oleh data variabel keuntungan nelayan, maka dapat digunakan metode nonparametrik yang secara eksplisit dapat menguji perbedaan keuntungan nelayan pengguna ATL dan ATI tanpa menggunakan asumsi normalitas. Pengabaian terhadap asumsi tersebut dapat menimbulkan keragu-raguan dalam pengambilan simpulan. Apabila asumsi normalitas tidak terpenuhi violated, maka rata-rata sampel tidak lagi menjadi ukuran terbaik dari ukuran gejala pusat dan hasil T-test menjadi tidak valid. Oleh karena itu, tahapan pengujian asumsi normalitas variabel keuntungan telah ditempuh untuk memilih metode pengujian beda keuntungan nelayan tersebut. Dalam praktiknya, pengujian tersebut dibantu dengan menggunakan perangkat lunak STATASE 10.0. Pengujian asumsi normalitas menggunakan metode numerik. Dari beragam metode numerik yang tersedia, dipilih metode Shapiro-Francia test atau S-F test. S-F test memodifikasi Shapro-Wilk test dan merekomendasikan ukuran sampel dari 5 hingga 5 ribu. Apabila nilai statistik S-F test cenderung mendekati satu, maka disimpulkan menerima hipotesa null yang menyatakan bahwa data memiliki distribusi peluang yang bersifat normal.. Setelah melalui tahap pengujian normalitas pada data variabel keuntungan nelayan, pengujian beda keuntungan dilakukan dengan mengaplikasikan metode nonparametrik. Metode tersebut dipilih karena hasil uji normalitas menyimpulkan bahwa data variabel keuntungan nelayan pada setiap kelas tidak berdistribusi normal. Metode nonparemetrik yang digunakan adalah Kruskal-Wallis test. Kruskal-Wallis test adalah metode yang analog dengan analisis varian yang didisain satu arah one-way design. Uji ini merupakan generalisasi dari WilcoxonMann-Whitney test yang menguji perbedaan dua macam sampel. Kruskal dan Wallis 1952 menyajikan metode, yang dikenal dengan H-test, untuk menguji hipotesa null yang menyatakan bahwa beberapa sampel berasal dari populasi yang sama. Mereka menyebutnya analog dengan one-criterion variance anlysis . H-test dispesifikasi menurut dua kelompok : ties dan no-ties. Istilah ties digunakan untuk menunjukkan terdapat dua pengamatan yang sama, dan no-ties sebaliknya. Pengujian tersebut menggunakan distribusi chi-kuadrat. Ekspresi dalam persamaan 4.5 menampilkan ekspresi nilai statistik H yang mengakomodasi ties dan no-ties. Nilai H-statistik yang semakin besar mengarah pada penolakan hipotesa null. 2 H = ................................................................... 4.5 dimana : H = nilai statistik H C = jumlah sampel n i = jumlah pengamatan pada sampel ke-i N = Σn i , jumlah pengamatan dari seluruh sampel R i = jumlah rank atau urutan dalam sampel ke-i T = t 3 Apabila tidak terdapat dua pengamatan yang sama atau no-ties, maka pembagi persamaan 4.16 sama dengan satu karena setiap nilai t = 1 sehingga ΣT = 0. – t , untuk t adalah jumlah ties dalam pengamatan 2 Dalam papernya, Kruskal dan Wallis 1952 menampilkan contoh aplikasi H-test untuk ties dan no-ties. Untuk kasus ties, mereka menggunakan data artifisial untuk menguji perbedaan jumlah produksi tutup botol dari satu mesin orisinil dan dua mesin yang telah dimodifikasi. Untuk kasus ties, mereka menguji perbedaan dari delapan jenias bobot kelahiran ternak babi. Kruskal dan Wallis 1952 kemudian menyajikan formulasi yang menginduksi pada pengertian statistik chi-kuadrat, seperti disajikan pada persamaan 4.5’. H = ...................................................................... 4.5’ dimana : = nilai tengah urutan n i dalam sampel ke-i Menurut Kruskal dan Wallis 1952, apabila faktor N – 1N diabaikan, dan ½N + 1 adalah nilai tengah, serta 112N 2

4.4.2. Spesifikasi Model Ekonometrika