V. KLASIFIKASI JENIS ALAT TANGKAP DAN KONDISI SEKTOR PERIKANAN LAUT DI KABUPATEN INDRAMAYU
Bagian ini menampilkan informasi hasil survey dan penelaahan data sekunder mengenai tingkat penggunaan ATL dan ATI serta kondisi umum sektor
perikanan laut di Kabupaten Indramayu. Uraian pada bagian pertama menyajikan informasi mengenai banyaknya nelayan sampel yang termasuk ke dalam kategori
pengguna ATI tetap dan bergantian serta pengguna tetap ATL. Informasinya diangkat dari data primer hasil survey dan dilengkapi dengan pertimbangan
nelayan untuk menggunakan ATL dan ATI. Selanjutnya, gambaran kondisi sektor perikanan laut mencakup uraian mengenai perkembangan dan sebaran produksi
serta teknologi penangkapan ikan, kelembagaan pasar ikan serta upaya pengawasan dan pengendalian industri perikanan di Kabupaten Indramayu. Ketiga
materi tersebut disajikan secara berurutan pada bagian kedua hingga keempat.
5.1. Klasifikasi Jenis dan Tingkat Penggunaan Alat Tangkap Legal dan
Illegal : Hasil Temuan Survey
Pengamatan yang dilakukan terhadap nelayan pemilik telah menemukan kelompok pengguna ATL dan ATI. Hasil identifikasi dan klasifikasi selengkapnya
disajikan pada Tabel 4. Pada tabel tersebut ditampilkan klasifikasi jenis alat tangkap menurut besarnya tonase perahu penangkapan ikan. Hasil pengamatan
mengelompokkan dua kelas GT, yaitu di bawah 5 GT dan 6 – 10 GT. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah pengguna ATL dan ATI hampir berimbang. Dari 91
nelayan yang diamati, 51 persen atau 46 unit nelayan diidentifikasi menggunakan ATL, dan sisanya 49 persen atau 45 unit menggunakan ATI. Pada setiap
kelompok jenis alat tangkap, tampak bahwa jumlah perahu berukuran di bawah 5 GT jauh lebih banyak dibandingkan 10 – GT. Potret demikian cukup mereplika
fakta umum bahwa industri perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu didominasi oleh nelayan kecil.
Tabel 4. Jumlah Pengguna Alat Tangkap Legal dan Illegal Menurut Ukuran Gear Tonnage
Unit Klasifikasi Jenis Alat
Gear Tonnage Total
5 6 - 10
Legal unit 32
14 46
Illegal unit
35 10
45 Total unit
67 24
91 Sumber : Diolah dari hasil survey
Hasil klasifikasi mengenai kelompok pengguna ATI tetap, pengguna ATI bergantian, dan pengguna tetap ATL selengkapnya disajikan pada Tabel 5. Hasil
survey menunjukkan bahwa jumlah pengguna ATI tetap lebih sedikit dibandingkan dengan pengguna ATI bergantian. Dalam ukuran persentase,
terdapat 13 persen pengguna ATI tetap, sedangkan pengguna ATI bergantian sebesar 33 persen. Sisanya, yaitu 51 persen, diklasifikan sebagai nelayan
pengguna ATL. Tabel 5. Klasifikasi Frekuensi Penggunaan Alat Tangkap Illegal
Klasifikasi Nelayan Frekuensi Penggunaan
ATI Bulan per Tahun
Jumlah Unit
Persentase Pengguna Tetap ATI
11 – 12 12
13 Pengguna ATI bergantian
1 – 10 33
36 Pengguna Tetap ATL
46 51
Total 91
100 Sumber : Diolah dari hasil survey
Hasil survey menemukan delapan pertimbangan nelayan dalam memilih jenis alat tangkap. Seperti ditampilkan pada Tabel 6, pertimbangan yang menonjol
untuk memilih ATI didasarkan pada harapan memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak dari ATL, biaya penggunaannya murah, dan mengikuti nelayan lain.
Pertimbangan ketiga serupa dengan istilah highliner illusion yang dijelaskan Fauzi 2005. Highliner illusion adalah ilusi untuk menjadi nelayan sukses.
Perilaku highliner illusion tampak cukup besar. Apabila digabungkan, terdapat 21 persen nelayan memilih alat tangkap karena mereka mengikuti teknologi yang
digunakan nelayan lain. Perilaku demikian menunjukkan bahwa pertimbangan ekonomi nelayan tidak hanya melihat aspek ekonomi saja, melainkan dipengaruhi
oleh keadaan sosial di lingkungannya. Tabel 6. Pertimbangan Menggunakan Alat Tangkap Legal dan Illegal
No Alasan Jenis Alat Tangkap
Legal Illegal
Unit Persen
Unit Persen
1 Hasil tangkapannya banyak
7 15
11 24
2 Biayanya murah
12 26
10 22
3 Mengikuti nelayan lain
11 24
8 18
4 Kebiasaan
6 13
3 7
5 Hasil tangkapannya banyak dan
mengikuti nelayan lain 2
4 5
11 6
Hasil tangkapannya banyak dan biayanya murah
2 4
4 9
7 Mengikuti nelayan lain dan
biayanya murah 1
2 3
7 8
Tanpa alasan 5
11 1
2 Jumlah
46 100
45 100
Sumber : Diolah dari hasil survey
5.2. Produksi Ikan dan Teknologi Penangkapan Ikan