Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Alat Tangkap Legal dan Illegal :

keterlibatan nelayan dalam pembuatan regulasi perikanan, penilaian nelayan terhadap sisi keadilan regulasi, persentase nelayan yang terlihat melanggar regulasi, dan sikap sesama nelayan terhadap pelanggaran regulasi perikanan.

3.3. Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Alat Tangkap Legal dan Illegal :

Kerangka dan Hipotesis Pilihan nelayan terhadap ATL atau ATI dikerangka pada Gambar 2. Penggunaan jenis alat tangkap diatur Pemerintah Daerah Kabupaen Indramayu untuk mencapai tujuan kelestarian sumber daya perikanan. Berlakunya peraturan tersebut menimbulkan konsekuensi munculnya dua klasifikasi umum alat tangkap, yaitu legal dan illegal, sehingga nelayan pemilik dihadapkan pada dua pilihan tersebut. Pilihan terhadap ATL dan ATI tergantung pada empat faktor. Faktor tersebut adalah keuntungan bersih dari ATL dan ATI, pendapatan off-fishing, pertimbangan moral dan sosial nelayan, dan efektivitas penegakan aturan. Namun keuntungan bersih akan berbeda antara ATL an ATI karena perbedaan harga yang terbentuk pada dua jenis pasar, yaitu Tempat Pelelangan Ikan TPI dan di luar TPI. Kedua jenis pasar tersebut berbeda dalam hal penentuan harga. TPI menggunakan prosedur lelang sehingga nelayan memiliki posisi tawar, sedangkan di luar TPI kebanyakan nelayan tidak memiliki posisi tawar. Perbedaan harga pada dua jenis pasar tersebut berdampak pada perbedaan penerimaan nelayan dan akhirnya perbedaan keuntungan. Dengan demikian akan terdapat perbedaan antara keuntungan yang diperoleh di TPI dengan di luar TPI. Oleh karena itu, pilihan nelayan terhadap jenis alat tangkap dibobot juga oleh jenis pasar ikan yang diakses nelayan pemilik, apakah jenisnya TPI atau di luar TPI. Gambar 2. Kerangka Pilihan Alat Tangkap Legal dan Illegal Bagi Nelayan Pemilik Awalnya, nelayan mempertimbangan potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan ATL dan ATI. Mereka mempertimbangkan konsekuensi biaya dan penerimaannya. Mereka akan mempertimbangkan berapa Peraturan Alat Tangkap Legal Illegal Biaya Pertimbangan Ekonomi Penerimaan Bahan Bakar Konsumsi ABK Potensi Produksi Harga Ikan Reparasi Es dan Garam Penyusutan Retribusi Keuntungan Pilihan Alat Tangkap : A. Legal B. Legal dan Illegal C. Illegal Penegakan Aturan Pertimbangan Moral Sosial Pendapatan Off-Fishing Pemenuhan Kebutuhan Rumahtangga Nelayan Kelestarian Sumber Daya Perikanan TPI Luar TPI besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan ATL dan ATI, misalnya untuk bahan bakar, konsumsi atau bahan makanan ABK, biaya reparasi, es dan garam untuk mengawetkan ikan, penyusutan alat tangkap dan asset perikanan lainnya, dan besarnya retribusi apabila menjual di TPI. Kemudian, pertimbangan dari sisi penerimaan adalah berapa banyak ikan yang dapat diperoleh dari penggunaan ATL dan ATI. TPI di Kabupaten Indramayu memiliki tata aturan tertentu, lebih dari sekedar menyediakan pasar leleng ikan dan dana sosial nelayan. Nelayan yang mengakses TPI harus memiliki surat laik operasi SLO yang diperiksa setiap hari oleh Petugas Pengawas Perikanan. Petugas tersebut harus memastikan keamanan nelayan dalam melaut sehingga mereka harus memeriksa kondisi perahu dan perlengkapannya. Bagi nelayan pengguna ATI mungkin akan menghindari TPI, karena menghadapi resiko tertangkap oleh petugas tersebut. Oleh karena itu, akses terhadap fasilitas TPI dapat menutup peluang penggunaan ATI. Besarnya potensi keuntungan yang diberikan oleh kedua jenis alat tangkap muncul dari pemenuhan kebutuhan rumahtangga nelayan pemilik. Keuntungan merupakan bagian dari pendapatan rumahtangga nelayan sebagai fasilitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Argumentasi ini membuka kemungkinan bahwa rumahtangga nelayan dapat memiliki pekerjaan diluar perikanan atau off-fishing untuk memenuhi kebutuhan usaha penangkapan ikannya dan kebutuhan rumahtangganya. Argumentasi ini dikuatkan juga oleh fakta bahwa nelayan menghadapi empat musim yang sebagiannya tidak memungkinkan bagi mereka untuk melakukan penangkapan ikan. Pendapatan off- fishing dapat bersifat komplementer bagi nelayan pemilik. Pendapatan off-fishing dapat digunakan untuk menunjang usaha penangkapan ikannya, sehingga muncul dugaan bahwa kesempatan memperoleh pendapatan off-fishing dapat membuka peluang penggunaan ATI. Pilihan nelayan pemilik terhadap ATI juga akan menghadapi konsekuensi dari penegakan aturan. Di Kabupaten Indramayu terdapat institusi yang secara khusus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan perikanan, baik instansi yang dibentuk pemerintah maupun kelompok masyarakat. Pengguna ATI, apabila terbukti, akan dikenakan hukuman penjara selama 3 bulan dan denda sebesar-besarnya 50 juta rupiah. Oleh karena itu, pilihan terhadap ATI mengandung opportunity cost berupa hilangnya pekerjaan selama tiga bulan, dan denda sebesar itu dapat melikuidasi asset perikanannya. Disini dapat dikemukakan bahwa upaya penegakan aturan yang ketat dapat meredam peluang penggunaan ATI, dan sebaliknya apabila upaya penegakan tersebut tidak ketat, maka akan membuka peluang penggunaan ATI. Pilihan terhadap ATI dibobot juga oleh pertimbangan moral dan sosial nelayan pemilik. Penggunaan ATI, secara sosial menghadapi resiko penentangan secara horisontal dari masyarakat nelayan, dan secara moral nelayan pemilik yang akan menggunakan ATI mempertimbangkan juga dampaknya terhadap ekosistem laut yang nantinya berpengaruh juga terhadap usahanya. Mengacu pada kerangka konseptual demikian, dapat dikemukakan lima hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Tingginya tingkat keuntungan ATI dapat memperbesar peluang nelayan untuk menggunakannya, sebaliknya keuntungan ATI yang rendah dapat membuka peluang penggunaan ATL. 2. Fasilitas TPI dapat mengurangi peluang nelayan untuk menggunakan ATI. 3. Keberadaan pendapatan off-fishing dapat mengurangi peluang nelayan untuk menggunakan ATI. 4. Tinginya pertimbangan moral dan sosial dapat mengurangi peluang nelayan untuk menggunakan ATI. 5. Semakin tegasnya upaya penegakan aturan perikanan berpotensi mengurangi peluang nelayan untuk menggunakan ATI. III. KERANGKA KONSEPTUAL ................................................................................... 32 3.1. Model Dasar Ekonomi Illegal Fishing ...................................................................... 32 3.2. Pengembangan Model Dasar Ekonomi Illegal Fishing ............................................ 38 3.3. Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Alat Tangkap Legal dan Illegal : Kerangka dan Hipotesis ........................................................................................................................... 42 Gambar 2. Kerangka Pilihan Alat Tangkap Legal dan Illegal Bagi Nelayan Pemilik 43

IV. METODE PENELITIAN