Taksasi Produksi Tanaman Sagu

pengaturan air kebun. Kebutuhan air di perkebunan sagu dipenuhi dari air kanal. Jika tinggi permukaan air lebih dari 30-50 cm dari permukaan tanah, maka dapat dipastikan tanaman sagu akan kekurangan air yang ditandai dengan gejala awal yaitu daun tanaman sagu mulai berwarna kekuningan. Tinggi optimum air di kanal untuk pertumbuhan dan perkembangan sagu yang baik adalah sekitar 30-50 cm. Pengaturan air di perkebunan sagu menjadi penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman sagu agar tetap baik Bintoro et al., 2008.

8. Taksasi Produksi

Taksasi produksi sagu adalah kegiatan memperkirakan jumlah tanaman sagu yang dapat dipanen. Taksasi produksi dilakukan untuk memprediksi panen setiap tahun. Taksasi produksi adalah perhitungan cepat untuk mengetahui jumlah tanaman sagu yang dapat dipanen. Keuntungan dari kegiatan ini adalah mengetahui populasi lebih cepat dengan anggaran biaya yang sedikit. Hal tersebut sangat diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memperkirakan hasil dalam waktu singkat. Hasil taksasi produksi diharapkan mendekati keadaan yang sesungguhnya populasi. Taksasi produksi berguna untuk memperkirakan jumlah tanaman yang dapat dipanen. Taksasi yang dilakukan untuk mengetahui jumlah tanaman setiap fase pertumbuhan. Menurut Henanto 1996 di Provinsi Bengkulu rata-rata pohon sagu yang dapat ditebang per hektare hanya 11 batang. Taksasi produksi dilakukan pada tiap-tiap blok tanaman. Divisi-divisi tersebut mempunyai jarak tanam 8 m x 8 m. jarak tanam menentukan jumlah pati yang akan didapat. Menurut Bintoro 1999 apabila, jarak antara tanaman yang terlalu dekat maka pohon sagu yang dapat dipungut hasilnya sangat sedikit sekali. Ciri-ciri tanaman sagu siap panen pada umumnya terlihat dari perubahan yang terjadi pada daun, duri, pucuk dan batang. Umumnya tanaman sagu siap panen menjelang pembentukan primordia bunga atau kuncup bunga tetapi belum mekar. Pada saat tersebut, daun-daun terakhir yang keluar mempunyai jarak yang berbeda dengan daun sebelumnya dan daun terakhir juga agak berbeda, yaitu lebih tegak, ukuran lebih kecil, dan perubahan lain adalah pucuk menjadi agak menggelembung. Di samping itu, duri semakin berkurang dan pelepah daun menjadi lebih bersih dan licin dibandingkan dengan pohon yang lebih muda Haryanto dan Pangloli, 1992. Tiap-tiap jenis tanaman sagu memiliki fase kematangan optimum yang berbeda-beda. Umumnya sagu dipanen saat mulai muncul bunga, apabila sudah muncul bunga bahkan muncul buah, maka kandungan pati dalam batang sagu telah menurun. Sagu mulai mengakumulasi pati sejak saat pembentukan batang berlangsung. Kandungan pati dalam batang sagu semakin lama semakin banyak, dan apabila sagu mendapat sinar matahari yang cukup selama pertumbuhannya, kandungan pati dalam batang meningkat secara linier sampai terjadi pembentukan bunga. Tanaman sagu yang mulai membentuk buah, kandungan pati dalam batang sagu menurun, karena sebagian digunakan untuk pembentukan buah, dan proses fotosintesis sudah berkurang karena daun-daun sagu yang terbentuk sebelumnya sudah berukuran lebih kecil Bintoro et al., 2008.

B. Pembibitan Sagu