Garis komando merupakan garis hubungan kerja dengan pola perintah atau instruksi. Garis komando sistem organisasi lini kuat dan hanya satu yaitu secara
vertikal dari atas ke bawah. Puncak pimpinan tertinggi di PT X dipegang oleh seorang General
Manager GM. General Manager memiliki wewenang tertinggi untuk memimpin, mengelola, dan melakukan pengawasan secara tidak langsung
terhadap kinerja kebun. Tim teknis seperti koordinator asisten, technical support, external relation, supply logistic, asisten pembibitan dan KTU Kepala Tata
Usaha bertanggung jawab langsung kepada GM atas pelaksanaan pengelolaan kebun.
Kepala tata usaha membawahi lima bagian, yaitu bagian akunting, bagian umum, keamanan, bagian gudang dan administratur. Koordinator asisten
membawahi asisten divisi, setiap asisten divisi membawahi seorang administratur, mandor I dan pengawas. Struktur organisasi disajikan dalam Lampiran 6.
B. Keadaan Umum PT Y
PT Y merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya 99 dimiliki oleh Institut Pertanian Bogor, hal tersebut tertuang dalam Akta Notaris nomor 16
pada tanggal 23 Januari 2011 yang dikeluarkan oleh notaris di kota Bogor. PT Y sejak awal berdiri hingga saat ini berkedudukan di kota Bogor.
Kegiatan PT Y difokuskan ke dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, konsultansi, penelitian, monitoring dan evaluasi, asistensipendampingan dan
pembinaan serta kerjasama investasi, terutama dalam pengembangan SDM dan manajemen bidang agribisnisagroindustri. Bidang usaha PT Y selain dalam
bidang jasa juga dalam bentuk bisnis riil. PT Y memiliki visi untuk menjadi perusahaan profesional yang
memadukan kompetensi sumber daya manusia IPB dengan menerapkan teknologi dan manajemen usaha pertanian dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan misi PT Y
adalah berperan aktif dalam meningkatkan kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat sebagai wujud kepedulian
dan tanggung jawab IPB sebagai center of excellent bidang pertanian.
PT Y dipimpin oleh seorang direktur yang dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh empat orang manajer, yaitu Manajer Keuangan dan
Pelatihan, Manajer Produksi, Manajer Pengembangan dan Internasional, serta Manajer ICTM Information, Communication, Technology and Multimedia.
Struktur organisasi PT Y disajikan dalam Lampiran 7.
C. Kerjasama Pembibitan
Kegiatan kerjasama pembibitan dilakukan oleh PT X bersama mitra kontraktor penanaman dengan tujuan mengejar target tanam. Kontraktor
penanaman berasal dari perseorangan dan instansi. Perseorangan umumnya berasal dari penduduk lokal yang memiliki kebun sagu. Sedangkan instansi yang
hingga saat ini terlibat adalah PT Y dan BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, namun khusus untuk BPPT hanya menyediakan bibit saja.
Kegiatan pembibitan yang dilakukan oleh para kontraktor ini dilakukan secara vegetatif dengan memanfaatkan anakan sucker pertanaman sagu di
lapangan sebagai bahan tanam, namun dengan perlakuan yang berbeda-beda. Umumnya bibit sagu disemai di dalam rakit hingga muncul daun muda sebelum
ditanam. Lama waktu bibit di atas rakit berkisar lebih kurang selama 3 bulan. Aktivitas penyemaian bibit dalam rakit dan bibit yang telah siap tanam disajikan
dalam Gambar 6 dan 7. Bibit yang telah siap ditanam, kemudian akan dilangsir atau ditarik menuju lokasi blok yang akan ditanam. Di lokasi blok yang akan
ditanam, bibit akan dibawa dengan menggunakan ambung oleh pekerja tanam. Kemudian bibit akan ditanam sesuai dengan prosedur penanaman yang telah
ditetapkan. Ilustrasi kegiatan pembibitan dan penanaman secara lengkap disajikan dalam Lampiran 8.
Terdapat dua jenis kegiatan penanaman yang dilakukan oleh PT X, yaitu tanam sisip dan tanam baru. Tanam sisip dilakukan pada blok yang sebagian telah
tertanam, sedangkan tanam baru dilakukan pada blok yang baru selesai tahap land clearing. Para kontraktor kecuali BPPT akan melakukan penanaman pada blok
yang telah ditentukan oleh PT X.
Gambar 6. Kegiatan Penyemaian Bibit Dalam Rakit
Gambar 7. Bibit Siap Tanam
D. Analisis Kelayakan Finansial