Analytical Hierarchy Process Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

G. Analytical Hierarchy Process

Proses Hierarki Analitik Analytical Hierarchy Processatau AHP adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi Saaty, 1993. Terdapat tiga prinsip dasar Proses Hierarki Analitik: 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hierarkis yang kita sebut menyusun secara hierarkis, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis, yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif kepentingan. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkat secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

H. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Hasil penelitian terkait dengan strategi pengembangan usaha dan kelayakan usaha dalam bidang agribisnis, agroindustri dan usaha kecil menengah dan budidaya tanaman sagu terangkum dalam Tabel 1. Metode yang digunakan dalam menentukan strategi adalah metode SWOT, sedangkan kelayakan finansial, umumnya diukur dengan parameter kelayakan seperti NPV, IRR, PBP dan BEP. Hasil analisis kelayakan terhadap usaha-usaha dalam bidang agribisnis umumnya layak dilaksanakan, dengan syarat suatu kondisi tertentu, sebagaimana dihasilkan dari Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging dengan Pola Kemitraan Subkhie, et al., 2012 yang mensyaratkan layak jika nilai FCR 1,5. Berbeda dengan beberapa penelitian lain, Strategi Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Sektor Wisata Bahari Friliyantin., et. al 2011 ditentukan melalui metode AHP. Penelitian ini menghasilkan jenis usaha mikro pendukung, urutan skenario pengelolaan dan strategi pengembangan wisata bahari. Dalam penelitian yang dilakukan saat ini, peneliti mengombinasikan metode penentuan strategi melalui metode SWOT dan metode AHP. Jurnal dengan tema pengelolaan pembibitan sagu, yang dilakukan berdasarkan percobaan di wilayah Riau, menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit sagu di persemaian dipengaruhi oleh perlakuan sebelum persemaian, umur bibit, lama penyimpanan, curah hujan, sistem persemaian, bobot bibit dan jenis tanaman induk yang digunakan. Pinem, 2008 menyebutkan bahwa berdasarkan hasil percobaan dengan parameter pertumbuhan tunas, jumlah daun, luas daun, dan persentasi hidup, bibit dengan perlakuan persemaian kanal dengan bobot 4 kg menghasilkan pertumbuhan yang paling baik. Sedangkan Wibisono 2011, menyebutkan bahwa berdasarkan hasil percobaan dengan parameter pertumbuhan panjang petiol, jumlah daun, jumlah anak daun, dan persentasi kematian, bibit dengan perlakuan teknik persemaian rakit dari tanaman induk yang tidak berduri menghasilkan pertumbuhan yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Kajian mengenai pembibitan sagu dari aspek finansial diharapkan dapat melengkapi berbagai penelitian terdahulu terkait budidaya tanaman sagu. Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil 1 Subkhie, et al. 2012 Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor a. Mengidentifikasi sistem manajemen usaha peternakan ayam pedaging melalui pola kemitraan dengan PT Charoen Pokhpand Indonesia b. Menganalisis kelayakan usaha dilihat dari aspek teknis, aspek finansial dan aspek sensitivitasnya terhadap perubahan feed convertion ratio FCR c. Menyusun strategi pola kemitraan a. Analisis teknis b. Analisis keuangan c. Analisis SWOT a. Analisis kelayakan finansial usaha peternakan ayam dengan pola kemitraan, dengan suku bunga 16, dapat dikatakan layak dan dikembangkan, jika mencapai nilai FCR 1,5. b. Strategi hasil analisis SWOT adalah meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan keuntungan, meningkatkan efisiensi penggunaan sapronak, bersikap proaktif untuk menanggulangi permasalahan teknis, meningkatkan pengetahuan tentang penanganan penyakit, mengoptimalkan pemanfaatan sapronak, meningkatkan manajemen pemeliharaan sesuai standar dan meningkatkan pengetahuan peternak mengenai manajemen pemeliharaan ayam yang 23 No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil baik. 2 Panjaitan J., et al 2012 Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Tepung Gandum di Gapoktan Gandum, Kabupaten Bandung a. Mengidentifikasi faktor-faktor strategik yang mempengaruhi usaha agroindustri tepung gandum b. Menganalisis kelayakan usaha agroindustri tepung gandum c. Menyusun strategi yang tepat dalam rangka pengembangan usaha agroindustri tepung gandum a. Analisis Deskriptif b. Analisis kelayakan usaha c. Analisis SWOT a. Faktor kekuatan paling penting adalah mutu tepung gandum yang lebih baik, sedangkan faktor kelemahan utama adalah bahan baku musiman. Faktor peluang paling penting adalah pasar yang potensial, sedangkan ancaman utama adalah perubahan cuaca dan iklim b. Berdasarkan analisa finansial, usaha layak dijalankan c. Alternatif strategik pada produksi yaitu melakukan perbaikan sarana, peningkatan produksi, produktivitas dan pemanfaatan unit agroindustri untuk komoditas lain. Dalam SDM, yaitu aktif menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait. Dalam pemasaran, yaitu membangun kemitraan 24 Lanjutan Tabel 1. No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil dengan IKM. Dalam pengembangan, yaitu pengembangan produk olahan gandum dalam menghadapi fluktuasi harga. 3 Nainggolan, et. al 2011 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Silo Jagung di Gapoktan Rido Manah Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung a. Mengkaji kelayakan usaha pengembangan silo jagung di Gapoktan Rido Manah b. Mengidentifikasi gaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha Silo Jagung di Gapoktan Rido Manah c. Menentukan alternatif strategi pengembangan usaha a. Analisis kelayakan usaha b. Analisis SWOT a. Pengembangan usaha dengan meningkatkan kelembagaan petani b. Diharapkan peningkatan peran pemerintah dalam pengembangan agribisnis jagung c. Alternatif pengeringan biji- bijian untuk meningkatkan produktivitas Silo Jagung d. Perlu dilakukan kajian lain sebagai pembanding, misalnya Silo yang dikelola oleh swasta 4 Andiyani, et. al 2011 Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kelompok Pembudidaya Ikan Melalui Program Replika Skim Modal a. Mengidentifikasi pelaksanaan usaha KTIMJ sebagai penerima program SMK dari DKP b. Mengidentifikasi pelaksanaan program SMK terhadap a. Metode deskriptif b. Metode analisis kelayakan usaha c. Metode analisis SWOT a. KPIMJ sebagai penerima program SMK telah melaksanakan program dengan baik b. Mengimplementasikan strategi dengan cara membenahi pengelolaan usaha dan mengembangkan 25 Lanjutan Tabel 1. No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil Kerja di Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya Lido, Bogor keberhasilan KTIMJ c. Menganalisis kelayakan usaha d. Menyusun strategi pengembangan usaha yang tepat bagi pembudidaya ikan kepengurusan saat ini c. Titik impas adalah 423 kg ikan per periode panen atau Rp. 3.172 d. Alternatif strategi yaitu melakukan implementasi pada aspek manajerial skil 5 Friliyantin., et. al 2011 Strategi Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Sektor Wisata Bahari di Pulau Kecil Studi Kasus Pulau Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara a. Mengidentifikasi usaha mikro dan kecil sektor wisata bahari di pulau kecil b. Menganalisis mekanisme pengelolaan usaha mikro dan kecil c. Menyusun strategi pengembangan usaha mikro dan kecil a. Analisis AHP a. Jenis usaha mikro, kecil dan menengah pendukung wisata bahari dikategorikan atas usaha mikro primer, usaha mikro sekunder dan usaha mikro tersier b. Urutan skenario pengelolaan wisata bahari adalah sebagai berikut: skenario optimis, skenario semi optimis, skenario pesimis, skenario semi pesimis c. Strategi pengembangan didasarkan urutan sebagai berikut: faktor utama adalah sapras, aktor yang paling berperan adalah masyarakat, tujuan utama yang ingin dicapai adalah pemberdayaan masyarakat 26 Lanjutan Tabel 1. No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil pulau kecil sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, dan alternatif strategi pada urutan pertama adalah pemanfaatan pulau kecil sebagai objek usaha kecil sektor wisata bahari 6 Wibisono, 2011 Pengelolaan sagu Metroxylon sagu rottb. di PT National Sago Prima, Selat Panjang, Riau, dengan Studi Kasus Pengaruh Teknik Persemaian dan Jenis Tanaman Induk Terhadap Pertumbuhan Bibit Sagu a. Mempelajari teknik budidaya sagu b. Meningkatkan pengetahuan serta wawasan mengenai pengelolaan perkebunan secara teknis maupun manajerial a. Metode langsung b. Metode tidak langsung a. PT. National Sago Prima menerapkan teknik persemaian bibit secara terapung pada kanal saluran air berukuran lebar 3 m dengan kedalaman 2 m. b. Pertumbuhan bibit sagu di persemaian dipengaruhi oleh perlakuan sebelum persemaian, lama penyimpanan bibit, teknik persemaian yang digunakan dan jenis tanaman induk. c. Berdasarkan hasil percobaan dengan parameter pertumbuhan panjang petiol, jumlah daun, jumlah anak daun, dan persentasi kematian, 27 Lanjutan Tabel 1. No Peneliti Judul Tujuan Metode Analisis Hasil bibit dengan perlakuan teknik persemaian rakit dari tanaman induk yang tidak berduri menghasilkan pertumbuhan yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. 7 Pinem, 2008 Pengelolaan Perkebunan Sagu Metroxylon spp. Di PT. National timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selatpanjang, Riau, dengan Studi Kasus Persemaian Menggunakan Berbagai Media dan Bobot Bibit a. Meningkatkan pengetahuan dan ke- trampilan serta kemampuan teknis dan menejerial budidaya sagu. a. Metode langsung b. Metode tidak langsung a. Pertumbuhan bibit sagu di persemaian dipengaruhi oleh perlakuan sebelum persemaian, umur bibit, lama penyimpanan, curah hujan, sistem persemaian dan bobot bibit. b. Terdapat berbagai cara per- semaian yaitu persemaian kanal, lumpur dan polibeg. c. Berdasarkan hasil percobaan dengan parameter pertumbuhan tunas, jumlah daun, luas daun, dan persentasi hidup, bibit dengan perlakuan persemaian kanal dengan bobot 4 kg menghasilkan pertumbuhan yang paling baik. 28 Lanjutan Tabel 1.

III. METODE KAJIAN

A. Kerangka Pemikiran Kajian

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rumusan strategi pengembangan usaha pembibitan sagu bagi PT Y yang melaksanakan kegiatan pembibitan sagu di lokasi kebun sagu milik PT X, sebagaimana disajikan dalam perumusan masalah di atas. Penelitian ini dilakukan melalui penghitungan kelayakan usaha dan menentukan strategi pengembangan usaha pembibitan sagu. Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk melihat kelayakan usaha pembibitan sagu melalui indikator-indikator kelayakan usaha, yaitu: NPV, PBP, IRR, PI dan BEP. Sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Analisis terhadap pengembangan usaha pembibitan sagu dilakukan dengan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan Rangkuti dalam Naingolan et al. 2011. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT diawali dengan menentukan dan mengolah matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Kemudian analisis dilanjutkan dengan memetakan skor total hasil pengolahan matriks IFE dan EFE di dalam Matriks Internal Eksternal. Selanjutnya menyusun alternatif- alternatif strategi melalui analisis SWOT. Kemudian untuk menentukan prioritas strategi yang akan dilaksanakan, maka digunakan analisis berdasarkan AHP Analytical Hierarchy Processmenggunakan software Expert Choice. Langkah- langkah penelitian untuk pengembangan usaha pembibitan sagu ini disajikan dalam Gambar 3 berikut.