pembentukan formasi batang akan menjadi lebih lama sehingga waktu panen menjadi tertunda.
Tanaman sagu yang masih muda akan cenderung lebih tertekan dengan keberadaan gulma daripada tanaman sagu yang sudah membentuk batang.
Kompetisi antara gulma dan tanaman sagu dapat dikurangi dalam budidaya pertanian dengan melakukan pengendalian gulma. Pengendalian gulma dapat
dilakukan secara mekanis tebas dan secara kimia.
4. Pemupukan
Sebagai upaya untuk meningkatkan potensi tanaman sagu, utamanya dalam hal produktivitas, maka pengetahuan akan tindakan budidaya harus terus
ditingkatkan pula. Tindakan budidaya tersebut meliputi pengadaan bahan tanaman, persiapan tanam dan penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian
hama dan penyakit, panen dan pengelolaan pascapanen Haryanto dan Pangloli, 1992. Pemupukan merupakan tindakan budidaya yang penting sebagai upaya
menyediakan unsur hara tanaman untuk meningkatkan produktivitas tanaman sagu.
Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah
dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman. Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan,
perkembangan dan produktivitas.
5. Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan dilakukan sebagai upaya untuk memaksimalkan produksi tanaman sagu dan pembuangan anakan yang tidak diperlukan. Menurut
Bintoro et al., 2008 beberapa alasan yang melandasi kegiatan penjarangan anakan antara lain untuk menjaga kesehatan dan vigor pertumbuhan bagi tanaman
baru, memelihara ukuran tanaman, membentuk tanaman, dan mengoptimalkan hasil metabolisme bagi pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Persaingan
tersebut dapat menyebabkan kandungan pati dalam batang sagu berkurang dan menghambat pertumbuhan pohon induk.
Pada tanaman sagu yang tidak dilakukan pengaturan pertumbuhan, jumlah anakan di setiap rumpunnya dapat mencapai lebih dari sepuluh anakan. Kondisi
tersebut seakan merupakan kondisi yang kurang optimal bagi pertumbuhan tanaman induk. Kondisi tersebut dapat menimbulkan persaingan dalam
mendapatkan makanan, unsur hara dan radiasi sinar matahari.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerusakan tanaman sagu yang diakibatkan oleh hama atau penyakit tidak terlalu banyak ditemukan. Serangan hama yang banyak dijumpai di perkebunan
sagu berupa kumbang Oryctes. rhinoceros L., Rynchoporus. ferrugineus Oliver., dan Sexava spp. Sexava spp. tidak terlalu berbahaya karena intensitas serangn
kecil. Hama tersebut menyerang bagian daun, bunga, dan buah muda. Kumbang R. ferrugineus Oliver. masuk ke bagian tanaman sagu yang
mati, kemudian bertelur. Telur tersebut menetas dan menjadi larva gendon. Larva tersebut hidup selama 3-4 bulan sebelum menjadi kepompong. Serangan
dari larva tersebut sangat berbaya karena dapat berakibat kematian pada tanaman sagu Bintoro et al., 2008.
7. Pengaturan Air
Sumberdaya air memiliki peran strategis dalam pengusahaan perkebunan sagu. Pertumbuhan tanaman sagu yang optimal dapat terjadi, jika ketersediaan air
tercukupi, selain daripada kebutuhan tanaman sagu terhadap nutrisi tanah. Air di perkebunan sagu yang berada di lahan gambut banyak terdapat di
daerah sekitar kubah gambut. Kubah gambut merupakan daerah yang mengandung gambut lebih tebal dibandingkan dengan daerah-daerah yang ada di
sekelilingnya. Berkaitan dengan sifat tanah gambut yang mampu menyerap air 13 kali bobotnya, maka sudah dapat dipastikan daerah kubah gambut dengan
ketebalannya mampu menyimpan banyak cadangan air bagi daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, daerah kubah gambut harus dikonversi dan tidak dijadikan lahan
penanaman karena fungsinya sebagai penyedia air daerah sekitarnya. Perkebunan sagu di lahan gambut identik dengan adanya saluran-saluran
air berupa kanal. Kanal di sini berfungsi sebagai jalur transportasi air dan
pengaturan air kebun. Kebutuhan air di perkebunan sagu dipenuhi dari air kanal. Jika tinggi permukaan air lebih dari 30-50 cm dari permukaan tanah, maka dapat
dipastikan tanaman sagu akan kekurangan air yang ditandai dengan gejala awal yaitu daun tanaman sagu mulai berwarna kekuningan. Tinggi optimum air di
kanal untuk pertumbuhan dan perkembangan sagu yang baik adalah sekitar 30-50 cm. Pengaturan air di perkebunan sagu menjadi penting untuk menjaga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sagu agar tetap baik Bintoro et al., 2008.
8. Taksasi Produksi