48
Kecenderungan yang sama terlihat pada keinginan konsumsi produk. Pada Ga mbar 26 jelas terlihat bahwa jumlah siswa yang ingin mengkonsumsi produk lebih banyak pada sekolah
menengah ke bawah. Uji chi-square juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan ke inginan konsumsi produk.
4. Analisis Kimia
Analisis kimia dila kukan untuk mengetahui ko mposisi kimia produk, seperti kadar a ir, kadar abu, kadar le mak, kadar protein, kadar ka rbohidrat, dan kadar serat kasar. Kandungan
kimia produk telah dirangku m pada Tabel 16.
Tabel 16. Ko mposisi kimia produk
Ko mponen Jumlah
bb bk
Air 2.59
2.66 Abu
2.47 2.54
Le ma k 3.79
3.89 Protein
7.30 7.50
Karbohidrat by difference
77.33 79.42
Serat kasar 9.07
9.32
a. Kadar Air
Kadar air produk akhir adalah 2.59 basis basah dan 2.66 basis kering. Basis basah merupakan perbandingan kandungan komponen yang diukur dengan berat sampel
untuk analisis dengan kandungan air. Basis basah merupakan perbandingan berat kandungan komponen yang diukur dengan berat sampel untuk analisis diku rangi
kandungan airnya Singh dan Held man 2009. Kadar a ir produk dibawah 3 yang sesuai dengan SNI 01-4270-1996 tentang susu
sereal. Kadar air ini tercapai setelah pengeringan dengan oven selama 15 men it. Kadar air yang rendah dapat menjaga produk tetap renyah saat disajikan dan me mperpanjang umu r
simpannya Winarno 1984.
b. Kadar Abu
Abu merupakan residu minera l yang tersisa setelah proses pembakaran dala m suhu tinggi Winarno 1984. Umu mnya mineral yang terkandung di dala m abu berada dala m
bentuk metal oksida, senyawa sulfat, fosfat, nitrat, klorida, dan senyawa anorganik la innya Mille r 1996.
Kadar abu hasil analisis adalah 2.47 bb dan 2.54 bk. Guy 2001 mengatakan bahwa kandungan minera l pada ekstudat, khususnya besi, dapat meningkat akibat kontak
intens dengan permukaan loga m pada laras atau ulir e kstruder, seiring dengan peningkatan suhu. Ca mire dan Dougherty 1998 menje laskan bahwa kandungan dan bioavailabilitas
minera l tertahan dengan baik sela ma ekstrusi. Bioavailabilitas minera l juga dapat ditingkatkan apabila fitat pengikat minera l dih ilangkan.
49
c. Kadar Le mak
Le ma k me rupakan sumber energi kedua setelah karbohidrat. Para ahli gizi me reko mendasikan agar 20-25 kebutuhan kalori dipenuhi dari le ma k Muchtadi et al.
1992. Le ma k me miliki kara kteristik mudah teroksidasi apabila terpapar oleh oksigen. Proses oksidasi ini menyebabkan kerusakan produk berupa penyimpangan flavor. Kadar
le ma k produk adalah 3.79 bb dan 3.89 b k. Kadar le ma k produk cukup rendah, dan dengan disertai rendahnya kadar air, ma ka kerusakan produk dapat ditekan semin ima l
mungkin sehingga umur simpan produk men jadi lebih la ma . Dari segi nutrisi, kadar le ma k produk termasuk rendah. Namun sesuai saran
penyajian, produk disajikan dengan susu yang memiliki kandungan lemak cukup tinggi. Penyajian dengan susu ini akan me mbantu me menuhi kebutuhan lema k.
d. Kadar Protein