25
didinginkan dala m desikator, ke mud ian ditimbang. Se ju mlah sa mpel kurang lebih 5 g dimasukkan ke dala m cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta sampel
dimasukkan ke da la m oven bersuhu 100
o
C, didingin kan dala m desikator, dan ditimbang. Pengeringan dila kukan sampa i dipero leh bobot konstan.
Kadar a ir BB =
W −W1−W2
W
x 100 Keterangan:
W = bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan ke ring kosong g
W2 = bobot cawan kosong g
b. Kadar Abu AOAC 1999
Prinsip analisis kadar abu yang digunakan, yaitu destruksi ko mponen organik sampel dengan suhu tinggi di dala m suatu tanur pengabuan tanpa terjadi nyala api, sampa i
terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat tetap tercapai. Oksigen yang terdapat di dala m udara bert indak sebagai oksidator. Residu yang didapatkan merupakan total abu dari
suatu sampel. Persiapan yang dilakukan, yaitu cawan porselin dikeringkan dala m tanur bersuhu
400-600
o
C, ke mudian didingin kan dala m desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 gra m sampel dit imbang dan dimasukkan ke dala m cawan porselin. Se lanjutnya sampel
dipija rkan di atas nyala api dari pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, ke mudian dila kukan pengabuan di dala m tanur listrik pada suhu 400-600
o
C sela ma 4-6 ja m atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sa mpel ke mud ian didingin kan dala m desikator,
selanjutnya ditimbang. Kadar abu BB =
W1 −W2
W
x 100 Keterangan:
W = bobot contoh sebelum dikeringkan g W1 = bobot contoh + cawan ke ring kosong g
W2 = bobot cawan kosong g
c. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC 1999
Analisis kadar le mak dengan metode soxhlet merupakan analisis kadar le ma k secara langsung dengan cara mengekstrak le mak dari bahan menggunakan pelarut organik non
polar. Ekstraksi d ila kukan dengan cara refluks pada suhu yang sesuai dengan titik did ih pelarut yang digunakan. Sela ma proses refluks, pelarut secara berkala akan merenda m
sampel dan mengekstrak le mak yang ada pada sampel. Re flu ks dihentikan sampai pe larut yang digunakan untuk merenda m sampel sudah berwarna jern ih tidak ada lagi le ma k yang
terlarut. Ju mlah le mak pada sampel dapat diketahui dengan menimbang lema k setelah pelarutnya diuapkan. Ju mlah le ma k per berat bahan yang diperoleh menunjukkan kadar
le ma k kasar crude fat, a rtinya ko mponen yang terekstraksi oleh pe larut organik bukan hanya lema k, tetapi ko mponen la in yang larut dala m pela rut organik, seperti vita min larut
le ma k A, D, E, dan K serta karotenoid. Persiapan analisis kadar le ma k yang dilakukan, yaitu labu le ma k terlebih dahulu
dikeringkan dala m oven bersuhu 100-110
o
C, didinginkan dala m desikator, dan ditimbang. Sa mpel dala m bentuk bubuk ditimbang sebanyak 5 gram, dibungkus dengan kertas saring
dan dimasukkan ke da la m a lat ekstraksi so xhlet yang telah berisi pelarut diet il eter atau heksana. Refluks dilaku kan min ima l sela ma 5 ja m dan pelaru t yang ada di dalam labu
le ma k didistilasi. Se lanjutnya, labu lemak yang berisi le mak hasil ekstraksi dipanaskan
26
dala m oven pada suhu 100
o
C hingga beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang.
Kadar le ma k BB =
W1 −W2
W
x 100 Keterangan:
W = bobot contoh g W1 = bobot labu le mak + le mak hasil e kstraksi g
W2 = bobot labu le mak kosong g
d. Kadar Protein Metode Kjel dahl AOAC 1999
Penentuan kadar protein dengan metode Kjeldahl didasarkan pada pengukuran kadar nitrogen total yang ada di dala m sa mpel dan metode ini dapat digunakan untuk analisis
protein semua jenis bahan pangan. Kandungan protein dihitung dengan mengasumsikan rasio tertentu antara protein terhadap nitrogen untuk sampel yang dianalisis. Metode ini
didasarkan pada asumsi bahwa kandungan nitrogen di dala m protein adalah sekitar 16. Angka faktor konversi 10016 atau 6.25 digunakan untuk mengonversi dari kadar nit rogen
ke dala m kadar protein. Seju mlah kecil sa mpel sekitar 0.1-0.25 g ra m kira-kira me mbutuhkan 3-10 ml HCl
0.01 N atau 0.02 N ditimbang dan dileta kkan ke dala m labu Kje ldahl 30 ml, ke mudian ditambahkan 1.0 g K
2
SO
4
, 40 mg Hg O, dan 2 ml H
2
SO
4
. Jika bobot sampel lebih dari 15 mg, dita mbahkan 0.1 ml H
2
SO
4
untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Sa mpe l dididihkan sela ma 1-1.5 ja m sa mpai ca iran menjadi je rnih.
La rutan ke mudian dimasukkan ke dala m alat destilasi, dib ilas dengan akuades, dan ditambahkan 10 ml larutan 60 NaOH-5 Na
2
S
2
O
3
. Gas NH
3
yang dihasilkan dari rea ksi dala m alat destilasi ditangkap oleh 5 ml H
2
BO
3
dala m e rlen meyer yang telah ditambahkan 3 tetes indikator ca mpuran 2 bagian methylene red 0.2 dala m a lkohol dan 1 bagian
methylene blue 0.2 dala m alkohol. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H
2
BO
3
. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandarisasi hingga terjadi perubahan warna kondensat menjadi abu -abu. Penetapan
blanko dilaku kan dengan menggunakan metode yang sama seperti penetapan sampel. Kadar protein N dih itung dengan menggunakan rumus:
N =
ml HCl sampel −ml HCl blanko x N HCl x 14.007 x 100 mg sampel
Kadar protein BB = N x faktor konversi 6.25
e. Kadar Karbohi drat by difference AOAC 1999