Uji Penerimaan Penelitian Utama

45 10 20 Ref 500 1000 1500 2000 1 2 Ref 770 710 660 960 1200 1290 300 ta p io k a n il a i p a ta h g f emulsifier Gambar 23. Pengaruh Pena mbahan Tapioka dan Emulsifie r Te rhadap Nilai Patah Pengolahan data ANOVA untuk data nilai patah menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara variabel tapioka dan e mulsifier terhadap nila i patah sampel. Meskipun demikian, dapat dilihat pada Ga mbar 23 bahwa terdapat perbedaan pengaruh penambahan emu lsifier antara sa mpel dengan 10 tapio ka dengan 20 tapioka. Pena mbahan e mulsifie r pada sampel yang dita mbahkan 20 tapio ka menu jukan peningkatan nilai patah dengan peningkatnya jumlah e mu lsifier. Sebaliknya pada sampel dengan penambahan 10 tapioka, penambahan e musifie r justru menurunkan nila i patah. Hal in i dapat terjadi a kibat pembentukan ko mple ks seperti dije laskan sebelumnya.

3. Uji Penerimaan

Dari uji rating hedonik dan uji fisik, sa mpel dengan penambahan 10 tapioka dan 1 emu lsifier dip ilih men jadi sampe l terbaik. Ka rena target konsumen adalah anak-anak usia sekolah, uji organoleptik 2 atau uji penerimaan dila kukan kepada siswa kelas 5 SD di dua sekolah. Dua sekolah dasar yang dipilih adalah SDN Babakan IV Bogor dan SDN Polisi V Bogor. Dua sekolah ini me miliki tingkat ekono mi yang berbeda, yang bertujuan untuk me lihat penerimaan produk pada tingkat ekonomi yang berbeda tersebut. Tingkat ekonomi kedua sekolah ditetapkan berdasarkan asumsi lo kasi sekolah dan tingkat popularitas dari sekolah. SDN Polisi V berada di pusat kota Bogor sementara SDN Dra maga 4 berada di kabupaten Bogor. Berdasarkan tingkat popularitasnya, SDN Polisi V lebih terkenal dibandingkan dengan SDN Dra maga 4 Kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada La mp iran 15. Pe rtanyaan tentang pengetahuan dan tingkat konsumsi siswa disertakan dalam kuesioner sehingga relevansi uji sensori dapat diketahui. Ringkasan uji penerimaan dapat dilihat pada Ga mba r 24. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dengan statistik chi-square. Informasi yang didapatkan menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa kelas 5 dari kedua sekolah telah mengetahui mengenai sereal sarapan susu. Uji statistik chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan pengetahuan tentang sereal susu. Hal ini dapat disebabkan sereal sarapan susu telah banyak beredar di masyarakat dan pemasarannya lewat media telev isi telah banyak bermunculan. 46 Secara garis besar, siswa kedua sekolah kadang-kadang mengkonsumsi sereal susu. Uji statistik chi-square menunjukkan tida k terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan konsumsi sereal susu. Nampaknya sereal susu telah cukup populer di masyarakat dan harganya telah cukup terjangkau sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat mengkonsumsinya. Hasil pengujian pengetahuan tentang sereal dan tingkat konsumsi dapat dilihat pada Ga mbar 24. Gambar 24. Pengetahuan dan tingkat konsumsi sereal sarapan dari dua sekolah Berdasarkan hasil yang diperoleh, tingkat kesukaan terhadap aroma dan kerenyahan siswa-siswa kedua sekolah serupa, yaitu sebagian besar menyatakan enak. Uji statistika dengan chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat ekonomi siswa dengan tingkat kesukaan terhadap aroma dan kerenyahan. Dari informasi in i, a ro ma dan kerenyahan yang dimiliki produk sudah cukup baik dan diterima baik o leh konsumen. Tingkat ketertarikan terhadap warna dan tingkat kesukaan terhadap rasa siswa kedua sekolah menunjukkan perbedaan. SDN Po lisi V yang me miliki tingkat e konomi rata-rata siswanya lebih tinggi cenderung memilih cukup enak, berbeda dengan SDN Dra maga IV yang banyak me milih enak. Uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan tingkat kesukaan rasa dan ketertarikan warna produk. Seca ra keseluruhan, tingkat kesukaan siswa semakin menurun dengan meningkatnya tingkat e konomi. Penerimaan terhadap atribut produk dapat dilihat pada Ga mba r 25. 20 40 60 80 100 tahu tidak tahu 100 97.5 2.5 ju m la h Pengetahuan Tentang Sereal Menengah ke bawah Menengah ke atas 20 40 60 80 tidak pernah kadang-kadang sering 79.5 20.5 77.5 22.5 ju m la h Tingkat Konsumsi Menengah ke bawah Menengah ke atas 47 Gambar 25. Penerimaan terhadap atribut produk Gambar 26. Ke inginan konsumsi produk 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 menarik cukup menarik tidak menarik 71.8 25.6 2.6 45 52.5 2.5 ju m la h Penerimaan terhadap warna Menengah ke bawah Menengah ke atas 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 enak cukup enak tidak enak 71.8 28.2 0.0 67.5 25.0 7.5 ju m la h Penerimaan terhadap aroma Menengah ke bawah Menengah ke atas 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 enak cukup enak tidak enak 66.7 30.8 2.6 27.5 67.5 5.0 ju m la h Penerimaan terhadap rasa Menengah ke bawah Menengah ke atas 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 enak cukup enak tidak enak 64.1 35.9 0.0 65.0 32.5 2.5 ju m la h Penerimaan terhadap kerenyahan Menengah ke bawah Menengah ke atas 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 enak cukup enak tidak enak 82.1 17.9 0.0 37.5 55.0 7.5 ju m la h Penerimaan terhadap keseluruhan atribut Menengah ke bawah Menengah ke atas 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 mau tidak mau 100.0 0.0 70.0 30.0 ju m la h Keinginan konsumsi Menengah ke bawah Menengah ke atas 48 Kecenderungan yang sama terlihat pada keinginan konsumsi produk. Pada Ga mbar 26 jelas terlihat bahwa jumlah siswa yang ingin mengkonsumsi produk lebih banyak pada sekolah menengah ke bawah. Uji chi-square juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat ekonomi dengan ke inginan konsumsi produk.

4. Analisis Kimia