Kalimantan Barat, maka kecamatan Paloh dikurangi wilayahnya dan desa Sungai Bening masuk wilayah kecamatan baru yaitu kecamatan Sajingan Besar yang
merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Paloh dan kecamatan Teluk Keramat.
Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 186 Tahun 2002 tentang Pembentukan Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, maka
terbentuklah desa Temajuk yang merupakan pemekaran  desa Sebubus, sehingga jumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi 7 desa. Selanjutnya
berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 327.A Tahun 2003 tentang Pembentukan Desa Semangau Kecamatan Sambas, Desa Mentibar Kecamatan
Paloh dan Desa Mensade Kecamatan Subah Kabupaten Sambas, maka terbentuklah desa Mentibar yang merupakan pemekaran desa Malek, sehingga
jumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi  8 desa sampai dengan saat ini.
3.2. Letak Geografis dan Administrasi
Secara geografis kecamatan Paloh terletak diantara  1º35
1
35” Lintang Utara serta 2º05
1
43” Lintang Utara dan 109º38
1
56” Bujur Timur serta 109º28
1
Kecamatan Paloh terdiri dari 8 desa,  22 dusun, 55 RW dan 127 RT. Desa tersebut meliputi desa Kalimantan, Matang Danau, Tanah Hitam, Malek, Nibung,
Sebubus, Temajuk, dan desa Mentibar.  Luas Kecamatan Paloh adalah 1.148,84 km² atau 17,96 persen dari luas kabupaten Sambas. Desa terluas adalah desa
Sebubus  dengan  luas  326,21  km 27”
Bujur Timur.  Kecamatan Paloh terletak di utara  kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Negeri Sarawak Malaysia bagian timur. Kecamatan
ini merupakan kawasan pesisir yang mempunyai garis pantai terpanjang di kabupaten Sambas. Kecamatan Paloh memiliki  luas wilayah 1.148,84  km²
114.884 ha atau 17,96 persen dari luas kabupaten Sambas.
2
atau  28,40  persen dari luas kecamatan Paloh, sedangkan desa terkecil adalah desa  Mentibar  dengan luas 13,00 km
2
atau 1,13 persen dari luas kecamatan Paloh. Untuk lebih jelasnya mengenai luasan masing-
masing desa yang terdapat di kecamatan Paloh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.  Luas Wilayah Desa di Kecamatan Paloh
No. Nama Desa
Luas Wilayah km
2
Persentase 1
2 3
4 5
6 7
8 Sebubus
Nibung Malek
Tanah Hitam Matang Danau
Kalimantan Temajuk
Mentibar 326,21
147,85 196,48
125,06 14,01
64,87
231,00 13,00
28,40 12,87
17,11 10,89
3,83 5,65
20,11 1,13
Jumlah
1.148,84
100
Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2009
3.3. Kondisi Fisik Wilayah 3.3.1.
Topografi
Wilayah  kecamatan Paloh berupa dataran pantai  berpasir dan aluvial sungai yang sebagian besar desanya berbatasan langsung dengan laut laut
Natuna, dengan kelerengan lahan 0- 8 datar-berombak. Kecamatan ini berada pada ketinggian 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi
berada di bagian utara  wilayah  kecamatan yang berbatasan  langsung dengan kampung Telok Melano Malaysia  dengan ketinggian 500  meter dpl sedangkan
titik terendah umumnya berada di kawasan yang berbatasan langsung dengan laut seperti pesisir desa Kalimantan, Tanah Hitam, Sebubus, dan desa Temajuk. Pola
topografi  kecamatan Paloh dibentuk oleh pola aliran  air laut yang membentuk tanjung yang menghubungkan dua laut besar yaitu laut Cina Selatan di Utara dan
laut Natuna di bagian barat  dan bentukan lahan umumnya miring ke arah sempadan pantai.
3.3.2. Hidrologi
Kondisi hidrologi kecamatan Paloh sangat dipengaruhi oleh topografi kecamatan yang sebagian besar dikategorikan datar dan keberadaan sungai Paloh
dan anak-anak sungainya.  Sungai  Paloh berada hampir persis di tengah wilayah kecamatan Paloh sehingga keberadaannya membagi kecamatan Paloh menjadi dua
bagian  utama. Daerah Aliran Sungai DAS Paloh dengan luasan area DAS 64.375 ha merupakan daerah yang menjadikan sungai Paloh sebagai aliran
utamanya. Selain letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan laut
Natuna, keberadaan sungai  ini sangat membantu sistem drainase di kecamatan Paloh yang  ditunjang dengan adanya banyak parit  saluran sekunder yang
bermuara ke sungai tersebut. Secara umum, air pasang laut di kawasan ini cukup mempengaruhi  sistem hidrologi wilayah kecamatan. Umumnya wilayah yang
terkena pasang air laut adalah daerah di sempadan pantai dan kawasan di sekitar muara sungai Paloh. Air pasang laut tinggi musim kandas biasanya terjadi setiap
akhir tahun. Namun, dalam keadaan pasang yang tidak  tinggi wilayah kecamatan Paloh  tidak tergenang sehabis hujan hal ini mengingat kelerengan  lahan yang
datar-berobak  dengan  tekstur tanah yang umumnya lempung berpasir sehingga dapat mengurangi aliran permukaan run off  dan  mempermudah terjadinya
infiltrasi.
3.3.3. Iklim Mikro
Sebagaimana pada umumnya iklim di Indonesia, iklim kecamatan Paloh juga merupakan iklim tropis yang mengalami dua pergantian musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BMKG kecamatan Paloh tahun 2011,  rata-rata  curah hujan per tahun di kecamatan Paloh adalah sebesar 2.987
mm dengan 207,4 hari hujan. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Januari.
Tabel 2. Rata-Rata Hari Hujan HH dan Curah Hujan CH di Kecamatan Paloh Tahun 2000-2010
No. Bulan
HH CH mm
Jumlah Rata-Rata
Jumlah Rata-Rata
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 Januari
Pebruari Maret
April Mei
Juni Juli
Agustus September
Oktober November
Desember 231
179 164
174 143
145 157
140 193
223 268
264 21
16,3 14,9
15,8 13
13,2 14,3
12,7 17,5
20,3 24,4
24 5.295
3.282 1.456
1.572 1.941
1.605 1.566
1.356 2.333
3.374 3.525
5.527 481,4
298,4 132,4
142,9 178,5
145,9 142,4
123,3 212,1
306,7 320,5
502,5
Jumlah 207,4
2.987
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Paloh, 2011
Sementara pada bulan Maret-Agustus curah hujan rendah  yaitu berkisar rata-rata 123,3 –  178,5 mm. Suhu tertinggi yang terjadi adalah berkisar antara
22,5 C – 29
C.
3.3.4. Struktur Geologi dan Jenis Tanah
Secara umum kondisi batuan dasar yang terdapat di kecamatan Paloh dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah regionalnya. Bentuk morfologi
wilayahnya merupakan dataran pantai. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa batuan dasar yang ada di kecamatan Paloh berasal dari material nonvulkanik.
Berdasarkan ketegori menurut soils taxonomy 2000,  jenis tanah yang tersebar di kecamatan Paloh terdiri dari jenis tanah inceptisol, entisol, ultisol  dan histosol
gambut. Tanah  inceptisol  yang merupakan bagian terluas di kecamatan Paloh
umumnya tersebar di sempadan pantai. Tanah ini memiliki tekstur halus berlempung, umumnya  tidak jenuh terhadap air dan mempunyai daya dukung
tanah  cukup tinggi.  Secara umum kawasan ini  tidak  tergenang sehabis hujan. Sedangkan tanah entisol  tersebar di  pinggiran sungai Paloh dan anak-anak
sungainya. Tanah berjenis tanah ultisol  dapat dijumpai pada daerah tinggi matang walaupun jumlahnya relatif sedikit.
Kawasan tanah gambut histosol tersebar di kawasan yang bervegetasi hutan  seperti yang terdapat di desa Kalimantan, Tanah Hitam, dan Sebubus.
Kawasan-kawasan gambut ini memiliki ketebalan gambut yang bervariasi dari 50 cm gambut dangkal hingga lebih dari 2 m gambut dalam. Jenis tanah ini sangat
jenuh terhadap air dengan pH tanah umumnya cukup tinggi yaitu pada kisaran antara 3 sampai 4 dan mempunyai daya dukung tanah yang rendah.
3.3.5. Lanskap
Kecamatan Paloh  merupakan kawasan pesisir, walaupun dari segi morfologi-topografis cenderung monoton, keberadaannya yang berhubungan
langsung dengan laut  mampu menciptakan lanskap yang cukup spesifik. Secara historis  kecamatan ini terbentuk oleh transmigrasi lokal yang kemudian
membentuk perkampungan nelayan dan pekerja kayu, sehingga dulunya sebagian
besar perkampungan di sini yang mengarah berorientasi ke laut. Akan tetapi seiring dengan perkembangan pembangunan terutama prasarana jalan darat, maka
sebagian besar arah rumah  masyarakat berangsur-angsur beralih dari menghadap ke laut menjadi ke arah jalan walaupun masih ada sebagian yang belum beralih.
Pembangunan prasarana jalan juga berimbas pada terjadinya pembangunan pemukiman cluster baru yang berada di sekitar jalan.
Wilayah daratan kecamatan Paloh umumnya penggunaan lahannya berupa hutan negara hutan sekunder  dan primer  yang sebagaiannya telah ditetapkan
pemerintah sebagai taman wisata alam. Kecamatan Paloh juga mempunyai dataran tinggi berupa gunung dan bukit. Umumnya keberadaan punggung gunung
dan bukit ini dijadikan sebagai batas wilayah baik antar negara  Indonesia- Malaysia maupun antar kecamatan di sekitat wilayah kecamatan Paloh.
Bila potensi lanskap kecamatan Paloh ingin dikembangkan secara optimal untuk  pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat, maka belum terlambat untuk melakukan penataan kawasan pesisir tersebut. Selain keindahan alamnya terjaga yang dapat dinikmati masyarakat lokal
juga dapat  dijadikan kawasan ekowisata pesisir yang  dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat setempat.
3.4. Tata Guna Lahan