Ekowisata Berbasis Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

pengaruh pasang. Parameter utama yang mempengaruhi pantai berbatu adalah pasang laut dan gelombang laut yang mengenainya.

7. Pulau-Pulau Kecil Small Island, merupakan pulau yang berukuran kecil

yang secara ekologis terpisah dengan pulau induknya. Pulau kecil ini akan memiliki karakteristik ekologi yang bersifat insular karena terisolasi dengan pulau induknya. Atraksi wisata pesisir ialah daya tarik yang paling penting dalam wisata pesisir didasarkan pada daya tarik sumber daya alam kelautan dan daya tarik sumber daya alam daratan. Selain itu, adat istiadat dan budaya masyarakat pesisir juga dapat merupakan bagian dari objek dan daya tarik wisata pesisir Nurisjah et al. 2003.

2.4. Ekowisata Berbasis Masyarakat

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Selain itu masyarakat lokal biasanya juga mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumber daya periwisata yang tidak dimiliki oleh pelaku pariwisata lainnya Damanik dan Weber, 2006. Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2009 bahwa adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah. Untuk itu, pelibatan para pihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-masing. Beberapa aspek kunci dalam ekowisata berbasis masyarakat adalah: 1. Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan ekowisata di daerahnya, dengan dukungan dari pemerintah dan organisasi masyarakat nilai partisipasi masyarakat dan edukasi 2. Prinsip local ownership pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana dan prasarana ekowisata, kawasan ekowisata, dan lain-lain nilai partisipasi masyarakat 3. Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi di lokasi wisata nilai ekonomi dan edukasi 4. Pemandu adalah orang setempat nilai partisipasi masyarakat 5. Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan objek wisata menjadi tanggung jawab masyarakat setempat, termasuk penentuan biaya fee untuk wisatawan nilai ekonomi dan wisata. Menurut Warta KEHATI 1998, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata berbasiskan masyarakat diantaranya adalah : 1. Partisipasi; selayaknya ekowisata melibatkan seluruh masyarakat yang tinggal di kawasan wisata. Namun, seringkali partisipasi masyarakat terhambat oleh masalah afiliasi politik, kepemilikan tanah, gender dan terkadang pendidikan; 2. Gender; kesetaraan pria-wanita sebaiknya diutamakan oleh pengelola proyek- proyek ekowisata yang berbasiskan masyarakat, meski pada kenyataannya sulit dicapai sepenuhnya; 3. Transparansi; adanya usaha ekowisata di suatu daerah mutlak menerapkan transparansi khususnya di bidang keuangan, mengingat hal itu dapat memicu perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat dan menciptakan kecemburuan serta kesenjangan sosial; 4. Pengambilan keputusan; walaupun untuk kebaikan seluruh masyarakat, tidak seluruh anggota masyarakat bisa berperan aktif secara terus menerus sebagai panitia pengelola dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekowisata; 5. Proses perencanaan; membangun sebuah ekowisata di sebuah kawasan tak bisa lepas dari pentingnya memperhitungkan masalah partisipasi dan distribusi keuntungan. Karena itu, sejak masa perencanaan, para pengelola sudah menentukan siapa “masyarakat” yang dimaksud, siapa yang berpartisipasi, siapa yang akan mengambil keputusan, bagaimana keuntungan akan diperoleh, seberapa besar investasi uang yang diperlukan, dan dari mana dana akan diperoleh. 6. Promosi; hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya pengelola dalam mempromosikan ekowisata yang dikelola kepada masyarakat luas. Diselenggarakannya kegiatan-kegiatan yang terkait dengan budaya setempat sekaligus dapat menjadi suatu momentum untuk pemberitaan keunikan alam suatu wilayah ekowisata. Pengelolaan kawasan pesisir berbasis masyarakat hendaknya menjadi satu kesatuan perencanaan pembangunan daerah yang sejalan dengan konsep pengelolaan secara terpadu integrated dimana semua stakeholder di kawasan pesisir, tidak hanya berpartisipasi dalam pengelolaan kawasan pesisir, namun juga turut aktif bernegosiasi dalam perumusan kebijakan dan konsep pengelolaan kawasan tersebut, sesuai dengan kondisi lokal di masing-masing kawasan Dahuri et al., 2008.

2.5. Perencanaan Pariwisata