Dari Tabel 29 di atas dapat diketahui bahwa daya tampung wisatawan untuk wisata bahari di kawasan objek wisata memiliki jumlah yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan daya tampung untuk wisata pantai. Hal ini disebabkan oleh faktor pembatas area pemanfaatan kegiatan wisata bahari di lokasi penelitian yang
lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan wisata pantai.
5.2.4. Pemetaan Partisipatif
Partisipasi masyarakat desa dalam usaha pengembangan ekowisata di suatu wilayah adalah keterlibatan dari masyarakat desa baik secara emosional, mental
maupun fisik dalam proses pengembangan pariwisata yang mendorong mereka menyumbangkan kemampuan sekaligus merasa ikut bertanggung jawab atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan menjadi keinginan bersama yakni meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa.
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata dikuatirkan
hanya dapat menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Penempatan masyarakat sebagai subjek dalam pengelolaan pariwisata mutlak diperlukan
sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi kegiatan pariwisata.
Terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan perencanaan kawasan ekowisata berbasis masyarakat.
Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga.
Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan perencanaan ekowisata. Masyarakat lokallah
yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Bahkan pula mereka akan mempunyai pengetahuan lokal untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya tersebut. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat diperlukan upaya berupa
pemberdayaan. Masyarakat haruslah dilibatkan dalam setiap kegiatan ekowisata, hal itu dilakukan untuk menjadikan sektor ekowisata berkembang sesuai harapan
bersama yaitu melakukan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Metode pemetaan partisipatif dalam penelitian ini merupakan salah satu model pemberdayaan masyarakat secara spasial. Dengan metode
pemberdayaan ini diharapkan partisipasi masyarakat dapat mewujudkan pengembangan ekowisata di lokasi penelitian. Dengan keterlibatan masyarakat
secara langsung dalam memetakan kawasan ekowisata maka akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan sektor ini.
Aktivitas wisata di lokasi penelitian diarahkan pada aktivitas yang bersifat mengajak pengunjung terlibat langsung dalam berbagai atraksi wisata agar
memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan sehingga pengunjung memiliki keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan di kecamatan Paloh.
Aktivitas wisata pesisir sangat dipengaruhi oleh ruang wisata serta objek dan atraksi wisata yang ada di dalamnya. Aktivitas kehidupan masyarakat ialah
aktivitas yang terkait keseharian dan budaya masyarakat. Aktivitas masyarakat dipengaruhi oleh mata pencaharian dan budaya masyarakat. Aktivitas terkait
perlindungan sumber daya alam dan lingkungan mengarah pada pencegahan bahaya dan pelestarian kawasan pesisir agar berkelanjutan.
Metode pemetaan partisipatif yang dilakukan memberikan gambaran bahwa masyarakat di lokasi penelitian mempunyai harapan yang sama terhadap usaha
pengembangan kawasan ekowisata. Masyarakat yang tergabung dalam kelompok pemetaan partisipatif melakukan interpretasi peta yang di dalamnya memuat
objekatraksi ekowisata, aktivitas, fasilitas, dan jalur sirkulasi yang menghubungkan antar desa dan objekatraksi wisata.
Fasilitas yang direncanakan untuk dikembangkan di lokasi penelitian berdasarkan pada peluang aktivitas wisata dengan memanfaatkan gaya arsitektur
lokal. Fasilitas wisata pesisir yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung dan masyarakat agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan nyaman,
namun aktivitas keseharian masyarakat juga dapat tetap berjalan dengan baik. Secara umum hasil pemetaan partisipatif yang dilakukan masyarakat di lokasi
penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta Hasil Pemetaan Partisipatif
Berdasarkan gambaran pemetaan partisipatif di atas, sesuai dengan pembagian zona ekowisata pesisir kecamatan Paloh yang telah dilakukan, maka
dapat digambarkan bahwa pada zona I merupakan zona yang terfokus pada peruntukan pelayanan pengunjung dimana pada zona ini menyediakan fasilitas
penunjang wisata seperti pusat informasi wisata, hotelpenginapan, rumah makanrestoran, pusat cenderamata, dan dermaga. Zona I ini merupakan kawasan
pemukiman yang cukup padat penduduk dengan pola pemukiman yang berorientasi pada jalan utama. Kawasan ini juga dijadikan sebagai pusat kawasan
wisata budaya, sehingga dapat dikembangkan semaksimal mungkin dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan fisik dan lingkungan sosial, tanpa
mempengaruhi kelangsungan ekosistem kecamatan Paloh secara menyeluruh. Berbeda dengan zona I, zona II dan III merupakan kawasan yang tidak
padat penduduk dengan penggunaan lahan yang didominasi oleh hutan pantai. Zona II merupakan kawasan wisata konservasi hutan mangrove dan habitat penyu
sehingga masyarakat berharap agar aktivitas wisata pada kawasan ini mengedepankan keberlanjutan lingkungan. Sedangkan zona III diperuntukkan
sebagai kawasan ekowisata yang bersifat intensif. Berbagai aktivitas yang direkomendasikan kelompok pemetaan partisipatif pada kawasan ini diantaranya
memancing, berenang, pengamatan alam, dan berkemah. Jalur sirkulasi ekowisata diplot oleh kelompok berada pada tepian pantai, hal ini untuk mempermudah
aksessibilitas menuju objek wisata sekitar. Untuk zona IV yang berada wilayah desa Temajuk merupakan kawasan
yang diperuntukkan sebagai kawasan yang juga bersifat intensif, akitivitas wisata disini meliputi bersampan dan berenang dengan didukung oleh fasilitas homestay
dan menara pandang.
5.3. Keterlibatan Masyarakat dan Stakeholder Lain dalam Ekowisata