Sistem Informasi Geografi SIG

4. Political Sustainability: link birokrasi pemerintah dan masyarakat. Para pemimpin formal dan informal untuk suatu sektor tertentu dalam masyarakat lokal.

2.6. Sistem Informasi Geografi SIG

SIG merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi Prahasta, 2005. Dengan melihat kata-kata penyusun nama SIG, maka Prahasta 2005 menjabarkan nama SIG sebagai berikut : 1. Sistem Istilah ini digunakan untuk mewakili pendekatan sistem yang digunakan dalam SIG, dengan lingkungan yang kompleks dan komponen yang terpisah-pisah, sistem digunakan untuk mempermudah pemahaman dan penanganan yang terintegrasi. Teknologi komputer sangat dibutuhkan untuk pendekatan ini jadi hampir semua sistem informasinya berdasarkan pada komputer. 2. Informasi Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data. Dalam SIG, informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik mouse pada objek. 3. Geografis Istilah ini digunakan karena SIG dibangun secara berdasarkan pada geografi atau spasial. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensional. Saat ini, teknologi komputer telah mampu membantu proses pemetaan melalui pengembangan dari automated cartography pembuatan peta dan Computer Aided Design CAD. Sistem Informasi Geografis SIG merupakan perkembangan terbaru dalam teknologi gap analysis yang menggunakan komputer untuk menggabungkan data yang melimpah mengenai lingkungan alami dengan informasi mengenai distribusi spesies. Pada dasarnya pendekatan SIG meliputi penyimpanan, penampilan, dan manipulasi tipe data pemetaan yang sifatnya beragam, seperti tipe-tipe vegetasi, iklim, tanah, topografi, geologi, hidrologi, dan distribusi spesies. Pendekatan ini dapat menunjukkan korelasi antara elemen-elemen biotik dan abiotik dalam lanskap, serta dapat membantu perencanaan kawasan yang mencakup fungsi perlindungan dan keanekaragaman hayati. Foto-foto udara dan citra satelit merupakan data tambahan bagi SIG Primack et al., 1998. Aronoff 1991 mengutarakan bahwa definisi SIG adalah sisitem informasi berbasis kemputer yang digunakan untuk memasukkan dan memanipulasi informasi geografis. Menurut Maiczewski 1999 definisi SIG berfokus pada dua aspek sistem yaitu teknologi dan pemecahan masalah. Empat komponen dasar SIG: 1 masukan data data input, komponen pengubah data yang ada existing menjadi data yang dapat digunakan oleh SIG, kegiatan ini biasanya membutuhkan waktu dan ketepatan; 2 manajemen data data management; 3 manipulasi dan analisis manipulation and analysis; dan 4 keluaran output, bentuk hasil dari SIG sangat beragam kualitas, kecepatan, dan kemudahannya, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Sistem informasi geografis adalah alat yang mampu menangani data spasial, pada SIG data berformat digital, dalam jumlah besar data dapat dikelola dan diubah dengan cepat dan biaya rendah per unitnya. Sistem Informasi Geografis SIG merupakan teknologi untuk penanganan data spasial. SIG terdiri dari perangkat keras dan Sedangkan menurut Tkach dan Simonovic 1997 GIS merupakan teknologi yang berkembang dengan cepat dalam hal keefisienan penyimpanan perangkat lunak komputer yang mampu menangkap, menyimpan dan memproses informasi berupa data kualitatif dan kuantitatif, menyatukan dan menginterpretasi peta Farina, 1998. data, analisis dan manajemen informasi spasial. Hampir semua proses manajemen pengambilan keputusan memerlukan analisis informasi spasial. Dengan menggunakan teknologi SIG maka banyak informasi berguna yang dapat dihasilkan dari data dasar. Ketelitian serta pengaturan kembali aliran informasi dalam pelaksanaannya dapat semakin efektif dan secara nyata memperbaiki kualitas kerja Lin, 2000. Bird, Peccol, Taylor, Brewer, dan Keech 1994 mengutarakan SIG adalah mengganti pemakaian peta-peta yang terbuat dari kertas ke file-file komputer yang dapat ditampilkan di layar komputer. Peranan SIG adalah memfasilitasi kompilasi data dan analisis bagi pekerjaan interprestasi. Pada penggunaan SIG hal penting yang harus dipahami adalah dari mana data dikumpulkan, bagaimana pendefinisian bentukan lanskap dan tipe data yang sesuai untuk dimasukkan dalam kumpulan data. Hal tersebut berkaitan dengan hasil dari proses SIG karena Inventarisasi dan pemetaan terhadap potensi sumber daya alam dapat dilakukan dengan teknologi penginderaan jauh inderajayaremote sensing dan Sistem Informasi Geografis GIS. Informasi kelautan yang dapat dikumpulkan dengan teknologi penginderaan jauh antara lain: sedimen tersuspensi dalam kolam air, topografi, batimetri, kondisi laut, warna air, identifikasi klorofil-a, suhu permukaan perairan, sumber daya perikanan, tumpahan minyak, vegetasi seperti mangrove dan padang lamun. Setelah data tersebut terkumpul, maka untuk mengelolanya memanipulasi, menganalisa, dan menyajikan menjadi informasi yang berguna bagi proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pembangunan sumber daya alam termasuk kelautan digunakan SIG. Pengembangan basis data SIG seperti yang dimaksud perlu ditunjang dengan data geografi baik fisik maupun non fisik secara terperinci Dahuri et.al, 2008. apabila ada ketidaksesuaian penggunaan data atau teknik analisis maka hasil akhir akan terlihat meyakinkan padahal hasil tersebut salah. Gunn 1994 telah menggunakan teknologi SIG dalam perencanaan wisata berkelanjutan yang dilakukannya di Upcountry South Carolina. Proses perencanaan pada kawasan tersebut meliputi empat tahapan yaitu tahap penentuan sasaran dan tujuan, riset faktor-faktor dasar, sintesis dari hasil riset, dan tahapan terakhir adalah identifikasi peluang baru pada daerah tujuan yang paling baik untuk dikembangkan. Pada tahapan riset, selain informasi juga dibuat peta tematik digital yang berdasarkan faktor-faktor dasar yang terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya budaya. Pemetaan dilakukan dengan perangkat lunak SIG Arc View. Selanjutnya peta yang telah didigitasi tersebut diberi peringkat dan bobot kemudian di-overlay untuk melihat zona yang memiliki peluang terbaik untuk dikembangkan.

2.7. Metode PRA