BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten Sambas dengan fokus lokasi penelitian pada kawasan pesisir kecamatan Paloh propinsi Kalimantan Barat
dengan luasan 53.235 hektar. Daerah penelitian ini terletak pada 1º35
1
35” Lintang Utara serta 2º05
1
43” Lintang Utara dan 109º38
1
56” Bujur Timur serta 109º28
1
Pemilihan kecamatan Paloh sebagai lokasi penelitian didasari oleh beberapa pertimbangan yaitu: 1 kecamatan Paloh merupakan salah satu kawasan
pesisir yang mempunyai daya tarik ekowisata pantai dan bahari yang disusun oleh ekosistem khas, 2 ketersediaan data yang cukup menunjang dalam pelaksanaan
penelitian, dan 3 lokasi penelitian yang relatif dekat dengan Ibu Kota kabupaten Sambas berjarak 50 km dan merupakan wilayah yang berbatasan langsung
dengan negara Malaysia. Peta lokasi penelitian disajikan dalam Gambar 3. 27”
Bujur Timur.
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Penelitian yang meliputi tahapan persiapan hingga konsep dan perencanaan serta penyerahan tesis dilakukan selama 12 dua belas bulan,
terhitung dari bulan Desember 2010 sampai dengan Desember 2011.
4.2. Alat dan Data 4.2.1.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa perangkat keras hardware antara lain laptop, GPS, kamera, dan printer. Sedangkan perangkat
lunak Software yang digunakan meliputi microsoft office Word, Exel, Power Point dan Arc View GIS 3.3. Adapun perangkat lunak dan keras yang akan
digunakan sesuai kegunaannya dalam penelitian ini tertera pada Tabel 10. Tabel 9. Perangkat Keras, Perangkat Lunak, dan Kegunaannya
Perangkat Keras Perangkat Lunak
Kegunaan
Laptop Word
Pengetikan Exel
Tabulasi data Power Point
Arc View GIS 3.3 Presentasi
Pemasukan data, pengolahan data vektor dan
pembuatan peta
GPS Tracking lokasi
Kamera Dokumentasi
Printer Percetakan
Alat Ukur Parameter Wisata
Alat-Alat Tulis Identifikasi parameter
wisata pantai dan bahari terlampir
Pencatatan dan pendeleniasian peta di
lapangan
4.2.2. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Data Penelitian No.
DataInformasi Sumber
Jenis Data
1. Peta :
a. Peta Rupa Bumi kecamatan
Paloh b.
Peta Administrasi kecamatan Paloh
c. Peta Lingkungan Laut Nasional
kecamatan Paloh d.
Peta Citra Landsat-ETM Kecamatan Paloh
e. Peta RTRWRPJP kabupaten
Sambas f.
Peta Hidrooseanografi Bappeda
Bappeda Bakosurtanal
Lab. GIS IPB Bappeda
Dinas Kelautan
Sekunder
2. Kondisi Fisik Lokasi Penelitian :
a. Sejarah
b. Letak geografis
c. Topografi
d. Hidrologi
e. Kondisi tanah
f. Iklim
g. Tata guna lahan
h. Potensi pariwisata
i. Perkembangan kegiatan
masyarakat j.
Sarana dan prasarana yang tersedia
BPS
Sekunder
3. Objek dan Atraksi Wisata :
a. keberadaan letak dari jalan
utama b.
Estetika dan keaslian c.
Transportasi dan aksessibilitas d.
Atraksi dan keunikan e.
Fasilitas pendukung f.
Ketersediaan air bersih g.
Dukungan masyarakat. Wawancara dan
Survei Lapangan
Primer
4. Stakeholders :
a. Masyarakat
b. Pemerintah
c. Pihak swasta
d.
LSM
Wawancara dan Kuisioner
Primer
4.3. Metode Penelitian 4.3.1.
Pendekatan Penelitian 1.
Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan
Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian serta membantu pengumpulan informasi-informasi
umum terdahulu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-
buku, majalah-majalah, brosur-brosur, dokumen-dokumen, yang berkaitan dengan tujuan penelitian Singarimbun, 1995. Data yang diperlukan untuk
penunjang penelitian sesuai dengan batasan dan perumusan masalah seperti pada bab I didapatkan berupa hardcopy dan softcopy melalui instansi
pemerintah daerah, internet, pustaka buku, dan lain-lain.
1. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dan responden. Kegiatan wawancara secara langsung
menggunakan panduan wawancara dengan berbagai pihak yaitu instansi terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, dunia usaha pengusaha, dan
masyarakat. Sedangkan penyebaran kuisioner kepada responden dilakukan secara purposive sampling, dalam hal ini yang menjadi responden adalah
masyarakat di lokasi penelitian. Sebaran jumlah responden berdasarkan ketersediaan objekatraksi wisata di masing-masing desa.
2. Partisipasi
Partisipasi merupakan salah satu bentuk cara mencari data utama atau informasi dalam metode penelitian kualitatif. Cara melakukan pengumpulan
data ialah melalui keterlibatan langsung peneliti dengan objek yang diteliti. Jika objek tersebut merupakan masyarakat atau kelompok individu, maka
peneliti harus berbaur dengan yang diteliti immersion sehingga peneliti data mendengar, melihat, dan merasakan pengalaman-pengalaman yang dialami
oleh objek yang sedang diteliti. Karena teknik ini menghendaki pengenalan secara mendalam, maka waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan data atau
informasi menjadi lama. Semakin lama peneliti berbaur dengan yang diteliti, maka peneliti akan dapat mempelajari pola dan perilaku objek yang diteliti
Sarwono, 2006.
3. Survei Lapangan
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati, meneliti, dan mengukur kejadian yang sedang berlangsung,
sehingga diperoleh data yang faktual dan aktual. Pengamatan lapangan dilakukan untuk menggali potensi sumber daya yang memungkinkan untuk
dikembangkan sebagai objekatraksi ekowisata. Pengamatan lapangan juga dilakukan untuk memperoleh posisi dari masing-masing objekatraksi, jalur
sirkulasi, fasilitas ekowisata sebagai hasil pengembangan dari pemetaan partipatif yang dilakukan masyarakat berupa penentuan koordinat titik yang
diperlukan dalam proses pemetaan dengan SIG.
Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif merupakan metode dalam meneliti status
suatu objek, kondisi atau peristiwa dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki Nazir, 2003. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi pustaka, wawancara, dan survei
lapangan. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara- cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat
berjalan lancar. Atas dasar konsep tersebut, maka berbagai data yang diperlukan dalam penelitian ini sesuai dengan masing-masing tujuan penelitian dan ketiga
teknik pengumpulan data di atas dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengumpulan dan Analisis Data Pada Masing-Masing Tujuan Penelitian
No Tujuan Penelitian
Data Metode
Pengumpulan Data
Metode Analisis yang
Digunakan
1 Mengidentifikasi
dan menganalisis potensi sumber
daya ekowisata Letak, estetika dan
keaslian, transportasi dan aksessibilitas, atraksi dan
keunikan, fasilitas pendukung, ketersediaan
air bersih, dan dukungan masyarakat
- Wawancara
- Studi pustaka
- Survei lapang
Modifikasi Mc Kinnon 1986
dan Gunn 1994
2 Menganalisis
kesesuaian dan daya dukung
kawasan ekowisata Kedalaman dasar
perairan, material dasar perairan, kecerahan
perairan, tipe pantai, penutupan lahan pantai,
ketersediaan air tawar, tutupan karang hidup, dan
luasan kawasan objekatraksi
- Wawancara
- Studi pustaka
- Survei lapang
Bakosurtanal 1996,
Boullion
1985
dan modifikasi WTO 1992
3 Mengidentifikasi
dan menganalisis peran serta
masyarakat Aktivitas sosial budaya
- Wawancara
- Partisipasi
- Survei lapang
Metode PRA 2006
4 Mengintegrasikan
potensi sumber daya ekowisata
untuk pengembangan
kawasan Hasil analisis data yang
telah dilakukan -
Wawancara -
Studi pustaka -
Survei lapang Analisis
perencanaan lanskap
4.3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi tiga tahapan yang meliputi: 1.
Persiapan, tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan sebelum melaksanakan riset. Hal-hal yang dilakukan dalam tahapan ini berupa
penentuan sasaran dan tujuan penelitian, serta penyiapan perangkat-perangkat penelitian.
2. Riset, tahapan ini mecakup kegiatan inventarisasi, analisis dan sintesis data.
Tahapan ini dilakukan terhadap data yang diperoleh berdasarkan studi pustaka, wawancara, dan pengamatan secara langsung di lapangan. Selain itu
juga dibuat peta tematik digital yang berdasarkan faktor-faktor dasar yang terdiri dari sumber daya ekowisata di lokasi penelitian. Pemetaan dilakukan
dengan perangkat lunak SIG Arc View GIS 3,3.
3. Perencanaan kawasan, merupakan tahapan yang dilakukan untuk membuat
konsep dan penentuan zona-zona potensial ekowisata pesisir berbasis masyarakat di kecamatan Paloh kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Ketiga tahapan penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahapan persiapan ini bertujuan untuk menentukan sasaran, tujuan, dan penyiapan perangkat-perangkat penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahapan ini meliputi : a Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara
nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kondisi fisik kawasan dan kegiatan masyarakat di lokasi penelitian.
b Memilih lokasi Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih
lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah informan tidak terlalu berpengaruh
dari pada konteks. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan oleh beberapa hal diantaranya kemudahan dalam mendapatkan data dan informasi serta besarnya
potensi yang dimiliki kawasan yang akan dijadikan lokasi penelitian. c Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif,
maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan kehadiran seseorang yang
tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
d Menjajaki dan menilai keadaan Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi
pelaksanaan penelitian, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses penjajakan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena penelitilah yang
menjadi alat utamanya maka penelitilah yang akan menentukan apakah lapangan merasa terganggu oleh kegiatan penelitian yang dilakukan sehingga banyak data
yang tidak dapat digalitersembunyikandisembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun
dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu. e Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika melakukan penjajakan dan mensosialisasikan diri di lapangan, hal penting lainnya yang perlu dilakukan yaitu menentukan patner kerja sebagai
informan yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
2. Riset
Tahapan ini mencakup tahapan inventarisasi, analisis dan sintesis data. Inventarsasi merupakan kegiatan pengumpulan dan penyediaan datainformasi
yang dibutuhkan sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Keseluruhan data, baik data primer maupun sekunder dikumpulkan untuk diedit dan ditabulasi sebelum
dilakukan pengolahan dan analisis data. Data primer yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif dan tabulatif sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini secara umum menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif terdiri dari metode identifikasi yang merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah semua informasi dan data terkumpul yang didasarkan atas fokus penelitian yang telah disebutkan di atas. Identifikasi sederhana dilakukan
berdasarkan poin-poin penting dan hal-hal yang menarik maupun kesamaan informasi maupun pandangan responden melalui wawancara dan kuisioner.
Metode inventarisasi, yaitu pengelompokan data berdasarkan hasil identifikasi yang disandingkan dalam satu kesatuan data yang didasarkan fokus studi serta
sumber informasi. Inventarisasi juga dilakukan sebagai dasar penyusunan kerangka kerja penelitian. Interpretasipenafsiran dilakukan setelah pengaitan
antar data, interpretasi juga dilakukan dengan disertai teori yang relevan. Sesuai dengan kaidah penelitian kualitatif, melalui metode analisis yang dipilih, peneliti
dapat membuat interpretasi dan dapat mempunyai kekuatan argumentasi
didasarkan data yang diperoleh di lapangan.
Zonasi adalah pendekatan yang dapat membantu menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan suatu kawasan wisata. Penentuan zona kawasan ekowisata
dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing zona kawasan tersebut.
Analisis data meliputi analisis deskriptif dan analisis spasial. Metode analisis data potensi ekowisata yang digunakan dalam penelitian ini didukung
oleh analisis potensi objekatraksi, analisis kesesuaian, analisis daya dukung kawasan, pemetaan partispatif. Analisis potensi objekatraksi mencakup analisis
terhadap aspek keberadaan, estetika dan keaslian, transportasi dan aksessibilitas, atraksi dan keunikan, fasilitas pendukung, ketersediaan air bersih dan dukungan
masyarakat. Sedangkan analisis kesesuaian kawasan ekowisata dilakukan untuk
menilai sejauh mana tingkat kesesuaian kawasan terhadap pemanfaatannya untuk ekowisata sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sementara analisis daya
dukung dilakukan untuk menilai kemampuan kawasan untuk menampung wisatawan ekowisatawan sesuai kebutuhan dalam periode waktu tertentu.
Pengumpulan data profil sumber daya ekowisata, sosial dan budaya juga melibatkan partisipasi masyarakat yang dilakukan dengan metode PRA
Participatory Rural Appraisal. Teknik yang digunakan dalam metode PRA ini adalah teknik pemetaan partisipatif. Hasil keempat model analisis potensi
ekowisata tersebut kemudian diinterpretasikan dalam peta potensi ekowisata potential condition mapping dengan menggunakan software Arc View GIS 3,3.
a. Zonasi Kawasan Ekowisata
Kriteria yang digunakan untuk menentukan zona kawasan ekowisata di lokasi penelitian adalah kriteria-kriteria yang disusun berdasarkan potensi suplai
dan permintaan Mc.Kinnon et al, 1986. Potensi suplai merupakan potensi sumber daya alam meliputi unsur fisik dan biologi yang mempunyai interaksi satu
sama lain. Sedangkan potensi permintaan meliputi kondisi sosial ekonomi masyarakat serta kondisi wisatawan yang perkembangannya sangat memerlukan
sumber daya alam suplai yang memadai dan memerlukan pengaturan pemanfaatan agar dapat menjamin kelestariannya.
Pada penelitian ini, zonasi kawasan ekowisata dibatasi hanya dengan memperhitungkan suplainya saja mengingat keterbatasan yang dimiliki karena
diperlukan penelitian yang lebih komprehensip dan memakan waktu yang cukup lama bila ingin mengembangkan kawasan ini lebih jauh. Penetapan kriteria untuk
menentukan zona kawasan ekowisata pesisir di kecamatan Paloh berdasarkan parameter fisik dan biologi kawasan yang meliputi tutupan lahan, tutupan terumbu
karang, kecerahan perairan, dan susunan pantai. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan ekowisata di
kecamatan Paloh maka zonasi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan disajikan berdasarkan analisis potensi suplai maka secara
aktual lokasi penelitian terbagi dalam empat 4 zona ekowisata. Sebaran zona ekowisata di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan deskripsi
kriteria zona ekowisatanya dapat dilihat pada Tabel 12.
Gambar 3. Peta Zona Ekowisata Pesisir di Kecamatan Paloh
Tabel 12. Deskripsi Zona Ekowisata di Lokasi Penelitian
Karakteristik Zona I
Zona II Zona III
Zona IV
Tutupan Lahan dominan
Pemukiman dan lahan
pertanian Hutan cemara
dan hutan mangrove
Hutan campuran
Lahan terbuka
Tutupan Terumbu Karang
Tidak ada Sangat minim
Luas Sangat luas
Kecerahan Perairan Kurang cerah
Kurang cerah Cukup cerah
Cerah Susunan Pantai
Pasir berlumpur
Pasir putih Pasir putih
Pasir putih dan pantai
berbatu
Luas ha 16.613
12.437 14.650
9.535 Panjang Pantai km
17,72 15,83
15,48 14,22
Sumber : Hasil Analisis Data 2011
Zona ekowisata aktual ini akan dijadikan sebagai objek dasar penilaian sesuai dengan analisis yang akan dilakukan yaitu analisis objekatraksi,
kesesuaian dan daya dukung kawasan ekowisata, serta pemetaan partisipatif. Hasil analisis objekatraksi, kesesuaian lahan, daya dukung, dan pemetaan partisipatif
pada zona ekowisata aktual kemudian akan disintesis untuk menghasilkan zona pengembangan kawasan ekowisata di lokasi penelitian. Zonasi ruang
pengembangan kawasan ekowisata akan menghasilkan tiga ruang yaitu ruang ekowisata utama, ruang penunjang ekowisata, dan ruang penyangga. Ketiga ruang
ini ditentukan berdasarkan fungsi dan potensi yang dimiliki kawasan ekowisata di kecamatan Paloh.
Sedangkan untuk pemanfatan zona kawasan ekowisata berdasarkan sifatnya akan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu zona dengan kategori
intensif yang akan dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang memuat banyak aktivitas dan fasilitas wisata yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat dan pengunjung; dan kategori zona semi intensif yang merupakan zona pemanfaatan terbatas sekaligus dijadikan sebagai penyangga bagi kawasan
ekowisata pesisir di kecamatan Paloh.
b. Analisis Objek dan Atraksi Ekowisata