Menurut Mulyadi 1999, metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi.
Perbedaan unsur biaya dalam pendekatan full costing, variabel costing, dan ABC
System dapat diuraikan sebagai berikut :
a Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok
produksi , yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan
demikian harga pokok produksi dengan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusung, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap ditambah dengan
biaya non produksi biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum.
b Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langung dan biaya overhead pabrik variabel c Activity Based Costing System ABC System
Metode perhitungan harga pokok produksi yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi yang cermat bagi kepentingan manajemen,
dengan digunakan untuk menghasilkan produk. Jika full costing dan variabel
costing menitikberatkan penentuan harga pokok produksi hanya pada faseproduksi saja, ABC System menitikberatkan pada penentuan harga pokok
produksi disemua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk ke konsumen.
Perbedaan penggunaan metode ABC System disebabkan oleh pengalokasian biaya overhead pabrik ke setiap produk berdasarkan 3 pemicu biaya yaitu
unit, jam mesin, dan jam tenaga kerja langsung, sedangkan untuk full costing dan variabel costing hanya memakai unit untuk produksi sebagai
pemicu biaya. ABC System ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang telah menggunakan teknologi maju dalam pembuatan produknya guna
menghadapi persaingan global.
2.5. Biaya Standar dan Biaya Aktual
Menurut Hammer dan Usry 1999 pengertian biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk atau untuk membiayai proses produksi tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor- faktor lain tertentu.”
Menurut Mulyadi 2000, Biaya aktual atau biaya historis , informasi biaya dikumpulkan pada saat biaya terjadi, tetapi penyajian hasilnya ditunda
sampai semua operasi produksi untuk periode akuntansi tersebut telah setelah dilakukan, atau dalam bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut
telah diselesaikan. Dengan adanya biaya standar dan yang menjadi nilai acuan bagi
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya maka perusahaan dapat mengontrol perbedaan yang terjadi pada biaya aktual atau yang disebut
dengan varian untuk mengukur kefektifitasan operasional perusahaan.
2.6. Konsep Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi sejumlah produk selama periode tertentu di masa yang akan datang.
Serta sebagai tolak ukur pengendalian biaya.
2.6.1. Pengertian Biaya Standar
Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah
suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang
digunakan sebagai pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien.
2.6.2 Tujuan Penetapan Biaya Standar
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya
standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” Exception principle. Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap
keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Mulyadi
2006 Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya
standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk :
a Menetapkan anggaran b Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur
efisiensi operasi. c Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan
keuangan. d Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
e Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
2.7. Job Order Costing System
Job order costing system merupakan sistem kalkulasi biaya berdasarkan pesanan dimana biaya yang dikumpulkan akan dibebankan ke unit produksi.
Kunci dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah biaya suatu pekerjaan berbeda dari pekerjaan lainnya, dan harus tetap ditelusuri secara terpisah.
a Pengertian Job Order Costing System Yaitu metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Metode ini paling tepat diterapkan bila jenis bahan dan cara pelaksanaannya berbeda. Dengan
demikian setiap produk biasanya dibuat menurut spesifikasi pesanan pembeli, sedangkan harga yang ditawarkan erat kaitannya dengan biaya yang
ditaksir. b Karakteristik Sistem Harga Pokok Pesanan
1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan sehingga bentuk barang atau produk tergantung pemesan. Produksi terputus-putus, tergantung ada tidaknya
pesanan yang diterima