Manfaat Job order costing system

secara pesanan, perusahaan perlu memperhatikan penggunaan sumber daya untuk masing-masing pesanan. Dalam kalkulasi biaya Job Order, setiap Job atau pesanan adalah suatu satuan akuntansi yang dibebankan biaya bahan, upah dan biaya overhead dengan menggunakan nomor-nomor order, biaya untuk pesanan yang dikerjakan untuk pelanggan tertentu dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu biaya Job Order Job Order Cost Sheet kartu induknya disusun untuk mengumpulkan semua biaya bahan, upah, dan biaya overhead yang dibebankan khusus pada pesanan yang bersangkutan. Pesanan yang diselenggarakan atas dasar spesifikasi khusus dari pelanggan memungkinkan penjabaran laba atau rugi untuk setiap pemesanan. Bilamana pesanan itu menyangkut produksi suatu jumlah persediaan barang, maka kalkulasi Job Order memungkinkan dijabarkannya biaya satuan untukkeperluan kalkulasi biaya atau harga pokok persediaan. Penentuan harga pokok dan pengendalian biaya, mengemukakan syarat-syarat penggunaan metode harga pokok pesanan, yaitu : a Bahwa masing-masing pesanan pekerjaan atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual b Bahwa biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. c Bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan atau diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan biaya produksi tidak langsung overhead dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan dimuka Predetermined rate. d Bahwa harga pokok tiap – tiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai. e Bahwa harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

2.8 Konsep Pengendalian

Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya Hansen dan Mowen, 2006. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertentu yang bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada dibawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkana antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Untuk membantu mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standar. Biaya standar juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya. Pengendalian biaya dipandang sebagai usaha manajemen untuk mencapai sasaran biaya dalam kegiatan tertentu. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui program-program pengurangan biaya, perencanaan biaya, dan perhatian yang terus menerus terhadapa pengambilan keputusan biaya dalam kaitannya dengan pengeluaran biaya. Selain itu pengendalian biaya dapat dilakukan dengan membandingkan antara biaya yang di standarkan dengan biaya sesungguhnya. Pengendalian memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolak ukur pengendalian. Biaya yang menjadi tolak ukur disebut biaya standar. Dalam pengendalian biaya dengan menggunakan biaya standar akan menimbulkan selisih biaya dari biaya sesungguhnya. Selisih yang akan timbul antara lain adalah selisih menguntungkan dan selisih biaya merugikan, dan tidak ada selisih.

2.9. Uji T-beda

Uji beda t-test digunakan untuk menguji hipotesa komparatif uji perbedaan, digunakan untuk sample kecil dan varian populasi tidak diketahui, merupakan salah satu teknik statistik parametrik dan membedakan rata- rata kelompok. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel. Uji t-test merupakan prosedur pengujian parametrik rata-rata dua kelompok data. Berikut ini jenis uji t-test yang dapat digunakan sesuai dengan data yang akan diolah. a Uji Satu Sampel One sample t-test Digunakan untuk satu sample untuk menguji apakah suatu nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai yang dimaksud pada umumnya adalah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi b Uji sampel berpasangan Paired sample t-test Digunakan untuk membandingkan rata- rata dari suatu sampel yang berpasangan paired. Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. c Uji sampel tidak berhubungan Independent sample t-test Digunakan untuk membandingkan dua kelompok rata- rata dari dua sampel yang berbeda independent. Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata antara dua populasi, dengan membandingkan dua rata-rata sampelnya.

2.10 Penelitian Terdahulu

Khsesariani 2011 dalam penelitiannya menganalisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable. Bahan baku gula jawa yang memiliki