Marjin Pemasaran ANALISIS PEMASARAN

67 jasa tersebut. Input dari pemasaran adalah tenaga kerja, modal dan manajemen. Efisiensi pemasaran juga dapat berarti memaksimalkan penggunaan rasio input- output, yaitu perubahan yang mengurangi biaya output tanpa mengurangi kepuasan konsumen atas barang dan jasa tersebut. Biaya pemasaran baik besar atau kecil adalah indikasi efisiensi bahwa pemasaran sudah dilakukan. Efisiensi pemasaran dapat juga diketahui melalui penyebaran marjin pada tiap saluran pemasaran. Berdasarkan identifikasi saluran pemasaran yang terdapat di Kecamatan Cigudeg, bahwa jumlah saluran pemasaran pada masing-masing skala usaha industri kayu gergajian IPK berbeda. Untuk IPK dengan skala usaha kecil dan usaha besar sama yaitu sebanyak dua saluran pemasaran. Sedangkan untuk IPK dengan skala usaha menengah yaitu sebanyak tiga saluran pemasaran Berdasarkan pola saluran tataniaga, pola saluran terpendek yang terbentuk adalah pola saluran dua dan tiga untuk skala usaha menengah, sedangkan untuk skala usaha kecil dan usaha besar, pola saluran terpendek yang terbentuk adalah pola saluran pemasaran dua, akan tetapi berdasarkan persentase dan volume penjualan, pola saluran untuk semua skala usaha dari kecil, menengah dan besar memiliki persentase dan volume penjualan terkecil sehingga pola saluran ini tidak dapat dikatakan sebagai pola saluran yang paling efisien. Pola saluran pemasaran kayu gergajian yang dapat dikatakan paling efisien adalah pola saluran pemasaran satu. Hal ini dapat dilihat bahwa pola saluran pemasaran kayu gergajian terutama saluran pemasaran satu memiliki volume pemasaran yang paling besar dibandingkan dengan pola saluran pemasaran lain.

7.8. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang terjadi pada setiap lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran dihitung dengan menjumlahkan biaya-biaya pemasaran yang terjadi dengan besarnya keuntungan pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam jalur pemasaran tersebut. Komponen biaya pemasaran terdiri dari biaya angkutan atau transportasi, biaya bongkar muat serta biaya surat jalan atau penerbitan surat ijin. Kepuasan dari lembaga pemasaran diukur dari besarnya imbalan jasa yang diperoleh atau diterima atas biaya yang dikeluarkan dalam rangka penyaluran komoditi. 68 Biaya pemasaran adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir diliuar keuntungan lembaga tataniaga. Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui unsure pembentukan marjin pemasaran yang terbesar sebagi pengukur efisiensi pemasarn produk kayu gergajian di Kecamatan Cigudeg. Besarnya marjin pada setiap pola saluran pemasaran dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 16 . Marjin Pemasaran Setiap Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Kecil di Kecamatan Cigudeg, Bogor Uraian Skala Kecil 1 2 Nilai Rpm 3 Nilai Rpm 3 IPK Biaya Produksi 598.231,35 66,97 592.904,15 84,22 Biaya Pemasaran 5.000 0,56 5.000 0,71 Keuntungan 100.768,65 11,28 106.095,85 15,07 Marjin 105.768,65 11,84 111.095,85 15,78 Harga Jual 704.000,00 78,81 704.000,00 88,37 Distributor Harga Beli 704.000,00 78,81 - - Biaya Pemasaran 68.200,00 7,63 - - Keuntungan 24.466,67 2,74 - - Marjin 92.666,67 10,37 - - Harga Jual 796.666,67 89,18 - - Pedagang Material Harga Beli 796.666,67 89,18 704.000,00 88,37 Biaya Pemasaran 3.333,33 0,37 10.141,18 1,27 Keuntungan 93.333,33 10,45 82.525,49 10,36 Marjin 96.666,67 10,82 92.666,67 11,63 Harga Jual 893.333,33 100,00 796.666,67 100,00 Biaya Pemasaran 76.533,33 8,57 15.141,18 1,90 Keuntungan 218.568,65 24,47 188.621,34 23,68 Marjin 295.101,99 33,03 203.762,51 25,58 Pada pola saluran 1 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan distributor dan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 295.101,99 per meter kubik atau sebesar 33,03 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 69 76.533,33 per meter kubik atau sebesar 8,57 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang distributor pada pola saluran 1 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . Biaya bongkar muat sebesar Rp. 6.000m3, biaya penerbitan surat ijin Rp 15.000m 3 , biaya retribusi kayu Rp. 200m 3 dan biaya sewa kendaraan colt diesel sebesar Rp. 40.000m 3 . komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 1 antara lain biaya penyimpanan sebesar Rp. 3.333,33m 3 . Pada pola saluran 2 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 203.762 per meter kubik atau sebesar 25,58 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 15.141,18 per meter kubik atau sebesar 2,10 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 2 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . biaya penyimpanan Rp 2.941,18m 3 , biaya retribusi kayu Rp. 200m 3 . Berdasarkan Keuntungan pemasaran yang diperoleh, maka saluran pemasaran terbesar terdapat pada pola saluran 1 sebesar Rp. 218,568,65 atau sebesar 24,47 persen dari harga jual pedagang material. Pada jalur II keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 188.621,34 atau sebesar 23,68 persen. Jika dilihat dari jumlah marjin, biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh maka jalur pemasaran II merupakan saluran yang lebih efisien, hal ini dikarenakan biaya marjin lebih kecil dan juga biayanya lebih kecil dan keuntungan yang cukup besar jika dibandingkan dengan saluran pemasaran satu. Tetapi apabila dilihat dari volume penjualan saluran pemasaran dua belum dikatakan efisien karena kontinuitas volume penjualan. Namun jika IPK ingin menambah volume penjualannya maka IPK tidak mungkin hanya menggunakan saluran pemasaran II saja untuk menyalurkan produknya. Alternatif saluran pemasaran yang bisa digunakan selain saluran pemasaran II adalah saluran pemasaran I karena pada saluran pemasaran ini merupakan volume penjualan yang paling besar di IPK. 70 Tabel 17 . Marjin Pemasaran Setiap Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Menengah di Kecamatan Cigudeg, Bogor Uraian Skala Menengah 1 2 3 Nilai Rpm 3 Nilai Rpm 3 Nilai Rpm 3 IPK Biaya Produksi 643.879,94 64,60 676.236,23 72,98 674.294,00 70,73 Biaya Pemasaran 5.000,00 0,50 5.000,00 0,54 5000 0,52 Keuntungan 111.120,06 11,15 118.097,10 12,74 138.372,67 14,51 Marjin 116.120,06 11,65 123.097,10 13,28 143.372,67 15,04 Harga Jual 760.000,00 76,25 799.333,33 86,26 817.666,67 85,77 Distributor Harga Beli 760.000,00 - - - - - Biaya Pemasaran 33.200,00 - - - - - Keuntungan 91.133,33 - - - - - Marjin 124.333,33 - - - - - Harga Jual 884.333,33 - - - - - Pedagang Material Harga Beli 884.333,33 88,73 799.333,33 86,26 - - Biaya Pemasaran 3.333,33 0,33 15.666,67 1,69 - - Keuntungan 109.000,00 10,94 111.666,67 12,05 - - Marjin 112.333,33 11,27 127.333,33 13,74 - - Harga Jual 996.666,67 100,00 926.666,67 100,00 - - Pedagang Pengecer Harga Beli - - - - 817.666,67 85,77 Biaya Pemasaran - - - - 62.857,14 6,59 Keuntungan - - - - 72.809,52 7,64 Marjin - - - - 135.666,67 14,23 Harga Jual - - - - 953.333,33 100,00 Total Biaya Pemasaran 41.533,33 4,17 20.666,67 2,23 67.857,14 7,12 Total Keuntungan 311.253,39 31,23 229.763,77 24,79 211.182,19 22,15 Total Marjin 352.786,72 39,49 250.430,43 27,02 279.039,33 29,27 71 Pada pola saluran 1 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan distributor dan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 352.786,72 per meter kubik atau sebesar 39,49 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 41.533,33 per meter kubik atau sebesar 4,17 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang distributor pada pola saluran 1 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . Biaya bongkar muat sebesar Rp. 6.000m3, biaya penerbitan surat ijin Rp 15.000m 3 ,biaya sortasi Rp. 1000m, biaya retribusi kayu Rp. 200m 3, dan biaya transportasi sebesar Rp. 5.000m 3 . komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 1 antara lain biaya penyimpanan sebesar Rp. 3.333,33m 3 . Pada pola saluran 2 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 250.430,43 per meter kubik atau sebesar 27,02 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 20.666,67 per meter kubik atau sebesar 2,23 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 2 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . biaya penyimpanan Rp 3.333,33m 3 , biaya retribusi kayu Rp. 666,67m 3 . Pada pola saluran 3 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan pedagang eceran, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 279.039,33 per meter kubik atau sebesar 29,27 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 67.857,14 per meter kubik atau sebesar 7,12 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang eceran pada pola saluran 3 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 3.333,33m 3 . Biaya bongkar muat sebesar Rp. 3.333,33m3, biaya penyimpanan kayu Rp. 2.857,14m 3 dan biaya sewa kendaraan pick up sebesar Rp. 50.000m 3 . Sebaran marjin pada setiap tingkat lembaga pemasaran juga menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Marjin pemasaran terbesar umumnya terjadi pada tingkat pedagang pengirim atau distributor dengan marjin tertinggi terjadi pada pedagang pengirim atau distributor yang melakukan penjualan kayu gergajian ke luar daerah. 72 Berdasarkan Keuntungan pemasaran yang diperoleh, maka saluran pemasaran terbesar terdapat pada pola saluran 1 sebesar Rp. 311.253,39 atau sebesar 31,23 persen dari harga jual pedagang material. Pada jalur II keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 229.763,77 atau sebesar 24,79 persen, sedangkan pada jalur III merupakan keuntungan terkecil yakni sebesar Rp. 211.182,19 atau sebesar 22,15 persen. Jika dilihat dari jumlah marjin, biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh maka jalur pemasaran II merupakan saluran yang lebih efisien, hal ini dikarenakan biaya marjin lebih kecil dan juga biayanya lebih kecil dan keuntungan yang cukup besar jika dibandingkan dengan saluran pemasaran satu dan ataupun tiga. Tetapi apabila dilihat dari volume penjualan saluran pemasaran dua belum dikatakan efisien karena kontinuitas volume penjualan. Namun jika IPK ingin menambah volume penjualannya maka IPK tidak mungkin hanya menggunakan saluran pemasaran II saja untuk menyalurkan produknya. Alternatif saluran pemasaran yang bisa digunakan selain saluran pemasaran II adalah saluran pemasaran I karena pada saluran pemasaran ini merupakan volume penjualan yang paling besar di IPK. Pada pola saluran 1 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan distributor dan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 335.233,66 per meter kubik atau sebesar 37,53 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 76.533,33 per meter kubik atau sebesar 8,57 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang distributor pada pola saluran 1 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . Biaya bongkar muat sebesar Rp. 6.000m3, biaya penerbitan surat ijin Rp 15.000m 3 , biaya retribusi kayu Rp. 200m 3 dan biaya sewa kendaraan colt diesel sebesar Rp. 40.000m 3 . komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 1 antara lain biaya penyimpanan sebesar Rp. 3.333,33m 3 . Pada pola saluran 2 yang terdiri dari produsen kayu gergajian, dilanjutkan dengan pedagang material, total marjin yang terbentuk sebesar Rp. 238.566,99 per meter kubik atau sebesar 29,95 persen dengan total biaya yang dikeluarkan oleh 73 seluruh lembaga pemasaran yang terlibat adalah sebesar Rp. 14.941,18 per meter kubik atau sebesar 1,88 persen komponen biaya yang ditanggung oleh pedagang material pada pola saluran 2 antara lain biaya pengangkutan sebesar Rp. 6.000m 3 . biaya penyimpanan Rp 2.941,18m 3 , biaya retribusi kayu Rp. 200m 3 . Tabel 18. Marjin Pemasaran Setiap Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Besar di Kecamatan Cigudeg, Bogor Uraian Saluran Pemasaran 1 2 Nilai Rpm 3 Nilai Rpm 3 IPK Biaya Produksi 558.099,68 62,47 558.099,68 70,05 Biaya Pemasaran 5.000,00 0,56 5.000,00 0,63 Keuntungan 101.233,66 11,33 101.233,66 12,71 Marjin 106.233,66 11,89 106.233,66 13,33 Harga Jual 664.333,33 74,37 664.333,33 83,39 Distributor Harga Beli 664.333,33 74,37 - - Biaya Pemasaran 68.200,00 7,63 - - Keuntungan 64.133,33 7,18 - - Marjin 132.333,33 14,81 - - Harga Jual 796.666,67 89,18 - - Pedagang Material Harga Beli 796.666,67 89,18 664.333,33 83,39 Biaya Pemasaran 3.333,33 0,37 10.141,18 1,27 Keuntungan 93.333,33 10,45 122.392,16 15,36 Marjin 96.666,67 10,82 132.333,33 16,61 Harga Jual 893.333,33 100,00 796.666,67 100,00 Total Biaya Pemasaran 76.533,33 8,57 15.141,18 1,88 Total Keuntungan 258.700,32 28,96 223.625,81 28,07 Total Marjin 335.233,66 37,53 238.566,99 29,95 Berdasarkan Keuntungan pemasaran yang diperoleh, maka saluran pemasaran terbesar terdapat pada pola saluran 1 sebesar Rp. 258.700,32 atau sebesar 28,96 persen dari harga jual pedagang material. Pada jalur II keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 223.625,81 atau sebesar 28,07 persen. Jika dilihat dari jumlah marjin, biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh maka jalur pemasaran II merupakan saluran yang lebih efisien, hal ini 74 dikarenakan biaya marjin lebih kecil dan juga biayanya lebih kecil dan keuntungan yang cukup besar jika dibandingkan dengan saluran pemasaran satu. Tetapi apabila dilihat dari volume penjualan saluran pemasaran dua belum dikatakan efisien karena kontinuitas volume penjualan. Namun jika IPK ingin menambah volume penjualannya maka IPK tidak mungkin hanya menggunakan saluran pemasaran II saja untuk menyalurkan produknya. Alternatif saluran pemasaran yang bisa digunakan selain saluran pemasaran II adalah saluran pemasaran I karena pada saluran pemasaran ini merupakan volume penjualan yang paling besar di IPK.

7.9. Producer’s Share