66 gergajian biasanya ada tawar-menawar tentang kesepakatan harga dan kondisi
produk. Namun posisi produsen kayu lebih dominan dalam proses tawar-menawar tersebut. pedagang besar bertindak sebagai penerima harga, sedangkan pembelian
kepada distributor biasanya pedagang besar sebagai penerima harga juga.
7.5.4. Praktek Pembelian dan Penjualan serta Sistem Penentuan Harga di Tingkat Pengecer
Pedagang pengecer melakukan kegiatan pembelian kayu gergajian langsung dari lokasi pengolahan kayu yang ada di Kecamatan Cigudeg.
Pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengecer dilakukan dengan sistem langganan dan pembayaran kemudian. Pedagang pengecer harus mengeluarkan
biaya yang cukup besar, karena biaya tersebut untuk membayar sewa transportasi. Alat transportasi yang digunakan adalah mobil pick up dengan kapasitas 2 m
3
produk kaso. Sistem penentuan harga di tingkat pedagang pengecer adalah harga yang berlaku di pasar. Akan tetapi harga jual di tingkat pedagang pengecer juga
ditentukan oleh besarnya biaya tataniaga yang dikeluarkan, harga beli, tingkat keuntungan yang ingin diraih dan harga jual produk di pedagang pengecer
lainnya.
7.6. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran
Bentuk kerjasama yang terjadi antara produsen kayu dengan lembaga pemasaran yang lain merupakan kerjasama dalam bentuk perdagangan kayu
gergajian. umumnya kerjasama yang dilakukan adalah melalui komunikasi lewat telepon. Apabila distributor, pedagang besar dan pedagang pengecer
membutuhkan kayu dalam jumlah tertentu. Bentuk kerjasama lain yang dilakukan adalah melakukan jalinan kerjasama antara lembaga pemasaran lain. Hubungan
yang mereka jalin merupakan suatu hubungan mitra usaha yang tidak hanya mengutamakan keuntungan akan tetapi berlandaskan kekeluargaan. Sehingga
terciptalah sifat saling percaya antar para pengusaha.
7.7. Efisiensi pemasaran
Pemasaran terdiri dari kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Output dari pemasaran adalah kepuasan konsumen atas barang dan
67 jasa tersebut. Input dari pemasaran adalah tenaga kerja, modal dan manajemen.
Efisiensi pemasaran juga dapat berarti memaksimalkan penggunaan rasio input- output, yaitu perubahan yang mengurangi biaya output tanpa mengurangi
kepuasan konsumen atas barang dan jasa tersebut. Biaya pemasaran baik besar atau kecil adalah indikasi efisiensi bahwa pemasaran sudah dilakukan.
Efisiensi pemasaran dapat juga diketahui melalui penyebaran marjin pada tiap saluran pemasaran. Berdasarkan identifikasi saluran pemasaran yang terdapat
di Kecamatan Cigudeg, bahwa jumlah saluran pemasaran pada masing-masing skala usaha industri kayu gergajian IPK berbeda. Untuk IPK dengan skala
usaha kecil dan usaha besar sama yaitu sebanyak dua saluran pemasaran. Sedangkan untuk IPK dengan skala usaha menengah yaitu sebanyak tiga saluran
pemasaran Berdasarkan pola saluran tataniaga, pola saluran terpendek yang terbentuk adalah pola saluran dua dan tiga untuk skala usaha menengah,
sedangkan untuk skala usaha kecil dan usaha besar, pola saluran terpendek yang terbentuk adalah pola saluran pemasaran dua, akan tetapi berdasarkan persentase
dan volume penjualan, pola saluran untuk semua skala usaha dari kecil, menengah dan besar memiliki persentase dan volume penjualan terkecil sehingga pola
saluran ini tidak dapat dikatakan sebagai pola saluran yang paling efisien. Pola saluran pemasaran kayu gergajian yang dapat dikatakan paling efisien adalah pola
saluran pemasaran satu. Hal ini dapat dilihat bahwa pola saluran pemasaran kayu gergajian terutama saluran pemasaran satu memiliki volume pemasaran yang
paling besar dibandingkan dengan pola saluran pemasaran lain.
7.8. Marjin Pemasaran