76 Tabel 21. Producer’s Share Saluran Pemasaran Kayu Gergajian Jenis Sengon
dengan Skala Usaha Besar
Saluran Pemasaran
Harga Ditingkat IPK
Harga Ditingkat Konsumen
Producer’s Share
1 704.000
893.333,33
78,81 2
704.000
796.666,67
86,37
Pada pemasaran produk kayu gergajian , besarnya bagian harga yang diterima produsen berbeda pada setiap pola salurannya. Pada pola saluran 1,
bagian harga yang diterima oleh produsen adalah sebesar 78,81 persen; pada pola saluran 2, bagian harga yang diterima oleh produsen sebesar 86,37 persen.
Berdasarkan sebaran bagian harga yang diterima produsen Producer’s Share pada setia pola saluran tersebut, dapat diketahui bahwa bagian harga yang
diterima produsen terbesar terdapat pada pola saluran 2, hal ini berkaitan dengan pendeknya saluran pemasaran, rendahnya harga di tingkat konsumen, dan
rendahnya marjin tataniaga yang terbentuk. Bagian harga yang diterima produsen terkecil terdapat pada pola saluran 1, hal ini dikarenakan tingginya harga jual pada
tingkat lembaga pemasaran tertinggi dan besarnya marjin pemasaran yang terbentuk. Perbedaan bagian harga yang diterima produsen Producer’s Share
pada setiap saluran pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya; a besar kecilnya marjin pemasaran yang terbentuk pada setiap saluran pemasaran,
dan b rendah dan tingginya harga ditingkat konsumen atau harga jual pada tingkat lembaga pemasaran tertinggi.
7.10. Rasio Keuntungan dan Biaya
Rasio keuntungan biaya digunakan untuk mengetahui penyebaran keuntungan dan biaya pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada masing-
masing saluran pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio yang diperoleh dapat menunjukkan semakin besar keuntungan yang diperoleh. Nilai rasio keuntungan
terbesar pada masing-masing saluran pemasaran kayu gergajian jenis sengon adalah saluran pemasaran I rasio keuntungan biaya pemasaran terbesar diperoleh
pedagang material yaitu sebesar 28,00, pada saluran pemasaran II rasio keuntungan dan biaya pemasaran terbesar juga diperoleh pedagang material yaitu
77 sebesar 12,05. Nilai rasio keuntungan
biaya pada setiap lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran menunjukkan nilai rasio keuntungan biaya yang berbeda. Nilai
rasio keuntungan biaya terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran satu, yaitu sebesar 28,00. Nilai rasio keuntungan sebesar 28,00 berarti, bahwa dari setiap
Rp.1 per meter kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 28,00 per meter kubik.
Tabel 22 . Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Kecil di Kecamatan Cigudeg, Bogor
Lembaga Pemasaran Keuntungan
Rpm
3
Biaya Rpm
3
Rasio Keuntungan Rpm
3
Pola Saluran 1 Distributor
64.133,33 68.200,00
0,94 Pedagang Material
93.333,33 3.333,33
28,00 Pola Saluran 2
Pedagang Material 122.392,16
10.141,18 12,05
Selanjutnya rasio keuntungan biaya yang terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran dua, yaitu sebesar 12,05. Nilai rasio keuntungan sebesar 12,05
berarti, bahwa dari setiap Rp.1 per meter kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 12,05 per meter kubik.
Rasio keuntungan biaya digunakan untuk mengetahui penyebaran keuntungan dan biaya pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada masing-
masing saluran pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio yang diperoleh dapat menunjukkan semakin besar keuntungan yang diperoleh. Nilai rasio keuntungan
terbesar pada masing-masing saluran pemasaran kayu gergajian jenis sengon adalah saluran pemasaran I rasio keuntungan biaya pemasaran terbesar diperoleh
pedagang material yaitu sebesar 32,70, pada saluran pemasaran II rasio keuntungan dan biaya pemasaran terbesar juga diperoleh pedagang material yaitu
sebesar 7,13, sedangkan pada saluran pemasaran III rasio keuntungan dan biaya pemasaran terbesar diperoleh pedagang pengecer yaitu sebesar 1,16. Nilai rasio
keuntungan biaya pada setiap lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran
menunjukkan nilai rasio keuntungan biaya yang berbeda. Nilai rasio keuntungan biaya terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran satu, yaitu sebesar 32,70.
78 Nilai rasio keuntungan sebesar 32,70 berarti, bahwa dari setiap Rp.1 per meter
kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 32,70 per meter kubik
Tabel 23 . Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Menengah di Kecamatan Cigudeg, Bogor
Lembaga Pemasaran Keuntungan
Rpm
3
Biaya Rpm
3
Rasio Keuntungan Rpm
3
Pola Saluran 1 Distributor
91.133,33 33.200,00
2,74 Pedagang Material
109.000,00 3.333,33
32,70 Pola Saluran 2
Pedagang Material 111.666,67
15.666,67 7,13
Pola Saluran 3 Pedagang Pengecer
72.809,52 62.857,14
1,16 Selanjutnya rasio keuntungan biaya yang terbesar terdapat pada pola
saluran pemasaran dua, yaitu sebesar 7,13. Nilai rasio keuntungan sebesar 7,13 berarti, bahwa dari setiap Rp.1 per meter kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan
akan menghasilkan keuntungan sebesar 7,13 per meter kubik. Rasio keuntungan biaya yang terkecil adalah berada pada saluran pemasaran tiga yakni sebesar Rp.
1,16 terdapat pada pedagang pengecer Rp. 1,16 yang berarti setiap Rp. 1 per meter kubik biaya pemasaran yang dikeluarkan akan mengalami kerugian sebesar Rp.
1,16 per meter kubik dan dengan demikian maka saluran pemasaran ini belum efisien.
Rasio keuntungan biaya digunakan untuk mengetahui penyebaran keuntungan dan biaya pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada masing-
masing saluran pemasaran. Semakin tinggi nilai rasio yang diperoleh dapat menunjukkan semakin besar keuntungan yang diperoleh. Nilai rasio keuntungan
terbesar pada masing-masing saluran pemasaran kayu gergajian jenis sengon adalah saluran pemasaran I rasio keuntungan biaya pemasaran terbesar diperoleh
pedagang material yaitu sebesar 28,00, pada saluran pemasaran II rasio keuntungan dan biaya pemasaran terbesar juga diperoleh pedagang material yaitu
sebesar 8,14. Nilai rasio keuntungan biaya pada setiap lembaga pemasaran dalam
79 saluran pemasaran menunjukkan nilai rasio keuntungan biaya yang berbeda. Nilai
rasio keuntungan biaya terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran satu, yaitu sebesar 28,00. Nilai rasio keuntungan sebesar 28,00 berarti, bahwa dari setiap
Rp.1 per meter kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 28,00 per meter kubik.
Tabel 24 . Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Pemasaran Kayu Gergajian Sengon dengan Skala Usaha Besar di Kecamatan Cigudeg, Bogor
Lembaga Pemasaran Keuntungan
Rpm
3
Biaya Rpm
3
Rasio Keuntungan Rpm
3
Pola Saluran 1 Distributor
24.466,67 68.200,00
0,36 Pedagang Material
93.333,33 3.333,33
28,00 Pola Saluran 2
Pedagang Material 80.966,67
10.141,18 8,14
Selanjutnya rasio keuntungan biaya yang terbesar terdapat pada pola saluran pemasaran dua, yaitu sebesar 8,14. Nilai rasio keuntungan sebesar 8,14
berarti, bahwa dari setiap Rp.1 per meter kubik biaya pemasaran yang dkeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar 8,14 per meter kubik.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis nilai tambah kayu gergajian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahan baku diperoleh dari agen penyuplai yang menjadi langganan. Kendala pengelola industri penggergajian kayu dalam penyediaan bahan
baku adalah jumlahnya tidak stabil dan harga bahan baku mahal. Nilai tambah terbesar yang dihasilkan dari pengolahan kayu gergajian
diperoleh IPK skala usaha besar dan nilai tambah terkecil pada IPK skala usaha kecil. Kegiatan pengolahan kayu gergajian pada skala usaha kecil,
usaha menengah dan usaha besar merupakan kegiatan yang menitikberatkan pada padat modal, karena keuntungan yang diterima
pengelola IPK lebih besar dibandingkan dengan sumbangan input lain atau biaya tenaga kerja.
2. Berdasarkan skala usaha terdapat tiga saluran pemasaran kayu gergajian, yaitu terdiri dari saluran pemasaran I IPK-Distributor-Pedagang
Material-Konsumen, saluran pemasaran II IPK-Pedagang Material- Konsumen dan saluran pemasaran III IPK-Pedagang Pengecer-
Konsumen untuk skala usaha menengah, sedangkan skala usaha kecil dan usaha besar terdapat dua saluran pemasaran kayu gergajian, yaitu
terdiri dari saluran pemasaran I IPK-Distributor-Pedagang Material- Konsumen, saluran pemasaran II IPK-Pedagang Material-Konsumen.
Struktur pasar yang terbentuk pada skala usaha kecil ,usaha menengah dan usaha besar struktur pasar yang terjadi hampir sama yaitu cenderung
oligopoli diferensiasi. Perilaku pasar dapat dilihat dari praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran,
sistem penentuan harga, sistem pembayaran, dan kerjasama diantara berbagai lembaga pemasaran dengan skala usaha yang dijalankan.