baik Jackson, 1995. Campuran falvor dengan perbandingan minyak kayu putih dengan peppermint 100 : 14,2 sebanyak 0.9 ditambahkan kedalam
adonan permen pada suhu kurang sedikit dari 140
o
C dan adonan permen tersebut berada didalam wadah pemasak yang terbuat dari stainless steel,
merupakan hasil yang disukai atau terpilih Halimah, 1997. Penelitian Halimah 1997 menyatakan bahwa cajuput candy memiliki
flavor top note yang baik, karena kesan pertama yang diberikan telah mencirikan karakteristik flavor itu sendiri, tetapi campuran flavor tersebut
kurang dapat bertahan lama pada permen. Oleh karena itu cajuput candy kemudian disempurnakan melalui penelitian Kindly 1997 yang mencari
campuran komponen flavor yang tepat, baik dengan mengubah perbandingan maupun dengan penambahan komponen lain sehingga menjadi flavor yang
lebih baik. Berdasarkan hasil uji hedonik, yang dianilisan secara statistika,
ternyata ada 3 buah komposisi formula yang terpilih yaitu formula 1 yang terdiri dari minyak kayu putih 0.5 vw + peppermint 0.2 vw dengan
skor kesukaan rasa 6.4 agak suka menuju suka, formula 2 yaitu minyak kayu putih 0.5 vw + peppermint 0.2 vw + menthol 50 propilen
glikol 0.2 vw + maltol 50 propilen glikol 0.1 vw dengan skor kesukaan rasa 6.35 agak suka menuju suka, dan formula 3 yaitu minyak
kayu putih 0.7 vw + peppermint 0.2 vw dengan skor kesukaan rasa 5.8 netral menuju agak suka Kindly, 1997.
G. KARIES GIGI
Karies gigi kativasi adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email
permukaan gigi sebelah luar yang keras dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Di dalam mulut, bakteri, sisa makanan, dan saliva menyatu
membentuk plak yang menempel pada gigi. Plak mulai menyatu dengan gigi sekitar 20 menit setelah makan, jika plak tidak dibersihkan secara rutin maka
akan timbul karies. Karies gigi yang tidak tertangani akan menghancurkan struktur internal gigi dan memicu keropos gigi Kapner, 2003.
Proses karies gigi berawal ketika bakteri normal pada rongga mulut beraktivitas dan berkumpul disekitar gigi membentuk masa lengket berwarna
krem yang dikenal sebagai plak Wikipedia, 2006. Bakteri yang membentuk plak ini kemudian menghasilkan asam laktat yang dapat menyebabkan
demineralisasi melarutnya email gigi. Asam laktat ini dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat Todar, 2002. Demineralisasi adalah proses yang
berjalan dinamis, apabila kondisi asam ternetralkan dengan adanya mineral penting dari saliva, obat kumur, pasta gigi maka remineralisasi dapat muncul
dan memperbaiki kondisi gigi yang mengalami karies Wikipedia, 2006. Karies gigi berkaitan erat dengan S. mutans karena bakteri ini
merupakan penyebab munculnya plak pada hewan dan manusia. Karies gigi mulai dikaitkan dengan S. mutans setelah sukrosa menjadi salah satu
komponen pangan pada diet manusia. Bakteri dapat menghasilkan H
2
S, NH
3
, toksin, enzim dan antigen lain yang dapat menimbulkan efek radang. Menurut
Loesche 1986 diyakini bahwa S.mutans bertindak sebagai inisiasi infeksi dan berperan pada terjadinya lesio dini pada gigi.
Streptococcus mutans mempunyai sutau enzim yang disebut glukosil
transferase di atas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat
mensintesa molekul glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa 1,6 dan alfa 1,3. Pembentukan alfa 1,3 ini
sangat lengket, sehingga tidak larut dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus mutans untuk berkembang dan membentuk plak pada
gigi. Gigi yang mengalami karies dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Karies Gigi Wikipedia, 2006 Enzim yang sama kemudian melanjutkan untuk menambahkan banyak
molekul glukosa ke satu sama lain untuk membentuk dextran yang mana memiliki struktur sangat mirip dengan amylose dalam tajin. Dextran bersama
dengan bakteri melekat dengan erat pada enamel gigi dan menuju ke pembentukan plak pada gigi. Hal ini merupakan tahap dari pembentukan
rongga atau lubang pada gigi. Skema dari penguraian glukosa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram penguraian glukosa Nugraha, 2008
Apabila proporsi S.mutans pada plak gigi mencapai 2-10 maka individu tersebut memiliki resiko yang tinggi terhadap karies gigi, sedangkan
jika proporsinya kurang dari 0.1 maka resiko terhadap karies gigi kecil Mount Hume, 2006. Menurut Mount Hume 2006 karies dapat diobati
dengan cara : mengubah kondisi mikroflora dengan menggunakan chlorhexidine dan flouride, mengurangi konsumsi gula dan sukrosa,
mengurangi jumlah makan, serta meningkatkan salivary flow.
H. Streptococcus mutans