Loan to Deposit Ratio Non Performing Loan

lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 564. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR dirumuskan sebagai berikut: CAR = Modal Bank Total ATMR x 100 Rasio ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dariaktivitas yang dilakukan. Hal ini menghubungkan Modal Bank dengan bobot risiko dari asset yangdimiliki. Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri darimodal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri darimodal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan,laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaanyang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri daricadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yangdiklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMRmerupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif.

2.4.3 Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio LDR merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan Universitas Sumatera Utara dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnyaDendawijaya, 2003: 118. LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank atau kemampuan bank dalam menyalurkan dana dan mengumpulkan dana dari masyarakat. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dirumuskan sebagai berikut: LDR = Total Kredit yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga x 100 Kredit yang diberikan adalah kredit yang diberikan bank yang sudahditarik atau dicairkan bank. Kredit yang diberikan tidak termasuk kreditkepada bank lain. Sedangkan yang termasuk dalam dana pihak ketiga mencakup total simpanan dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan masyarakat. Semakin tinggi LDR, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yangbersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisibermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro,tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito. Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah antara 80 hingga 110.

2.4.4 Non Performing Loan

Non Performing Loan NPL merupakan rasio yang menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan Universitas Sumatera Utara oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Non Performing Loan NPL merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank. Menurut Siamat 1993: 36 “Risiko kredit default risk ini dapat terjadi akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan”. NPL merupakan persentase jumlah kredit yang bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio NPL dirumuskan sebagai berikut: NPL = Kredit Bermasalah Kredit yang Disalurkan x 100 Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet, sedangkan kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kepada bank lain. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, jika rasio NPL ≤ 5, maka predikat bank tersebut dikatakan sehat. Dan jika rasio NPL 5, maka predikat bank tersebut dikatakan dikatakan tidak sehat. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5. Universitas Sumatera Utara Semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasibahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.

2.4.5 Debt to Equity Ratio