tinggi namun perbankan belum optimal memanfaatkan modalnya. Fungsi intermediasi bank belum maksimal ditandai dengan penyaluran kredit LDR
belum optimal. Di samping itu, pemanfaatan dana untuk kegiatan operasional lainnya non kredit, investasi perbankan juga belum optimal. Padahal pendapatan
diperoleh tidak semata-mata dari penyaluran kredit, sehingga LDR tidak signifikan terhadap ROA. Perbankan Indonesia dapat meningkatkan kinerjanya
dengan melakukan kegiatan operasional melalui berbagai strategi perbankan yang inovatif untuk meningkatkan NIM, mengendalikan BOPO dan kualitas aktiva
produktif NPL, dan mengoptimalkan fungsi intermediasi bank LDR.
4.3.3 Pengaruh Non Performing Loan terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA. Hasil temuan ini
didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Rata-rata NPL bank umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 adalah sebesar 2,30 di bawah 5, menunjukkan bahwa sebagian besar dana bank
umum disalurkan dalam bentuk pinjamankredit. Tingginya kredit macet akan menurunkan kinerja bank yang akan berdampak kepada profitabilitas bank.
Perbankan dinilai cukup berhati-hati dalam menjaga kualitas aktiva produktifnya tetap baik NPL 5. Bila pendapatan bank rendah dari pengelolaan asset
pendapatan non kredit dikhawatirkan tidak dapat menutupi kerugian yang timbul akibat risiko kredit.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio DER
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROE. Hasil
temuan ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Widati 2012 yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap ROE. Rata-rata DER
bank umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 adalah sebesar 9,09, menunjukkan bahwa rasio hutang yang dimiliki bank umum yang terdaftar di BEI
cukup tinggi. Hal ini menandakan pihak perbankan akan dituntut sebaik mungkin mengelola hutangnya. Karena dengan adanya hutang akan memberikan
kesempatan yang baik bagi perbankan untuk dapat meningkatkan labanya.
4.3.5 Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return on Asset ROA. Pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi merupakan harapan masing-masing bank,
karena dengan tercapainya efisiensi berarti manajemen telah berhasil mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Tingginya rasio
BOPO menunjukkan bahwa bank belum mampu mendayagunakan sumber daya yang dimiliki atau belum mampu menjalankan kegiatan operasionalnya secara
efisien, sehingga akan berakibat turunnya kinerja bank dan berdampak kepada turunnya profitabilitas bank. Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin
efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih akan semakin tinggi. Rata-rata BOPO
Universitas Sumatera Utara
adalah sebesar 78,45 dapat dikatakan telah memenuhi kriteria ketetapan Bank Indonesia sebesar 90. Rasio BOPO menunjukkan bahwa manajemen bank
umum telah mampu mengoptimalkan kegiatan operasionalnya, sehingga dapat mencapai tingkat efisien. Hasil temuan ini didukung oleh hasil penelitian
terdahulu dari Yuliani 2007 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan