produktif Non Performing LoanNPL, manajemen Debt to Equity RatioDER,
earning Biaya Operasional dan Pendapatan OperasionalBOPO. Dengan menggunakan analisis rasio, maka dapat menentukan tingkat kinerja keuangan
suatu bank. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank.
2.4.1 Return on Asset
Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah Return on
Asset ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. ROA memfokuskan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisis
asset Dendawijaya, 2003: 120.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 31 Mei 2004, rasio ROA dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih
Total Aktiva x 100
Laba bersih adalah laba yang dihasilkan oleh bank dimana tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank. Total aktiva meliputi
komponen yang terdiri dari kas, giro, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang masih akan diterima, biaya dibayar dimuka, uang muka pajak,
aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap lain-lain, dimana komponen tersebut tercantum di dalam laporan keuangan bank. Bank dengan total aktiva relatif besar
Universitas Sumatera Utara
akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total pendapatan yang relatif besar sebagai akibat meningkatnya penjualan produk. Dengan
meningkatnya total pendapatan akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan juga akan lebih baik.
2.4.2 Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi
dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh
terhadap besarnya modal bank. Rasio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di
dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Menurut Dendawijaya 2003: 121 menyatakan bahwa “
Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain untuk dibiayai dari dana modal bank sendiri, disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman utang dan lain-lain”.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 321PBI 2001 besarnya CAR perbankan untuk saat ini minimal 8 dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
ATMR. Jika CAR kurang dari 8 maka bank dikatakan tidak sehat dan jika lebih besar dari 8 maka bank dapat dikatakan sehat. Semakin besar
Capital Adequacy Ratio CAR maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata
Universitas Sumatera Utara
lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 564.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio CAR dirumuskan sebagai berikut:
CAR = Modal Bank
Total ATMR
x 100
Rasio ini bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dariaktivitas yang dilakukan. Hal ini menghubungkan
Modal Bank dengan bobot risiko dari asset yangdimiliki.
Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri darimodal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang
diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri darimodal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan,laba tahun
lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaanyang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri daricadangan revaluasi
aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yangdiklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMRmerupakan penjumlahan ATMR aktiva
neraca dengan ATMR administratif.
2.4.3 Loan to Deposit Ratio