Pengaruh Non Performing Loanterhadap Return on Asset Pengaruh Debt to Equity Ratioterhadap Return on Asset Pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasionalterhadap Return on Asset

2.6.3 Pengaruh Non Performing Loanterhadap Return on Asset

Non Performing LoanNPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL maka semakin rendah profitabilitas suatu bank. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi 2005 menunjukkan pengaruh negatif Non Performing LoanNPL terhadap perubahan laba, sebab semakin tinggi Non Performing LoanNPL maka semakin besar risiko yang disalurkan bank, sehinggalaba yang diproksikan yang diproksikan dengan Return on Asset ROA menurun.

2.6.4 Pengaruh Debt to Equity Ratioterhadap Return on Asset

Debt to Equity RatioDER merupakan posisi hutang suatu badan usaha yang dapat menunjukkan jumlah uang orang lain yang digunakan dalam upaya memperoleh laba. Rasio ini merupakan rasio antara ekuitas dan hutang, dimana hutang di sini mencakup kewajiban jangka panjang, jangka pendek, dan kewajiban lancar Walsh, 2003: 120. Jika biaya yang timbul karena pinjaman costof debt lebih rendah dari biaya modal cost of equity maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba, demikian juga sebaliknya. Hal Universitas Sumatera Utara ini dikarenakan tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi sehingga pengaruh antara DER terhadap ROA adalah negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Bardosa dan Louri 2003 menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian, DER berpengaruh negatif terhadap ROA.

2.6.5 Pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasionalterhadap Return on Asset

Beban Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO atau sering disebut dengan rasio efisiensi dan digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Semakin tinggi angka dari rasio ini menunjukkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya sehingga dapat menimbulkan ketidakefisiensian. Ketidakefisiensian ini menimbulkan alokasi biaya yang lebih tinggi sehingga dapat menurunkan pendapatan bank. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan suatu bank akan menghadapi kondisi bermasalah semakin kecil. Bank yang sehat memiliki rasio BOPO kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat mempunyai rasio BOPO lebih dari 1. Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi 2005 menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Dengan demikian, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, mengenai berbagai pengaruh antara variabel independen CAR, LDR, NPL, DER, dan Universitas Sumatera Utara BOPO dengan variabel dependen ROA, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian, yaitu sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis