Tabel 3.3 Sampel Penelitian Bank-bank Umum
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Emiten
Tanggal Listing
4 PT. Bank Mandiri Persero Tbk
14 Juli 2003 5
PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 08 Agustus 2003
6 PT. Bank ICB Bumi Putra Tbk
15 Juli 2002 7
PT. Bank Ekonomi Raharha Tbk 08 Januari 2008
8 PT. Bank Central Asia Tbk
31 Mei 2000 9
PT. Bank Bukopin Tbk 10 Juli 2006
10 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
10 Januari 2001 11
PT. Bank Mutiara Tbk 25 Juni 1997
12 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
06 Desember 1989 13
PT. Bank Kesawan Tbk 21 November 2002
14 PT. Bank Bumi Arta Tbk
31 Desember 1999 15
PT. Bank CIMB Niaga Tbk 29 November 1989
16 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
21 November 1989 17
PT. Bank Permata Tbk 15 Januari 1990
18 PT. Bank Swadesi Tbk
01 Mei 2002 19
PT. Bank Artha Graha International Tbk 29 Agustus 1990
20 PT. Bank Mega Tbk
17 April 2000 21
PT. Bank NISP OCBC Tbk 20 Oktober 1994
22 PT. Bank Pan Indonesia Tbk
29 Desember 1982 23
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15 Desember 2006
24 PT. Bank Pundi Indonesia Tbk
13 Juli 2001 25
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12 Maret 2008
26 PT. Bank Victoria International Tbk
30 Juni 1999 27
PT. Bank Capital Indonesia Tbk 08 Oktober 2007
28 PT. Bank Windu Kentjana International Tbk
03 Juli 2007
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih
lanjut, seperti laporan keuangan tahunan.Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia melalui
website yaitu: www.idx.co.iddan
Universitas Sumatera Utara
www.bi.go.id. Sifat data ini adalah data deret waktu time series yaitu data yang
merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, metode yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-
catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh
laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di BEI dan Bank Indonesia melalui websitewww.idx.co.id dan www.bi.go.id.
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data mempunyai tujuan untuk menyampaikan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur serta tersusun dan lebih
berarti. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standar yang
dibantu dengan program Statistical Package for Social Sciences SPSS versi 18.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Regresi linier berganda yaitu suatu model linier regresi yang
variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa
variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan
kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.Hubungan fungsi antara satu
Universitas Sumatera Utara
variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, dimana ROA sebagai variabel dependen
sedangkanCAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO sebagai variabel independen. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh CAR,
LDR, NPL, DER, dan BOPO terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di BEI. Adapun persamaan regresi yang digunakan yaitu:
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+b
4
X
4 +
b
5
X
5 +
e
Keterangan: Y
= Return on Asset
α = Konstanta
b
1,
b
2,
b
3,
b
4,
b
5
= Koefisien regresi variabel X
1,
X
2,
X
3,
X
4,
X
5.
X
1
= Capital Adequacy Ratio CAR
X
2
= Loan to Deposit Ratio LDR
X
3
= Non Performing Loan NPL
X
4
= Debt toEquity Ratio DER
X
5
= Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO e
= Terms of error variabel yang tidak diteliti
Sebelum analisa regresi linier dilakukan, maka harus diuji dulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi digunakan tidak terdapat
masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.
3.9.1 Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian asumsi klasik, langkah berikutnya yaitu melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan. Pada penelitian
ini menggunakan analisis regresi melalui uji koefisien determinasi R
2
, uji F,
Universitas Sumatera Utara
dan uji-t. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara simultan
maupun parsial, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
3.9.1.1 Uji Koefisien Determinasi
�
�
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-
sama. Range nilai dari koefisien determinasi adalah 0
≤ R
2
≤1 Situmorang dan Lufti, 2012: 163.
Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R
2
akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Fungsi dari
Adjusted R Square adalah mengurangi keraguan tersebut. Nilai
Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai
Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa
kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
3.9.1.2 Uji F Secara Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen Y.
Bentuk pengujian yaitu: 1.
H :b
1
=b
2
=b
3
=b
4
=b
5
=0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR,
Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Debt to
Universitas Sumatera Utara
Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
Kinerja Bank Umum ROA yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
H
1
: minimal satu b
i
≠ 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Debt to
Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja
Bank Umum ROA yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikan
� = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara simultan pada uji-F ini adalah:
1. Jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
maka H diterima atau H
1
ditolak. 2.
Jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
maka H ditolakatau H
1
diterima.
3.9.1.3 Uji-t Secara Parsial
Uji-t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel independen X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Y secara
parsial. Pengujian ini dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
masing- masing koefisien regresi dengan t
tabel
nilai kritis sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Bentuk pengujian yaitu:
1. H
: b
i
= 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to
Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO secara
Universitas Sumatera Utara
parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel Kinerja Bank Umum ROA yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. H
1
: b
i
≠0, artinya Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR,
Non Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Bank Umum ROA yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan
� = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah:
1. Jika Sig 0,05 dant
hitung
t
tabel
maka H diterima atau H
1
ditolak. 2.
Jika Sig 0,05 dan t
hitung
t
tabel
maka H ditolak atau H
1
diterima.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model
prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, sehingga perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan model regresi yang
baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
3.9.2.1 Uji Normalitas
Menurut Situmorang dan Lufti, 2012: 100 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti
Universitas Sumatera Utara
atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke
kanan. Cara menguji normalitas data dapat dilihat dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data
dengan pendekatan histogram dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya adalah bahwa
mean, mode, dan median pada tempat yang sama. Pada pendekatan histogram variabel berdistribusi normal
jika dapat ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang
dapat digunakan adalah pendekatan grafik dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal
probability plot sebagai berikut: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan tidak mengkuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis
statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test K-
S.Pendekatan Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk memastikan apakah data
disepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov-Smirnov Z
Universitas Sumatera Utara
lebih kecil dari 1,97 berarti data dikatakan normal Situmorang dan Lufti, 2012: 107.
3.9.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai
Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Nilai cut off atau batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah
nilai Tolerance 0,10 atau nilai VIF 5.
Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabeldan VIF
dengan membandingkan Situmorang dan Lufti, 2012: 140: 1.
VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 2.
VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas. 3.
Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 4.
Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas. 3.9.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti ¸ 2012: 120. Metode
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah
Universitas Sumatera Utara
satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson, dengan kriteria
pengambilan keputusan yaitu:
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
Durbin Watson Hipotesis Nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0ddl Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl
≤d≤du Tidak ada korelasi negatif
Tolak 4 – dld4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4 – du ≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak
dud4-du Sumber: Situmorang dan Lufti 2012: 126
3.9.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan
Lufti, 2012: 108. 1.
Pendekatan grafik Dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi dan jika tidak ada pola yang jelas, dimana titik-titik tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendekatan Statistik
Yaitu dengan melakukan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan men-
transform data Understandardized Residual ke dalam Absut Situmorang dan Lufti, 2012: 116. Dari hasil output akan diketahui berapa besar nilai
signifikansinya. Apabila nilai Sig. 5, disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Umum yang Terdaftar di BEI
Objek penelitian yang digunakan adalah Bank Umum yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi Bank Umum yang terdaftar di BEI berjumlah 34 bank pada
tahun 2012 dan sampel Bank Umum yang terdaftar di BEI berjumlah 28 bank. Periode penelitian selama 4 tahun sejak 2009-2012. Jumlah observasi adalah 112
yang diperoleh dari 28 x 4 perkalian antara jumlah sampel dengan periode tahun pengamatan.
Penelitian ini melihat pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to
Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO terhadap
Return on Asset ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI pada periode tahun pengamatan 2009-
2012. Data rasio keuangan Bank Umum yang terdaftar di BEI sesuai periode pengamatan diperoleh dari Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang diperoleh
dari website www.bi.go.id dan laporan keuangan tahunan dari Bank Umum yang
terdaftar di BEI yaitu, www.idx.co.id.
4.1.1 PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk
PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk, pada awalnya didirikan dengan nama Bank Negara Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No. 2 Tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi Bank Negara
Universitas Sumatera Utara
Indonesia 1946, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Ruang lingkup kegiatan BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan termasuk melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip syraiah. Bank ini terdaftar listing sebagai
perbankan yang go public pada tanggal 25 November 1996. PT. Bank Negara
Indonesia Tbk berkantor pusat di Gedung BNI Lantai 24, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220.
4.1.2 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk didirikan pada tanggal 18 Desember 1968. Ruang lingkup kegiatan BRI adalah usaha di bidang keuangan
sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 10 November 2003. PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk berkantor pusat di Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Tromol
Pos 10941000 Jakarta 10210.
4.1.3 PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk
PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk didirikan sebagai bank milik negara, semula dengan nama Bank Tabungan Pos berdasarkan Undang-undang
Darurat No. 9 Tahun 1950 pada tanggal 9 Februari 1950. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 4 Tahun 1963
diubah menjadi Bank Tabungan Negara. Pada tanggal 29 April 1989, bank mulai beroperasi sebagai bank umum milik negara. Bank ini terdaftar
listing sebagai
Universitas Sumatera Utara
perbankan yang go public pada tanggal 17 Desember 2009. Bank ini berkantor
pusat di Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta Pusat.
4.1.4 PT. Bank Mandiri Persero Tbk
PT. Bank Mandiri Persero Tbk didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Exim dan Bapindo, merger menjadi Bank Mandiri. Ruang lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 14 Juli 2003.
4.1.5 PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk semula bernama Bank Agroniaga yang didirikan pada tanggal 27 September 1989. Di tahun 2003,
Perseroan mendapat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal untuk menjadi perusahaan publik yang bernama PT. Bank Agroniaga Tbk. Pada Maret 2011, PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk mengambil alih pengendalian Bank Agro dengan membeli saham mayoritas atau 88 saham milik Dana Pensiun
Perkebunan. Selanjutnya pada tahun 2012, Perseroan mengubah nama dari PT. Bank Agroniaga Tbk, menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk BRI
AGRO. Bank ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public pada
tanggal 8 Agustus 2003. Bank ini berkantor pusat di Plaza Great Rver Indonesia, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X2 No. 1, Jakarta 12950
Universitas Sumatera Utara
4.1.6 PT. Bank ICB Bumi Putera Tbk
PT. Bank ICB Bumi Putera Tbk didirikan dengan nama PT. Bank Bumiputera Indonesia pada tanggal 31 Juli 1989. Ruang lingkup kegiatan usaha
bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank ini mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990 sebagai perusahaan yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank
ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 15 Juli 2002.
Bank Bumi Putera berkantor pusat di Menara ICB Bumiputera, Jl. Probolinggo No. 18, Menteng – Jakarta 10350.
4.1.7 PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk dahulu PT. Bank Mitra Raharja didirikan dengan akta notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 31 pada tanggal 15 Mei
1989. Bank ini mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Maret 1990. Bank Ekonomi dinyatakan oleh Bank Indonesia sebagai bank yang sehat selama
24 bulan berturut-turut sejak pembukaan dan tetap bertahan hingga saat ini. Bank ini terdaftar listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 8 Januari 2008. PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk berkantor pusat di Graha Ekonomi Jl. Setia
Budi Selatan Kav. 7-8 Jakarta 12920.
4.1.8 PT. Bank Central Asia Tbk
PT. Bank Central Asia Tbk didirikan dengan akta Notaris Raden Mas Soeprapto pada tanggal 10 Agustus 1955 No. 38 dengan nama N.V. Perseroan
Universitas Sumatera Utara
Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Bank ini mulai beroperasi di
bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Bank ini terdaftar listing
sebagai perbankan yang go public pada tanggal 31 Mei 2000. Bank Central Asia
berkantor pusat di Wisma BCA Jl. Jenderal Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920.
4.1.9 PT. Bank Bukopin Tbk
PT. Bank Bukopin Tbk didirikan pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia Bukopin. Usaha bank mencakup segala
kegiatan bank umum dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 10 Juli 2006. Bank Bukopin berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin Jl. M.T. Haryono Kav. 50-51 Jakarta 12770.
4.1.10 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk didirikan pada tanggal 18 Januari 1972 dengan nama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan. Pada tahun 1989
perusahaan berubah status menjadi bank komersial dan sejak tahun 1994 diberi izin untuk beroperasi dalam transaksi valuta asing. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 10 Januari 2001. Bank Nusantara Parahyangan berkantor pusat di Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35, Jakarta 10220.
4.1.11 PT. Bank Mutiara Tbk
PT. Bank Mutiara Tbk Bank Mutiara merupakan metamorfosa dari Bank Century yang diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan LPS berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan KSSK pada tanggal 21 November 2008. Metamorfosa yang dilakukan Bank Mutiara telah menunjukkan
hasil yang menggembirakan. Bank Mutiara telah menjadi bank sehat yang sebelumnya pernah menjadi bank tidak sehat serta dapat memulihkan status Bank
Mutiara dari “Bank dalam Pengawasan Khusus” menjadi “Bank dalam Pengawasan Normal”. Nama Bank Mutiara resmi digunakan pasca
rebranding pada tanggal 3 Oktober 2009. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 25 Juni 1997. Bank Mutiara berkantor pusat di Beritasatu
Plasa 7th Fl. Jl. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta 12950.
4.1.12 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Danamon didirikan pada tanggal 16 Juli 1956. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di
Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Ruang lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan melakukan kegiatan usaha perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 6 Desember 1989. Bank ini berkantor pusat di Gedung Menara Bank Danamon, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No. 6 Mega
Kuningan, Jakarta.
4.1.13 PT. Bank Kesawan Tbk
Pada tahun 1913, Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh
The Chinese Trading Company Limited di Medan. Pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 1958 NV Chungwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 Bank usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT. Bank Chunghwa Shangyeh. Pada tahun 1965 PT. Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi Bank Kesawan. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 21 November 2002. Bank ini berkantor pusat di Plaza Property 2nd Fl. Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII
No. 1, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta 13210.
4.1.14 PT. Bank Bumi Arta Tbk
Bank Bumi Arta didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 dengan nama Bank Bumi Arta Indonesia. Pada tanggal 18 September 1976 Menteri
Keuangan RI memberikan izin kepada Bank Bumi Arta untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara. Sejak tanggal 14 September 1992 dengan
izin Menteri Kehakiman RI nama Bank Bumi Arta Indonesia diganti menjadi Bank Bumi Arta. Pengagantian nama dilakukan untuk memudahkan pengenalan
masyarakat terhadap Bank Bumi Arta. Bank ini terdaftar listing sebagai
perbankan yang go public pada tanggal 1 Juni 2006. Bank ini berkantor pusat di
Jl. Wahid Hasyim No. 234, Jakarta.
4.1.15 PT. Bank CIMB Niaga Tbk
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama PT. Bank Niaga. Pada awal pendiriannya, CIMB Niaga berfokus pada pembangunan
nilai-nilai utama dan profesionalisme di bidang perbankan. Hasilnya, CIMB Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas terpercaya. Pada
Universitas Sumatera Utara
tanggal 27 September 2004 Bank CIMB Niaga mulai melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang
go public pada tanggal 29 November 1989. Bank ini berkantor pusat di Jl. Jend. Sudirman, Kav. 58, Jakarta.
4.1.16 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk BII didirikan 15 Mei 1959 dan memperoleh status bank umum devisa pada tahun 1988 serta mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 21 November 1989 melalui penawaran umum saham perdana
initial public offering. BII memberikan layanan keuangan kepada individu dan perusahaan melalui
Perbankan UKM, Wholesale serta Ritel, selain itu pembiayaan otomotif melalui entitas anak WOM Finance untuk pembiayaan kendaraan roda dua dan BII
Finance untuk kendaraan bermotor roda empat. Bank ini berkantor pusat di Jl. M.H. Thamrin, No. 51, Jakarta Pusat.
4.1.17 Bank Permata Tbk
Didirikan pada tahun 1954 dengan nama Bank Persatuan Dagang Indonesia, bank berubah menjadi nama Bank Permata pada tahun 1971. Bank
Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yakni PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank
Universal Tbk, PT. Bank Prima Express, PT. Bank Artamedia, dan PT. Bank Patriot pada tahun 2002. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang go
Universitas Sumatera Utara
public pada tanggal 15 Januari 1990. Bank ini berkantor pusat di PermataBank Tower I Jl. Jend. Sudirman, Kav. 27, Jakarta 12920.
4.1.18 PT. Bank Swadeshi Tbk
PT. Bank Swadeshi Tbk didirikan pada tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 pada tanggal 28 September 1968 dari Njoo Sioe Liep, S.H., dengan nama PT.
Bank Pasar Swadeshi. Bank mendapat izin usaha sebagai bank umum pada tanggal 16 Agustus 1989, kemudian pada tanggal 12 Oktober 1994, bank ini
memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha sebagai bank devisa. Bank ini terdaftar
listing pada tanggal 1 Mei 2002. Kantor pusat bank di Jl. Samanhudi No. 37, Jakarta Pusat.
4.1.19 PT. Bank Arta Graha International Tbk
Semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank. Pada tanggal
2 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Financial Corporation berubah nama menjadi PT. Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Bank
Tbk mendapatkan izin usaha sebagai bank umum dan pada tanggal 14 April 2005, PT. Inter-Pacific Bank Tbk berganti nama menjadi PT. Bank Arta Graha
International Tbk. Bank ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public
pada tanggal 23 Agustus 1990. Bank ini berkantor pusat di Gedung Arta Graha, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta
Selatan 12190.
Universitas Sumatera Utara
4.1.20 PT. Bank Mega Tbk
PT. Bank Mega Tbk, semual didirikan dengan nama PT. Bank Karman berdasarkan akta pendirian tanggal 15 April 1969 No. 32 yang kemudian diubah
dengan akta tanggal 26 November 1969 No. 47. Bank mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1969 di Surabaya. Pada tahun 1992, nama bank berubah
menjadi PT. Bank Mega dan pada tanggal 17 April 2000 berubah menjadi PT. Bank Mega Tbk. Bank ini berkantor pusat di Menara Bank Mega, Jl. Kapten
Tandean 12-14A, Jakarta.
4.1.21 PT. Bank OCBC NISP Tbk
Bank OCBC NISP, sebelumnya dikenal dengan nama bank Bank NISP yang merupakan bank tertua ke empat di Indonesia, didirikan pada tanggal 4 April
1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank yang solid dan
handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah UKM. Bank OCBC NICP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967 dan bank devisa
pada tahun 1990. Bank ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public
pada tanggal 20 Oktober 1994. Bank ini berkantor pusat di OCBC NISP Tower, Jl. Prof. Dr. Satrio, No. 25, Lt. 20, Jakarta 12940.
4.1.22 PT. Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Pan Indonesia didirikan pada tahun 1971 di Jakarta, PaninBank merupakan hasil merger dari 3 bank yaitu: Bank Kemakmuran, Bank Industri
Djaja Indonesia dan Bank Industri dan Dagang Indonesia. Setahun kemudian,
Universitas Sumatera Utara
pada April 1972, PaninBank memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia untuk menjadi bank devisa. Bank ini terdaftar
listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 29 Desember 1982 dan menjadi bank pertama yang
go public di Indonesia. Bank ini berkantor pusat di Gedung Panin Centre, Lt. 1-2, Jl. Jend.
Sudirman, Kav. 1, Senayan, Jakarta 10270.
4.1.23 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Bank Saudara didirikan berdasarkan akta notaris Noezar, S.H., di Bandung No. 30 tanggal 15 Juni 1974.
Kegiatan utama bank adalah menjalankan usaha sebagai bank umum. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.Kep-067KM.171993. Bank ini terdaftar listing sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 15 Desember 2006.
Bank ini berkantor pusat di Jl. Buah Batu No. 58, Bandung, Jawa Barat 40262.
4.1.24 PT. Bank Pundi Indonesia Tbk
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk, berdiri pada tanggal 11 September 1992 dengan nama PT. Executive International Bank. Pada tanggal 9 Agustus 1993
perseroan mulai beroperasi sebagai bank umum di Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 673KMK.0171993 tanggal 23 Juni 1993
tentang Pemberian Izin Usaha PT. Executive International Bank. Nama perseroan kemudian diubah menjadi PT. Bank Pundi Indonesia Tbk pada tahun 2010. Bank
ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 13 Juli 2001.
Bank ini berkantor pusat di Jl. RS. Fatmawati No. 12 Jakarta Selatan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.25 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, awalnya bank didirikan di Bandung, Jawa Barat, dengan nama Bank Pegawai Pensiunan Militer Bapemil
untuk melayani pensiunan militer. Pada tahun 1993, Bank meningkatkan izin dari bank tabungan menjadi bank komersial dan merubah nama menjadi Bank
Tabungan Pensiunan Nasional BTPN. Bank ini terdaftar listing sebagai
perbankan yang go public pada tanggal 12 Maret 2008. Bank ini berkantor pusat
di Menara Cyber 2, Lantai 24-25, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5, No. 13 Jakarta Selatan 12950.
4.1.26 PT. Bank Victoria International Tbk
Bank Victoria berdiri pada tanggal 28 Oktober 1992. Pada tahun 1994, Bank Victoria beroperasi sebagai bank umum. Dengan fokus pada segmen ritel,
Bank Victoria berusaha memenuhi kebutuhan nasabah dengan pemberian kredit konsumsi dan kredit ke dunia usaha, baik berupa kredit komersil maupun UMKM.
Bank ini terdaftar listing sebagai perbankan yang go public pada tanggal 30 Juni
1999. Bank ini berkantor pusat di Panin Tower Lt. 15 25, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta 10270.
4.1.27 Bank Capital Indonesia Tbk
PT. Bank Capital Indonesia Tbk Bank Capital didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 139 tanggal 20 April 1989 yang kemudian diubah dengan
Akta Perubahan Nomor 58 tanggal 3 Mei 1989 dengan nama PT. Bank Credit
Universitas Sumatera Utara
Lyonnais Indonesia. Pada 1 September 2004, nama bank diubah dari PT. Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT. Bank Capital Indonesia berdasarkan Akta
Notaris Nomor 1 tanggal 1 September 2004. Bank ini terdaftar listing sebagai
perbankan yang go public pada tanggal 4 Oktober 2007. Bank ini berkantor pusat
di Sona Topas Tower Lt. 16, Jl. Jend. Sudirman Kav. 26, Jakarta 12920.
4.1.28 PT. Bank Windu Kentjana International Tbk
PT. Bank Windu Kentjana International Tbk Bank Windu didirikan pada tanggal 2 April 1974. Bank Windu merupakan bank hasil penggabungan merger
antara Bank Multicor Tbk dan PT. Bank Windu Kentjana pada tanggal 8 Januari 2008. Bank Windu merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang sahamnya
telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, dengan perubahan anggaran dasar perseroan terakhir berdasarkan akte No. 150 tanggal 16 Agustus 2012 mengenai
perubahan pasal 4 ayat 2 dan pasal 30 yang telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Hukum Kementerian Hukum dan HAM No. AHU-
AH.01.10-31547 tertanggal 27 Agustus 2012. Bank ini terdaftar listing sebagai
perbankan yang go public pada tanggal 3 Juli 2007. Bank ini berkantor pusat di
Equity Tower Lt. 9, SCBD Lot. 9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12910.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini, serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai
minimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil
Universitas Sumatera Utara
analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CAR
112 7,52
32,90 15,7297
4,26292 LDR
112 40,22
112,50 78,0176
14,48880 NPL
112 ,20
9,53 2,3021
1,68518 DER
112 3,03
15,62 9,0866
2,73983 BOPO
112 41,60
114,63 78,4482
16,65343 ROA
112 ,07
5,15 2,0238
1,13749 Valid N listwise
112
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 112 waktu pengamatan, variabel dependen ROA mempunyai nilai minimum 0,07 dan nilai
maksimum 5,15. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar
1,13749 dan nilai rata-rata mean sebesar 2,0238. Nilai rata-rata mean yang
lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi standar deviation menunjukkan
bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel CAR mempunyai nilai minimum 7,52 terletak pada Bank
Kesawan Tbk dan nilai maksimum 32,90 terletak pada Bank Swadesi Tbk. Sementara nilai standar deviasi 4,26292 dan nilai rata-rata sebesar 15,7297.
Nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel LDR mempunyai nilai minimum 40,22 terletak pada Bank Victoria International Tbk dan nilai maksimum 112,50 terletak pada Bank
Danamon Indonesia Tbk. Sementara nilai standar deviasi 14,48880 dan nilai
Universitas Sumatera Utara
rata-rata sebesar 78,0176. Nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel NPL mempunyai nilai minimum 0,20 terletak pada Bank Bumi Arta Tbk dan nilai maksimum 9,53 terletak pada Bank Mutiara Tbk. Sementara
nilai standar deviasi 1,68518 dan nilai rata-rata sebesar 2,3021. Nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data
terdistribusi dengan baik. Variabel DER mempunyai nilai minimum 3,03 terletak pada Bank
Kesawan Tbk dan nilai maksimum 15,62 terletak pada Bank Arta Graha International Tbk. Sementara nilai standar deviasi 2,73983 dan nilai rata-rata
sebesar 9,0866. Nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
Variabel BOPO mempunyai nilai minimum 41,60 terletak pada Bank Mandiri Persero Tbk dan nilai maksimum 114,63 terletak pada Bank ICB
Bumiputera Tbk. Sementara nilai standar deviasi 2,73983 dan nilai rata-rata sebesar 9,0866. Nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar
deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Persamaan yang dibangun harus memenuhi asumsi dasar: data berdistribusi
normal, tidak terjadi gejala multikolinieritas, tidak ada gejala autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi
data dengan bentuk seperti lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola residual data seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan
Kolmogorov-Smirnov untuk menguji data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel dependen yaitu ROA mempunyai distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng
ke kiri atau ke kanan. Cara lain untuk menguji normalitas data dengan grafik yakni dengan melihat penyebaran data titik pada garis diagonal dari grafik
normalitas Normal P-P Plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistiribusi normal. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Normal P-P Plot
Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik yang tersebar mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
Namun, seringkali data kelihatan normal karena mengikuti arah garis diagonal, padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal. Untuk
memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pendekatan uji
Kolmogorov-Smirnov 1 sample K-S yakni dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika
nilai Asym.sig 2-tailed lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka data residual berdistribusi normal. Dan jika nilai Asym.sig 2-tailed lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 112
Normal Parameters Mean
a,b
,0000000 Std. Deviation
,80282392 Most Extreme Differences
Absolute ,126
Positive ,126
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z 1,336
Asymp. Sig. 2-tailed ,056
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asym.sig 2-tailed adalah 0,056 dan di atas nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
residual berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat
tolerance dan variance inflation factor VIF. Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
tolerance 0,1 sedangkan nilai variance inflation factor VIF 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
4,810 ,760
6,327 ,000
CAR ,013
,021 ,049
,637 ,526
,790 1,266
LDR ,008
,006 ,100
1,429 ,156
,956 1,046
NPL -,017
,051 -,025
-,333 ,739
,827 1,210
DER ,027
,035 ,065
,777 ,439
,664 1,507
BOPO -,049
,006 -,712
-8,711 ,000
,704 1,420
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari variabel CAR,
LDR, NPL, DER, dan BOPO lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF dari variabel CAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO lebih kecil dari 5, hal ini membuktikan bahwa
tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson
Mo d e l S u m m a ryb Model
R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
,708 ,502
,478 ,82154
2,220
a. Predictors: Constant, BOPO, LDR, CAR, NPL, DER
b. Dependend Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini
adalah sebesar 2,220 dan nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan tingkat kepercayaan
α = 5 dan jumlah sampel sebanyak 112 dengan menggunakan 5 variabel independen. Dari tabel
Durbin-Watson akan diperoleh nilai dl sebesar 1,5999 dan nilai du sebesar 1,6860. Karena, nilai
Durbin- Watsondhitung terletak diantara batas atas du dan batas bawah 4-du atau du
d 4 – du yaitu 1,6860 2,220 2,314. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini terbebas dari autokorelasi.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara untuk melihat apakah heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pendekatan grafik dan pendekatan
statistik. 1.
Pendekatan Grafik Titik data harus tidak mencerminkan suatu pola yang tidak sistematis atau
dapat dikatakan acak. Gambar grafik untuk menguji heteroskedastisitas ditampilkan berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Pada Gambar 4.3 terlihat penyebaran titik-titik secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
2. Pendekatan Statistik
Pendekatan statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak, dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser. Berikut ini ditampilkan tabel uji
Glejser.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji
Glejser Sebelum Transformasi Data
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,839
,428 1,960
,053 CAR
,016 ,012
,132 1,418
,159 LDR
,001 ,003
,027 ,322
,748 NPL
,158 ,029
,501 5,523
,000 DER
,008 ,020
,042 ,414
,680 BOPO
-,013 ,003
-,405 -4,118
,000 a. Dependent Variable: absut
Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa variabel independen NPL dan BOPO siginifkan sig 0,05 terhadap variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Sehingga perlu dilakukan transformasi data dengan melakukan Logaritma Natural Ln dan menghilangkan bagian data yang
dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data yakni variabel NPL, maka diperoleh hasil berikut ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji
Glejser Setelah Transformasi Data
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -,696
1,414 -,492
,624 LN_CAR
-,108 ,187
-,061 -,578
,565 LN_LDR
,125 ,214
,056 ,584
,560 LN_DER
,028 ,152
,020 ,185
,854 LN_BOPO
,194 ,194
,105 ,996
,321 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi
dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients terhadap kelima variabel independen
yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR, Non
Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO terhadap
Return on Asset ROA ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4,810
,760 6,327
,000 CAR
,013 ,021
,049 ,637
,526 LDR
,008 ,006
,100 1,429
,156 NPL
-,017 ,051
-,025 -,333
,739 DER
,027 ,035
,065 ,777
,439 BOPO
-,049 ,006
-,712 -8,711
,000 a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,810 + 0,013 X
1
+ 0,008 X
2
– 0,017 X
3
+ 0,027 X
4
– 0,049 X
5
+ e
Dari persamaan regresi linier berganda dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Nilai konstanta sebesar 4,810. Hal ini menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen yaitu CAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO dianggap
Universitas Sumatera Utara
konstan atau nol, maka nilai dari variabel dependen ROA adalah sebesar 4,810.
2. Variabel
Capital Adequacy Ratio CAR memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu 0,013. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa CAR
berpengaruh positif terhadap Return on Asset ROA. Hal ini menggambarkan
bahwa jika terjadi kenaikan CAR sebesar 1, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,013 dengan asumsi variabel independen lain
dianggap konstan. 3.
Variabel Loan to Deposit Ratio LDR memiliki nilai koefisien regresi yang
positif yaitu 0,008. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap
Return on Asset ROA. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan LDR sebesar 1, maka ROA akan mengalami
peningkatan sebesar 0,008 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
4. Variabel
Non Performing Loan NPL memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu -0,017. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa NPL
berpengaruh negatif terhadap Return on Asset ROA. Hal ini
menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan NPL sebesar 1, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar -0,017 dengan asumsi variabel
independen lain dianggap konstan. 5.
Variabel Debt to Equity Ratio DER memiliki nilai koefisien regresi yang
positif yaitu 0,027. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap
Return on Asset ROA. Hal ini menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa jika terjadi kenaikan DER sebesar 1, maka ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,027 dengan asumsi variabel independen lain
dianggap konstan. 6.
Variabel Biaya Operasional dan Pendapatan OperasionalBOPO memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu -0,049. Nilai koefisien yang negatif
menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return on Asset
ROA. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan BOPO sebesar 1, maka ROA akan mengalami penurunan sebesar -0,049 dengan asumsi
variabel independen lain dianggap konstan.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji F Secara Simultan
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara CAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO terhadap ROA perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
pada α = 5.
Jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
maka H
o
diterima atau H
1
ditolak dan jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
maka H
o
ditolak atau H
1
diterima. Berikut ini hasil pengujian dengan tingkat signifikansi
α = 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji F Uji Hipotesis Secara Simultan
ANOVA
Model
b
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 72,080
5 14,416
21,359 ,000
a
Residual 71,542
106 ,675
Total 143,622
111 a. Predictors: Constant, BOPO, LDR, CAR, NPL, DER
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data dioah
Pada Tabel 4.8 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 21,359 sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan
α = 5 adalah 2,21. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F
hitung
21,359 F
tabel
dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian berarti H
o
ditolak atau H
1
diterima, atau dapat dinyatakan bahwa CAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Umum
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2.4.2 Uji-t Secara Parsial
Uji-t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel independen yang terdiri atas CAR, LDR, NPL, DER, dan BOPO secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen ROA. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil Uji-t Uji Hipotesis Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 4,810
,760 6,327
,000 CAR
,013 ,021
,049 ,637
,526 LDR
,008 ,006
,100 1,429
,156 NPL
-,017 ,051
-,025 -,333
,739 DER
,027 ,035
,065 ,777
,439 BOPO
-,049 ,006
-,712 -8,711
,000 a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah
α2 = 0,052 = 0,025 dengan derajat bebas df = n-k = 112- 6 = 106. Nilai t
tabel
dengan taraf nyata α2 = 0,025 dan df = 106 adalah 1,960.
1. Pengujian CAR X
1
terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI Y menunjukkan Sig. 0,526
α 0,05 dan t
hitung
adalah 0,637 dimana t
hitung
0,637 t
tabel
1,960, maka H
o
diterima atau H
1
ditolak. Artinya tingkat signifikansi 0,05 dan nilai t
hitung
bertanda positif, maka secara parsial variabel independen CAR X
1
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel dependen ROA YBank Umum yang terdaftar di BEI.
2. Pengujian LDR X
2
terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI Y menunjukkan Sig. 0,156
α 0,05 dan t
hitung
adalah 1,429 dimana t
hitung
1,429 t
tabel
1,960, maka H
o
diterima atau H
1
ditolak. Artinya tingkat signifikansi 0,05 dan nilai t
hitung
bertanda positif, maka secara parsial
Universitas Sumatera Utara
variabel independen LDR X
2
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel dependen ROA YBank Umum yang terdaftar di BEI.
3. Pengujian NPL X
3
terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI Y menunjukkan Sig. 0,739
α 0,05 dan t
hitung
adalah -0,333 dimana t
hitung
- 0,333 t
tabel
1,960, maka H
o
diterima atau H
1
ditolak. Artinya tingkat signifikansi 0,05 dan nilai t
hitung
bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen NPLX
3
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel dependen ROAYBank Umum yang terdaftar di BEI.
4. Pengujian DER X
4
terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI Y menunjukkan Sig. 0,439
α 0,05 dan t
hitung
adalah 0,777 dimana t
hitung
0,777 t
tabel
1,960, maka H
o
diterima atau H
1
ditolak. Artinya tingkat signifikansi 0,05 dan nilai t
hitung
bertanda positif, maka secara parsial variabel independen DERX
4
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel dependen ROAY Bank Umum yang terdaftar di BEI.
5. Pengujian BOPO X
5
terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI Y menunjukkan Sig. 0,000
α 0,05 dan t
hitung
adalah -8,711 dimana t
hitung
- 8,711 t
tabel
1,960, maka H
o
ditolak atau H
1
diterima. Artinya tingkat signifikansi 0,05 dan nilai t
hitung
bertanda negatif, maka secara parsial variabel independen BOPOX
5
berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel dependen ROAY Bank Umum yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi
�
�
Nilai koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dari hasil
analisis data diperoleh hasil koefisien determinasi yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
�
� Mo d e l S u m m a ry
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,708 ,502
,478 ,82154
a. Predictors: Constant, BOPO, LDR, CAR, NPL, DER
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square R
2
adalah 0,478. Hal ini menujukkan bahwa sebesar 47,8
Return on Asset ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI dipengaruhi oleh variasi dari kelima variabel
independen yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to
Deposit Ratio LDR, Non Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO. Sedangkan sisanya
sebesar 52,2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti Tingkat Suku Bunga, Dana Pihak Ketiga, dan Nilai Tukar.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Kinerja Bank
Haasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA. CAR
merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko
yang timbul serta dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Kondisi permodalan bank umum pada periode 4 tahun 2009-2012 adalah sebesar 15,73
jauh di atas standar minimal CAR yaitu 8. Kondisi ini menjelaskan bahwa perbankan mengandalkan pinjaman sebagai sumber pendapatan dan tidak
menggunakan seluruh potensi modalnya untuk meningkatkan kinerja bank seperti misalnya pengembangan produk dan jasa di luar pinjaman yang dapat
meningkatkan profitabilitas bank. Hal tersebut menyebabkan CAR tidak menjadi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ROA bank umum yang terdaftar di
BEI. Hasil temuan ini diperkuat oleh hasil penelitian Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA Bank
Umum di Indonesia.
4.3.2 Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA. Hasil
temuan ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Prasnanugraha P 2007 yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROA. Rata-rata LDR bank umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 adalah sebesar 78,02, menunjukkan bahwa fungsi
intermediasi bank tidak maksimal. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi perbankan di Indonesia pada periode 2007-2012 cukup berhati-hati dalam
menghadapi risiko likuiditas. Dengan tingkat kecukupan modal CAR yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi namun perbankan belum optimal memanfaatkan modalnya. Fungsi intermediasi bank belum maksimal ditandai dengan penyaluran kredit LDR
belum optimal. Di samping itu, pemanfaatan dana untuk kegiatan operasional lainnya non kredit, investasi perbankan juga belum optimal. Padahal pendapatan
diperoleh tidak semata-mata dari penyaluran kredit, sehingga LDR tidak signifikan terhadap ROA. Perbankan Indonesia dapat meningkatkan kinerjanya
dengan melakukan kegiatan operasional melalui berbagai strategi perbankan yang inovatif untuk meningkatkan NIM, mengendalikan BOPO dan kualitas aktiva
produktif NPL, dan mengoptimalkan fungsi intermediasi bank LDR.
4.3.3 Pengaruh Non Performing Loan terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA. Hasil temuan ini
didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Rata-rata NPL bank umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 adalah sebesar 2,30 di bawah 5, menunjukkan bahwa sebagian besar dana bank
umum disalurkan dalam bentuk pinjamankredit. Tingginya kredit macet akan menurunkan kinerja bank yang akan berdampak kepada profitabilitas bank.
Perbankan dinilai cukup berhati-hati dalam menjaga kualitas aktiva produktifnya tetap baik NPL 5. Bila pendapatan bank rendah dari pengelolaan asset
pendapatan non kredit dikhawatirkan tidak dapat menutupi kerugian yang timbul akibat risiko kredit.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio DER
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return on Asset ROE. Hasil
temuan ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Widati 2012 yang menyatakan bahwa DER berpengaruh positif terhadap ROE. Rata-rata DER
bank umum yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 adalah sebesar 9,09, menunjukkan bahwa rasio hutang yang dimiliki bank umum yang terdaftar di BEI
cukup tinggi. Hal ini menandakan pihak perbankan akan dituntut sebaik mungkin mengelola hutangnya. Karena dengan adanya hutang akan memberikan
kesempatan yang baik bagi perbankan untuk dapat meningkatkan labanya.
4.3.5 Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Kinerja Bank
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return on Asset ROA. Pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi merupakan harapan masing-masing bank,
karena dengan tercapainya efisiensi berarti manajemen telah berhasil mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Tingginya rasio
BOPO menunjukkan bahwa bank belum mampu mendayagunakan sumber daya yang dimiliki atau belum mampu menjalankan kegiatan operasionalnya secara
efisien, sehingga akan berakibat turunnya kinerja bank dan berdampak kepada turunnya profitabilitas bank. Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin
efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih akan semakin tinggi. Rata-rata BOPO
Universitas Sumatera Utara
adalah sebesar 78,45 dapat dikatakan telah memenuhi kriteria ketetapan Bank Indonesia sebesar 90. Rasio BOPO menunjukkan bahwa manajemen bank
umum telah mampu mengoptimalkan kegiatan operasionalnya, sehingga dapat mencapai tingkat efisien. Hasil temuan ini didukung oleh hasil penelitian
terdahulu dari Yuliani 2007 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat diuraikan beberapa kesimpulan yaitu:
1. Secara simultan
Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR,
Non Performing Loan NPL, Debt to Equity Ratio DER, dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Bank Umum yang terdaftar di BEI yang diproksikan dengan
Return on Asset ROA. 2.
Secara parsial Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR,
dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
Kinerja Bank Umum yang terdaftar di BEI yang diproksikan dengan Return
on Asset ROA, Non Performing Loan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kinerja Bank Umum yang terdaftar di BEI yang
diproksikan dengan Return on Asset ROA, sedangkan Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Kinerja Bank Umum yang terdaftar di BEI yang diproksikan dengan
Return on Asset ROA.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran