17
2.5  Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga
Pendapatan  adalah  penghasilanperolehan  seseorang  baik  berupa  uang  maupun barang  sebagai  batas  jasa  atau  kontraprestasi  yang  diterima  untuk  suatu  jangka
waktu tertentu. Pendapatan  berupa  uang  tersebut  yaitu  hasil  dari  upah  dan  gaji  seperti:
kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang. Untuk gaji dan  upah  dari  hasil  sendiri  seperti:  komisi  dan  hasil  bersih  dari  usaha  yang
dijalankannya sendiri. Untuk pendapatan berupa barang yaitu dimana pembayaran gajinya  dapat  dalam  bentuk:  beras,  pengobatan,  transportasi,  rekreasi,  dan  lain
sebagainya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati Mimmy, 2013.
2.6  Pendidikan Wajib Pajak
Pendidikan  merupakan  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan
potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spritual  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan
dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  negara  Mimmy,  2013.  Setiap  warga  negara wajib  memperoleh  pendidikan  formal  untuk  bekal  dimasa  depan,  tetapi  ada  juga
masyarakat  yang  tidak  menamatkan  pendidikan  wajib  mereka  bahkan  ada  juga dari mereka  yang tidak  bersekolah, hal  tersebut  dapat  dipengaruhi oleh beberapa
faktor  seperti:  biaya  yang  pas-pasan,  tidak  adanya  kemauan  dari  orang  tersebut, tidak  adanya  dukungan  dari  orang  terdekat  dan  lain  sebagainya.  Maka  dari  itu
terdapat  di  masyarakat  tingkat  pendidikan  seseorang  itu  menjadi  berbeda-beda. Berikut adaah tingkatan pendidikan yang ada:
a.  Pendidikan dasar: TK Taman Kanak-Kanak dan SD Sekolah Dasar b.  Pendidikan  lanjutan:  SMP  Sekolah  Menengah  Pertama,  SMA  Sekolah
Menengah Atas dan SMK Sekolah Menengah Kejuruan c.  Pendidikan tinggi: Diploma, Sarjana, Pasca Sarjana, Doktor.
Universitas Sumatera Utara
18
2.7  Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan perpajakan  masyarakat  masih minim, terdapat  beberapa masyarakat masyarakat kurang paham apa yang dimaksud dengan pajak, kontribusi pajak dan
hal-hal tentang perpajakan. Kebanyakan dari mereka hanya ikut membayar pajkak mereka tanpa mengetahui lebih lanjut mengenai perpajakan sehingga mengurangi
tingkat kesadaran wajib pajak Mimmy, 2013. Maka dari itu diharapkan melalui pendidikan perpajakan dapat mendorong
individu  kearah  yang  positif  dan  mampu  menghasilkan  pola  pikir  yang  positif yang  selanjutnya  akan  dapat  memberikan  pengaruh  positif  sebagai  pendorong
untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak.
2.8 Kerangka Pemikiran
2.8.1  Kerangka Pemikiran
Berdasarkan  uraian  di  atas,  gambaran  menyeluruh  faktor-faktor  yang mempengaruhi  kesadaran  wajib  pajak  dalam  membayar  Pajak  Bumi  dan
Bangunan PBB, kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Pemikiran
KESADARAN WAJIB PAJAK PBB Y
PENDAPATAN PERBULAN X
PEKERJAAN X
2
PENGETAHUAN PERHITUNGAN PBB X
8
SANKSI DENDA X
9
TIPE RUMAH X
3
PENDIDIKAN X
4
PEMAHAMAN TENTANG PBB X
5
PEMBANGUNAN DAERAH X
PROSEDUR YANG DIJALANKAN PETUGAS
PAJAK MUDAH
Universitas Sumatera Utara
19
2.8.2  Hipotesis
Hipotesis  merupakan  pengujian  statistik  yang  didasari  oleh  suatu  asumsi alternatif  lain  Siagi  dan  Sugiato,  2000.  Berdasarkan  teori  dan  kerangka
pemikiran yang telah dibuat maka hipotesis dari penelitian adalah sebagai berikut:
1.  Pendapatan Perbulan H
=  Pendapatan  perbulan  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB
H
1
= Pendapatan  perbulan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
2.  Pekerjaan H
= Pekerjaan   wajib  pajak  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Pekerjaan   wajib  pajak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
3.  Tipe Rumah H
=  Tipe  rumah  wajib  pajak  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Tipe rumah   wajib  pajak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
4.  Pendidikan H
=  Pendidikan    wajib  pajak  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
=  Pendidikan  wajib    pajak    berpengaruh    signifikan    terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
5.  Pemahaman Tentang PBB H
=  Pemahaman  tentang  PBB    wajib  pajak  tidak  berpengaruh signifikan  terhadap  kesadaran  wajib  pajak  dalam  pembayaran
PBB. H
1
= Pemahaman tentang PBB wajib  pajak  berpengaruh  signifikan terhadap    kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
6.  Pembangunan Daerah
Universitas Sumatera Utara
20 H
=  Pembangunan  daerah  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
=  Pembangunan  daerah    berpengaruh    signifikan    terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
7.  Prosedur yang Dijalankan Petugas Pajak Mudah Dimengerti H
=  Prosedur yang   Dijalankan  Petugas   Pajak Mudah Dimengerti tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  kesadaran  wajib  pajak
dalam pembayaran PBB. H
1
=  Prosedur  yang  Dijalankan  Petugas  Pajak  Mudah  Dimengerti berpengaruh    signifikan    terhadap        kesadaran  wajib  pajak
dalam membayar PBB. 8.  Pengetahuan Perhitungan PBB
H =    Pengetahuan  Perhitungan  PBB  wajib  pajak  tidak  berpengaruh
signifikan  terhadap  kesadaran  wajib  pajak  dalam  pembayaran PBB.
H
1
=  Pengetahuan  perhitungan  PBB  wajib  pajak    berpengaruh signifikan    terhadap        kesadaran  wajib  pajak  dalam  membayar
PBB. 9.  Sanksi Denda
H =    Sanksi  denda  tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  kesadaran
wajib pajak dalam pembayaran PBB. H
1
=  Sanksi  denda  berpengaruh    signifikan    terhadap        kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
2.9  Data
Data  merupakan  bentuk  jamak  dari  datum  yang  merupakan  informasi  yang diperoleh dari satu satuan amatan. Pada umumnya informasi ini diperoleh melalui
observasi pengamatan yang dilakukan terhadap sekumpulan individu. Informasi yang  diperoleh  memberikan  gambaran,  keterangan,  atau  fakta  mengenai  suatu
persoalan dalam bentuk kategorik, huruf atau bilangan Sugiarto,dkk,2001.
Universitas Sumatera Utara
21
2.9.1  Jenis Data
Data dapat golongan menurut jenisnya berdasarkan kriteria, yaitu: Data kualitatif dan kuantitatif
a.  Data kualitatif Data  kualitatif  adalah  data  yang  sifatnya  hanya  menggolongkan  saja.
Termasuk  dalam  klasifikasi  data  tipe  ini  adalah  data  yang  berskala  ukur nominal  dan  ordinal.  Sebagai  contoh  adalah  data  kepuasan  pelanggan
tinggi, sedang, rendah. b.  Data kuantitatif
Data  kuantitatif  adalah  data  yang  berbentuk  angka.  Termasuk  dalam klasifikasi data tipe ini adalah data  yang berskala ukur interval dan rasio.
Sebagai  contoh  data kuantitatif adalah data tinggi  badan siswa, misalnya: 130 cm, 135 cm, 140 cm, dan sebagainya.
Data internal dan eksternal a.  Data Internal merupakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau
organisasi  yang  melakukan  riset.  Data  ini  menggambarkan  keadaan dalam organisasi tersebut.
b.  Data  Eksternal  merupakan  data  mengenai  keadaan  diluar  organisasi, pada  umumnya  didapat  dari  pihak  lain  yang  digunakan  sebagai
pembanding. Data eksternal itu sendiri terbagi atas dua bagian, yaitu: 1.  Data Primer
Data  primer  adalah  data  yang  langsung  dikumpulkan  oleh  orang yang  berkepentingan  atau  yang  memakai  data  tersebut.  Data  ini
diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. 2.  Data Sekunder
Data  sekunder  adalah  data  primer  yang  diperoleh  dari  pihak  lain atau  data  primer  yang  telah  diolah  lebih  lanjut  dan  disajikan.
Sebagai contoh adalah data jumlah produksi suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
22 Data time series dan cross section
a.  Data  Time  Series  merupakan  data  yang  dikumpulkan  dari  beberapa tahapan  waktu  secara  kronologis,  misalnya  mingguan,  bulanan,  atau
tahunan. b.  Data  Cross  Section  merupakan  data  yang  dikumpulkan  pada  waktu  dan
tempat  tertentu  saja,  misalnya  data  hasil  pengisian  kuesioner  tentang prilaku  pembelian  suatu  produk  shampo  oleh  responden  pada  bulan  Juni
2011.
2.9.2  Skala Pengukuran
Skala  merupakan  suatu  prosedur  pemberian  angka  atau  simbol  lain  kepada sejumlah  ciri  tersebut.  Diantara  bermacam-macam  pengukuran  untuk  respon-
respon  yang  diamati  terhadap  objek-objek,  yang  sering  dipergunakan  ialah ukuran-ukuran  cacah,  peringkat,  panjang,  wolume,  waktu,  bobot  dan  lainnya.
Dalam  statistik  dibedakan  empat  macam  skala  pengukuran  yang  mungkin menghasilkan yaitu:
a.  Skala Nominal Skala  ini  menggolongkan  objek-objek  atau  kejadian-kejadian  kedalam
berbagai  kategori  untuk  menunjukkan  kesamaan  atau  perbedaan  ciri-ciri objek.  Kategori-kategori  tersebut  dilambangkan  dengan  kata-kata,  huruf
simbol, atau angka. Contoh :
1. Pria 2. Wanita
b.  Skala Ordinal Seperti  halnya  dalam  skala  nominal,  kelompok-kelompok  yang  sudah
didefinisikan  sebelumnya  juga  menggunakan  lambang  angka  atau  huruf. Ukuran  pada  skala  ordinal  tidak  memberikan  nilai  absolut  pada  objek,
tetapi hanya urutan ranking relatif saja.
Universitas Sumatera Utara
23 Contoh: ingin diketahui status sosial seseorang yaitu A rendah, B sedang,
dan C tinggi. c.  Skala Interval
Skala  interval  memberikan  ciri  angka  kepada  kelompok  objek  yang mempunyai skala nominal dan ordinal, ditambah dengan jarak yang sama
pada  urutan  objeknya.  Skala  interval  diberikan  apabila  kategori  yang digunakan  bisa  dibedakan,  diurutkan,  mempunyai  jarak  tertentu,  tetapi
tidak bisa dibandingkan. d.  Skala Rasio
Skala rasio menggunakan titik baku mutlak titik nol mutlak. Angka pada skala  rasio  menunjukan  nilai  sebenarmya  dari  objek  yang  diukur
sedangkan satuan ukurnya ditetapkan dengan perjanjian tertentu.
2.9.3  Skala Instrumen Model Skala Sikap
Bentuk-bentuk skala instrumen model skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:
a.  Skala Likert Skala  likert  diguankan  untuk  mengatur  sikap,  pendapatan,  dan  persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gajala sosial. Pada skala likert  variabel  yang  akan  diukur  dijabarkan  menjadi  subvariabel.  Kemudian
subvariabel  dijabarkan  lagi  menjadi  indikator-indikator  yang  terukur  yang mana  menjadi  titik  tolak  untuk  membuat  item  instrumen  yang  berupa
pertanyaan  yang  perlu  dijawab  responden.  Setiap  jawaban  diungkapkan dengan  kata-kata,  misalnya:  sangat  setuju,  setuju,  ragu-ragu,  tidak  setuju,
sangat tidak setuju. b.  Skala Gutman Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel
multidimensi. Skala Gutman ialah skala  yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas tegas dan konsisten.
Universitas Sumatera Utara
24 c.  Skala diferensial semantik
Skala  diferensial  semantik  atau  skala  perbedaan  semantik  berisikan serangkaian bipolar dua kutub. Responden diminta untuk menilai suatu objek
atau konsep pada suatu skala yang mempunyai dua adjektif yang bertentangan. Misalkan: panas-dingin, popular-tidak popular, bagus-buruk, dan sebagainya.
d.  Rating Scale Rating  scale  yaitu  data  mentah  yang  didapat  berupa  angka  kemudian
ditafsirkan  dalam  pengertian  kualitatif.  Misalnya:  ketat-longgar,  lemah-kuat, positif-negatif.
e.  Skala Thurstone Skala thurstone meminta responden untuk  memilih  jawaban pertanyaan  yang
ia  setujui  dari  beberapa  pertanyaan  yang  menyajikan  pandangan-pandangan yang  berbeda-beda.  Pada  umumnya  setiap  item  mempunyai  asosiasi  nilai
antara 1 sampai 10 tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden.
2.9.4  Metode Pengumpulan Data
Metode  pengumpulan  data  menunjukan  cara-cara  yang  dapat  ditempuh  untuk memperoleh  data  yang  dibutuhkan  Sugiarto  dkk,  2001.  Seperti  yang  telah
dipelajari metode pengumpulan data terdiri dari metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.
a.  Metode Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari pengisian kuesioner  yang  biasa  dilakukan  peneliti.  Pelaksanaanya  dapat  dilakukan
dengan melakukan survei atau percobaan. 1.  Survei
Survei  dilakukan  apabila  data  yang  dicari  sebenarnya  sudah  ada  di lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara survei bisa dilakukan
dengan:   Wawancara  dengan  responden.  Wawancara  atau  interview
adalah  suatu  cara  pengumpulan  data  dengan  menanyakan
Universitas Sumatera Utara
25 langsung  kepada  responden  dalam  suatu  permasalahan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut  telah disiapkan terlebih  dahulu sebagai kuesioner.
  Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah jawaban tertulis  dari  responden  atas  kuesioner  yang  diberikan.  Dengan
kuesioner, informasi yang dikumpulkan dapat lebih banyak dan tersebar  merata  dalam  satu  wilayah  walaupun  kenyataannya
tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti.   Pooling  menggunakan  telepon  atau  melakukan  observasi
langsung. 2.  Percobaan experiment
Cara  percobaan  dilakukan  apabila  data  yang  ingin  diperoleh  belum tersedia  dan  dengan  demikian  variabel  yang  akan  diukur  harus
dibangkitkan melalui suatu percobaan. b.  Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metode  ini  sering  disebut  dengan  metode  menggunakan  bahan  dokumen, karena  dalam  hal  ini  peneliti  tidak  secara  langsung  mengambil  data
sendiri,  tetapi  meneliti  dan  memanfaatkan  data  atau  dokumen  yang dihasilkan dari pihak-pihak lain. Data sekunder pada umumnya digunakan
oleh  peneliti  untuk  memberikan  gambaran  tambahan,  gambaran perlengkapan ataupun untuk diperoses lebih lanjut.
2.9.5  Populasi dan Sampel
Populasi  merupakan  keseluruhan  unit  atau  individu  dalam  ruang  lingkup  yang ingin  diteliti  sedangkan  sampel  adalah  sebagian  anggota  populasi  yang  dipilih
dengan  menggunakan  prosedur  tertentu  sehingga  diharapkan  dapat  mewakili populasinya Sugiarto dkk, 2001.
Suatu  sampel  yang  baik  atau  benar  akan  dapat  memberikan  gambaran yang sebenarnya tentang populasi sehingga jika suatu penelitian sampelnya tidak
diambil secara benar, maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
26 dapat  memberikan  hasil  yang  tepat  dalam  menggambarkan  keadaan  sebenarnya
dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih  dan  mengambil  sampel  secara  benar  dari  suatu  populasi  sehingga  dapat mewakili populasi tersebut.
2.9.6  Teknik Sampling
Secara  garis  besar  metode  penarikan  sampel  dapat  dibagi  menjadi  dua  yaitu pemilihan  sampel  dari  populasi  secara  acak  random  atau  probability  sampling
dan  pemilihan  sampel  dari  populasi  secara  tidak  acak  nonrandom  atau nonprobability  sampling
.  Pembagian  dari  kedua  sampling  tersebut  dapat  dilihat pada bagan berikut Mimmy, 2013:
Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling
2.10 Analisis Data 2.10.1  Uji Independensi Untuk Variabel-Variabel Kategori
Uji  independensi  adalah  pengujian  yang  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah terdapat  hubungan antara dua faktor. Uji  indepedensi  termasuk ke dalam uji chi-
square.  Uji  independensi  berfungsi  untuk  menganalisis  frekuensi  dari  2  variabel
Teknik Sampling
Non Probability Probability
Acak Sederhana
Sistematik Berkelompok
Cluster Berstrata
Statified Judgment
Quota Snow
Ball Convenience
Universitas Sumatera Utara
27 dengan  multiple  kategori  untuk  menentukan  apakah  2  variabel  saling  bebas  Sri
Pingit Wulandari dkk, 2009. Sebelum  dilakukan  analisis  regresi  logistik  terlebih  dahulu  ditetapkan
mana  variabel  bebas  yang  ada  hubungan  dengan  variabel  tak  bebas.  Variabel bebas  prediktor  adalah  variabel  yang  mempengaruhi  Y  kasus,  sedangkan
variabel tak bebas respon adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung dari variabel bebas X.
Beberapa contoh dari variabel-variabel kategori seperti jenis kelamin terdiri dari dua  kategori,  yakni  laki-laki  dan  perempuan,  warga  negara  WNI  dan  WNA,
hobi suka memasak atau tidak suka memasak, kelulusan lulus atau tidak lulus, kebahagiaan tidak terlalu bahagia, bahagia, sangat  bahagia dan sebagainya. Uji
idenpedensi  untuk  variabel-variabel  kategori  merupakan  suatu  uji  untuk  menguji ada  tidaknya  hubungan  di  antara  variabel-variabel  kategori.  Berikut  diberikan
beberapa  contoh  kasus  yang  dapat  diselesaikan  dengan  pendekatan  pengujian indenpedensi untuk variabel-variabel kategori.
  Menentukan ada tidaknya hubungan antara tingkat usia terhadap acara TV yang  disukai.  Misalkan  untuk  variabel  tingkat  usia  terdiri  dari  tiga
kategori,  takni  anak-anak,  remaja  dan  dewasa,  sedangkan  untuk  variabel acara TV terdiri dari tiga kategori, yakni kartun, musik dan berita.
  Menentukan  ada  tidaknya  hubungan  antara  tingkat  pendapatan  keluarga terhadap kebahagiaan.  Misalkan untuk  variabel  tingkat  pendapatan terdiri
dari  tiga  kategori,  yakni  dibawah  rata-rata,  rata-rata,  dan  diatas  rata-rata, sedangkan  untuk  variabel  kebahagiaan  terdiri  dari  tiga  kategori,  yakni
tidak terlalu bahagia, bahagia, dan sangat bahagia. Hipotesis  nol  yang  diajukan  pada  uji  indenpedensi  untuk  variabel-variabel
kategori  adalah  variabel-variabel  kategori  signifikan  secara  statistika  tidak berhubungan  statiscally  independent,  sedangkan  hipotesis  alternatif
menyatakan variabel-variabel
kategori signifikan
secara statistika
berhubungan  statistically  dependent  Prana  Ugiana  Gio    Elly  Rosmaini, 2015.
Universitas Sumatera Utara
28
2.10.2  Uji Chi Kuadrat
Uji chi kuadrat disebut juga daengan Kai Kuadrat. Chi-Kuadrat adalah salah satu uji  komparatif  non  parametris  yang  dilakukan  pada  dua  variabel  di  mana  skala
data kedua variabel adalah nominal. Apabila dari 2 variabel ada 1 variabel dengan skala  nominal  maka  dilakukan  uji  chi-kuadrat  dengan  merujuk  bahwa  harus
digunakan uji derajat yang terendah. Uji  chi-kuadrat  merupakan  uji  nonparametris  yang  paling  banyak
digunakan,  namun  perlu  diketahui  syarat-syarat  uji  ini  adalah:  frekuensi responden atau sampel yang  digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana
chi-kuadrat dapat digunakan: 1.  Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut Actual Count
F0 sebesar 0 Nol. 2.  Apabila  bentuk  tabel  kontingensi  2  x  2,  maka  tidak  boleh  ada  1  cell  saja
yang  memeliki  frekuensi  harapan  atau  disebut  juga  expected  count  Fh kurang dari 5.
3.  Apabila  bentuk  tabel  lebih  dari  2  x  2,  misal  2  x  3,  maka  jumlah  cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20.
Rumus  chi-kuadrat  sebenernya  tidak  hanya  ada  satu.  Apabila  tabel  kontingen bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah “Koreksi Yates”. Apabila tabel
kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada  cell  dengan  frekuensi  harapan  kurang  dari  5,  maka  rumus  harus  diganti
dengan rumus “Fisher Exact Test” statistikian.com, 2012. Beberapa jenis rumus yang terdapat pada uji chi-kuadrat diantaranya:
a.  Uji Chi-Kuadrat Pearson Pearson’s Chi-Square Test dan Contoh
Perhitungan Uji  chi-kuadrat  Pearson  dapat  digunakan  untuk  menguji  apakah  terdapat
hubungan  yang  signifikan  secara  statistika  di  antara  dua  variabel  kategori. Pada  uji  chi-kuadrat  Pearson  membandingkan  antara  frekuensi  pengamatan
Universitas Sumatera Utara
29 observerd frequency yang tersaji dalam tabel kontingensi dengan nilai-nilai
yang memenuhi hipotesis nol mengenai indenpedensi indenpendence. Penjumlahan  dilakukan  untuk  seluruh  cell  dalam  tebel  kontingensi.  Untuk
setiap  cell,  dikuadratkan  square  hasil  dari  selisih  antara  frekuensi pengamatan  dengan  frekuensi  harapan,  dan  kemudian  dibagi  dengan
frekuensi  harapan.  Uji  chi-kuadrat  Pearson  diperkenalkan  oleh  seorang statistikawan Inggris, yakni Karl Pearson sekitar tahun 1900.
b.  Uji Koreksi Yates
Rumus  Koreksi  Yates  merupakan  salah  satu  dari  beberapa  rumus  uji  chi- kuadrat.  Untuk  menggunakan  rumus  ini,  perlu  membuat  sebuah  tabel
kontingensi 2 x 2. Tabel kontingensi menyajikan jumlah subjek yang diamati dari seluruh kombinasi kejadian yang mungkin. Sebagai contoh diberikan dua
variabel  kategori,  yakni  variabel  jenis  kelamin  dan  variabel  hobi.  Dari variabel jenis kelamin memiliki dua kategori,  yakni laki-laki dan perempuan
sedangkan pada variabel hobi misalkan memiliki 2 kategori,  yakni membaca dan memasak. Pada tabel kontingensi menyajikan jumlah subjek yang diamati
untuk  seluruh  kombinasi  yang  mungkin  dari  dua  variabel  kategoti  tersebut. Berikut tabel kontingensinya.
Tabel 2.1 Kontingensi
Y Jenis Kelamin
Hobi Membaca
Memasak Laki-laki
A B
Perempuan C
D
Berikut rumus uji koreksi yates:
= 2.1
Universitas Sumatera Utara
30 di mana:
= Chi-Kuadrat n
= banyaknya sampel A,B,C dan D
= sel hasil persilangan dari dua variabel
Besarnya degreee of freedom df: df = k-1 b-1
2.2 di mana:
df  = degreee of freedom k  = kolom
b  = baris
Hipotesis H
: Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas H
1
: Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas
Kriteria penolakan H
uji Chi-Square sebesar hitung
1:5
= 3,841 atau
p_value  α 0,05.
c.
Uji Eksak Fisher Fisher’s Exact Test Uji Eksak Fisher merupakan uji eksak yang diturunkan oleh seorang bernama
Fisher, karenanya disebut Uji Eksak Fisher. Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi  hipotesis  komparatif  dua  sampel  independen.  Perbedaan  Uji
Fisher dengan Uji Chi Square adalah pada sifat kedua uji tersebut dan ukuran sampel  yang  diperlakukan.  Uji  Fisher  bersifat  eksak  sedangkan  Uji  Chi
Square  bersifat  pendekatan.  Uji  Chi  Square  dilakukan  pada  data  dengan sampel besar, sedangkan Uji Fisher dilakukan pada data dengan sampel kecil.
Data  yang  dapat  diuji  dengan  Uji  Fisher    ini  berbentuk  nominal  dengan ukuran  sampel  n  sekitar  40  atau  kurang,  dan  ada  sel-sel  berisikan  frekuensi
Universitas Sumatera Utara
31 diharapkan  kurang  dari  lima.  Perhitungan  uji  Fisher  sama  sekali  tidak
melibatkan  Chi-Square,  akan  tetapi  langsung  menggunakan  peluang  Prana Ugiana Gio  Elly Rosmaini, 2015.
d.  Likelihood Ratio Test
Dalam  statistik  , Likelihood  ratio test  adalah  uji  statistik  digunakan  untuk membandingkan  kebenaran  dari  dua  model,  salah  satunya  yang  nol  model
adalah  kasus  khusus  dari  lain  alternatif  model.  Tes  ini  didasarkan pada likelihood  ratio,  yang  menyatakan  berapa  kali  lebih  mungkin  data
berada  di  bawah  satu  model  dari  yang  lain. Likelihood  ratio ini,  atau logaritma  ekuivalen,  kemudian  dapat  digunakan  untuk  menghitung  nilai  p,
atau  dibandingkan  dengan  nilai  kritis  untuk  memutuskan  apakah  akan menolak  model  null  dalam  mendukung  model  alternatif.  Ketika  logaritma
dari likelihood  ratio digunakan,  statistik  ini  dikenal  sebagai  statistik log- likelihood  ratio
,  dan  distribusi  probabilitas  dari  statistik  uji  ini, mengasumsikan  bahwa  model  nol  adalah  benar,  dan  dapat  didekati  dengan
menggunakan teorema Wilks Prana Ugiana Gio  Elly Rosmaini, 2015.
2.11  Regresi 2.11.1  Pengertian Regresi