17
2.5 Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga
Pendapatan adalah penghasilanperolehan seseorang baik berupa uang maupun barang sebagai batas jasa atau kontraprestasi yang diterima untuk suatu jangka
waktu tertentu. Pendapatan berupa uang tersebut yaitu hasil dari upah dan gaji seperti:
kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang. Untuk gaji dan upah dari hasil sendiri seperti: komisi dan hasil bersih dari usaha yang
dijalankannya sendiri. Untuk pendapatan berupa barang yaitu dimana pembayaran gajinya dapat dalam bentuk: beras, pengobatan, transportasi, rekreasi, dan lain
sebagainya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati Mimmy, 2013.
2.6 Pendidikan Wajib Pajak
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Mimmy, 2013. Setiap warga negara wajib memperoleh pendidikan formal untuk bekal dimasa depan, tetapi ada juga
masyarakat yang tidak menamatkan pendidikan wajib mereka bahkan ada juga dari mereka yang tidak bersekolah, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti: biaya yang pas-pasan, tidak adanya kemauan dari orang tersebut, tidak adanya dukungan dari orang terdekat dan lain sebagainya. Maka dari itu
terdapat di masyarakat tingkat pendidikan seseorang itu menjadi berbeda-beda. Berikut adaah tingkatan pendidikan yang ada:
a. Pendidikan dasar: TK Taman Kanak-Kanak dan SD Sekolah Dasar b. Pendidikan lanjutan: SMP Sekolah Menengah Pertama, SMA Sekolah
Menengah Atas dan SMK Sekolah Menengah Kejuruan c. Pendidikan tinggi: Diploma, Sarjana, Pasca Sarjana, Doktor.
Universitas Sumatera Utara
18
2.7 Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan perpajakan masyarakat masih minim, terdapat beberapa masyarakat masyarakat kurang paham apa yang dimaksud dengan pajak, kontribusi pajak dan
hal-hal tentang perpajakan. Kebanyakan dari mereka hanya ikut membayar pajkak mereka tanpa mengetahui lebih lanjut mengenai perpajakan sehingga mengurangi
tingkat kesadaran wajib pajak Mimmy, 2013. Maka dari itu diharapkan melalui pendidikan perpajakan dapat mendorong
individu kearah yang positif dan mampu menghasilkan pola pikir yang positif yang selanjutnya akan dapat memberikan pengaruh positif sebagai pendorong
untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak.
2.8 Kerangka Pemikiran
2.8.1 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan PBB, kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Pemikiran
KESADARAN WAJIB PAJAK PBB Y
PENDAPATAN PERBULAN X
PEKERJAAN X
2
PENGETAHUAN PERHITUNGAN PBB X
8
SANKSI DENDA X
9
TIPE RUMAH X
3
PENDIDIKAN X
4
PEMAHAMAN TENTANG PBB X
5
PEMBANGUNAN DAERAH X
PROSEDUR YANG DIJALANKAN PETUGAS
PAJAK MUDAH
Universitas Sumatera Utara
19
2.8.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan pengujian statistik yang didasari oleh suatu asumsi alternatif lain Siagi dan Sugiato, 2000. Berdasarkan teori dan kerangka
pemikiran yang telah dibuat maka hipotesis dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Perbulan H
= Pendapatan perbulan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB
H
1
= Pendapatan perbulan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
2. Pekerjaan H
= Pekerjaan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Pekerjaan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
3. Tipe Rumah H
= Tipe rumah wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Tipe rumah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
4. Pendidikan H
= Pendidikan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Pendidikan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
5. Pemahaman Tentang PBB H
= Pemahaman tentang PBB wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran
PBB. H
1
= Pemahaman tentang PBB wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
6. Pembangunan Daerah
Universitas Sumatera Utara
20 H
= Pembangunan daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Pembangunan daerah berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
7. Prosedur yang Dijalankan Petugas Pajak Mudah Dimengerti H
= Prosedur yang Dijalankan Petugas Pajak Mudah Dimengerti tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak
dalam pembayaran PBB. H
1
= Prosedur yang Dijalankan Petugas Pajak Mudah Dimengerti berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak
dalam membayar PBB. 8. Pengetahuan Perhitungan PBB
H = Pengetahuan Perhitungan PBB wajib pajak tidak berpengaruh
signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
H
1
= Pengetahuan perhitungan PBB wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar
PBB. 9. Sanksi Denda
H = Sanksi denda tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran
wajib pajak dalam pembayaran PBB. H
1
= Sanksi denda berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB.
2.9 Data
Data merupakan bentuk jamak dari datum yang merupakan informasi yang diperoleh dari satu satuan amatan. Pada umumnya informasi ini diperoleh melalui
observasi pengamatan yang dilakukan terhadap sekumpulan individu. Informasi yang diperoleh memberikan gambaran, keterangan, atau fakta mengenai suatu
persoalan dalam bentuk kategorik, huruf atau bilangan Sugiarto,dkk,2001.
Universitas Sumatera Utara
21
2.9.1 Jenis Data
Data dapat golongan menurut jenisnya berdasarkan kriteria, yaitu: Data kualitatif dan kuantitatif
a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja.
Termasuk dalam klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Sebagai contoh adalah data kepuasan pelanggan
tinggi, sedang, rendah. b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Termasuk dalam klasifikasi data tipe ini adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.
Sebagai contoh data kuantitatif adalah data tinggi badan siswa, misalnya: 130 cm, 135 cm, 140 cm, dan sebagainya.
Data internal dan eksternal a. Data Internal merupakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau
organisasi yang melakukan riset. Data ini menggambarkan keadaan dalam organisasi tersebut.
b. Data Eksternal merupakan data mengenai keadaan diluar organisasi, pada umumnya didapat dari pihak lain yang digunakan sebagai
pembanding. Data eksternal itu sendiri terbagi atas dua bagian, yaitu: 1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini
diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan.
Sebagai contoh adalah data jumlah produksi suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
22 Data time series dan cross section
a. Data Time Series merupakan data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu secara kronologis, misalnya mingguan, bulanan, atau
tahunan. b. Data Cross Section merupakan data yang dikumpulkan pada waktu dan
tempat tertentu saja, misalnya data hasil pengisian kuesioner tentang prilaku pembelian suatu produk shampo oleh responden pada bulan Juni
2011.
2.9.2 Skala Pengukuran
Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri tersebut. Diantara bermacam-macam pengukuran untuk respon-
respon yang diamati terhadap objek-objek, yang sering dipergunakan ialah ukuran-ukuran cacah, peringkat, panjang, wolume, waktu, bobot dan lainnya.
Dalam statistik dibedakan empat macam skala pengukuran yang mungkin menghasilkan yaitu:
a. Skala Nominal Skala ini menggolongkan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam
berbagai kategori untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri objek. Kategori-kategori tersebut dilambangkan dengan kata-kata, huruf
simbol, atau angka. Contoh :
1. Pria 2. Wanita
b. Skala Ordinal Seperti halnya dalam skala nominal, kelompok-kelompok yang sudah
didefinisikan sebelumnya juga menggunakan lambang angka atau huruf. Ukuran pada skala ordinal tidak memberikan nilai absolut pada objek,
tetapi hanya urutan ranking relatif saja.
Universitas Sumatera Utara
23 Contoh: ingin diketahui status sosial seseorang yaitu A rendah, B sedang,
dan C tinggi. c. Skala Interval
Skala interval memberikan ciri angka kepada kelompok objek yang mempunyai skala nominal dan ordinal, ditambah dengan jarak yang sama
pada urutan objeknya. Skala interval diberikan apabila kategori yang digunakan bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak tertentu, tetapi
tidak bisa dibandingkan. d. Skala Rasio
Skala rasio menggunakan titik baku mutlak titik nol mutlak. Angka pada skala rasio menunjukan nilai sebenarmya dari objek yang diukur
sedangkan satuan ukurnya ditetapkan dengan perjanjian tertentu.
2.9.3 Skala Instrumen Model Skala Sikap
Bentuk-bentuk skala instrumen model skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:
a. Skala Likert Skala likert diguankan untuk mengatur sikap, pendapatan, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang kejadian atau gajala sosial. Pada skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel. Kemudian
subvariabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang terukur yang mana menjadi titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan yang perlu dijawab responden. Setiap jawaban diungkapkan dengan kata-kata, misalnya: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju,
sangat tidak setuju. b. Skala Gutman Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel
multidimensi. Skala Gutman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas tegas dan konsisten.
Universitas Sumatera Utara
24 c. Skala diferensial semantik
Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar dua kutub. Responden diminta untuk menilai suatu objek
atau konsep pada suatu skala yang mempunyai dua adjektif yang bertentangan. Misalkan: panas-dingin, popular-tidak popular, bagus-buruk, dan sebagainya.
d. Rating Scale Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Misalnya: ketat-longgar, lemah-kuat, positif-negatif.
e. Skala Thurstone Skala thurstone meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang
ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan yang berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai
antara 1 sampai 10 tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden.
2.9.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan Sugiarto dkk, 2001. Seperti yang telah
dipelajari metode pengumpulan data terdiri dari metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.
a. Metode Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Pelaksanaanya dapat dilakukan
dengan melakukan survei atau percobaan. 1. Survei
Survei dilakukan apabila data yang dicari sebenarnya sudah ada di lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara survei bisa dilakukan
dengan: Wawancara dengan responden. Wawancara atau interview
adalah suatu cara pengumpulan data dengan menanyakan
Universitas Sumatera Utara
25 langsung kepada responden dalam suatu permasalahan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disiapkan terlebih dahulu sebagai kuesioner.
Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah jawaban tertulis dari responden atas kuesioner yang diberikan. Dengan
kuesioner, informasi yang dikumpulkan dapat lebih banyak dan tersebar merata dalam satu wilayah walaupun kenyataannya
tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Pooling menggunakan telepon atau melakukan observasi
langsung. 2. Percobaan experiment
Cara percobaan dilakukan apabila data yang ingin diperoleh belum tersedia dan dengan demikian variabel yang akan diukur harus
dibangkitkan melalui suatu percobaan. b. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metode ini sering disebut dengan metode menggunakan bahan dokumen, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data
sendiri, tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan dari pihak-pihak lain. Data sekunder pada umumnya digunakan
oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran perlengkapan ataupun untuk diperoses lebih lanjut.
2.9.5 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih
dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya Sugiarto dkk, 2001.
Suatu sampel yang baik atau benar akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi sehingga jika suatu penelitian sampelnya tidak
diambil secara benar, maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak
Universitas Sumatera Utara
26 dapat memberikan hasil yang tepat dalam menggambarkan keadaan sebenarnya
dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga dapat mewakili populasi tersebut.
2.9.6 Teknik Sampling
Secara garis besar metode penarikan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak random atau probability sampling
dan pemilihan sampel dari populasi secara tidak acak nonrandom atau nonprobability sampling
. Pembagian dari kedua sampling tersebut dapat dilihat pada bagan berikut Mimmy, 2013:
Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling
2.10 Analisis Data 2.10.1 Uji Independensi Untuk Variabel-Variabel Kategori
Uji independensi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua faktor. Uji indepedensi termasuk ke dalam uji chi-
square. Uji independensi berfungsi untuk menganalisis frekuensi dari 2 variabel
Teknik Sampling
Non Probability Probability
Acak Sederhana
Sistematik Berkelompok
Cluster Berstrata
Statified Judgment
Quota Snow
Ball Convenience
Universitas Sumatera Utara
27 dengan multiple kategori untuk menentukan apakah 2 variabel saling bebas Sri
Pingit Wulandari dkk, 2009. Sebelum dilakukan analisis regresi logistik terlebih dahulu ditetapkan
mana variabel bebas yang ada hubungan dengan variabel tak bebas. Variabel bebas prediktor adalah variabel yang mempengaruhi Y kasus, sedangkan
variabel tak bebas respon adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung dari variabel bebas X.
Beberapa contoh dari variabel-variabel kategori seperti jenis kelamin terdiri dari dua kategori, yakni laki-laki dan perempuan, warga negara WNI dan WNA,
hobi suka memasak atau tidak suka memasak, kelulusan lulus atau tidak lulus, kebahagiaan tidak terlalu bahagia, bahagia, sangat bahagia dan sebagainya. Uji
idenpedensi untuk variabel-variabel kategori merupakan suatu uji untuk menguji ada tidaknya hubungan di antara variabel-variabel kategori. Berikut diberikan
beberapa contoh kasus yang dapat diselesaikan dengan pendekatan pengujian indenpedensi untuk variabel-variabel kategori.
Menentukan ada tidaknya hubungan antara tingkat usia terhadap acara TV yang disukai. Misalkan untuk variabel tingkat usia terdiri dari tiga
kategori, takni anak-anak, remaja dan dewasa, sedangkan untuk variabel acara TV terdiri dari tiga kategori, yakni kartun, musik dan berita.
Menentukan ada tidaknya hubungan antara tingkat pendapatan keluarga terhadap kebahagiaan. Misalkan untuk variabel tingkat pendapatan terdiri
dari tiga kategori, yakni dibawah rata-rata, rata-rata, dan diatas rata-rata, sedangkan untuk variabel kebahagiaan terdiri dari tiga kategori, yakni
tidak terlalu bahagia, bahagia, dan sangat bahagia. Hipotesis nol yang diajukan pada uji indenpedensi untuk variabel-variabel
kategori adalah variabel-variabel kategori signifikan secara statistika tidak berhubungan statiscally independent, sedangkan hipotesis alternatif
menyatakan variabel-variabel
kategori signifikan
secara statistika
berhubungan statistically dependent Prana Ugiana Gio Elly Rosmaini, 2015.
Universitas Sumatera Utara
28
2.10.2 Uji Chi Kuadrat
Uji chi kuadrat disebut juga daengan Kai Kuadrat. Chi-Kuadrat adalah salah satu uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel di mana skala
data kedua variabel adalah nominal. Apabila dari 2 variabel ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi-kuadrat dengan merujuk bahwa harus
digunakan uji derajat yang terendah. Uji chi-kuadrat merupakan uji nonparametris yang paling banyak
digunakan, namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana
chi-kuadrat dapat digunakan: 1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut Actual Count
F0 sebesar 0 Nol. 2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memeliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count Fh kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20.
Rumus chi-kuadrat sebenernya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingen bentuk 2 x 2, maka rumus yang digunakan adalah “Koreksi Yates”. Apabila tabel
kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti
dengan rumus “Fisher Exact Test” statistikian.com, 2012. Beberapa jenis rumus yang terdapat pada uji chi-kuadrat diantaranya:
a. Uji Chi-Kuadrat Pearson Pearson’s Chi-Square Test dan Contoh
Perhitungan Uji chi-kuadrat Pearson dapat digunakan untuk menguji apakah terdapat
hubungan yang signifikan secara statistika di antara dua variabel kategori. Pada uji chi-kuadrat Pearson membandingkan antara frekuensi pengamatan
Universitas Sumatera Utara
29 observerd frequency yang tersaji dalam tabel kontingensi dengan nilai-nilai
yang memenuhi hipotesis nol mengenai indenpedensi indenpendence. Penjumlahan dilakukan untuk seluruh cell dalam tebel kontingensi. Untuk
setiap cell, dikuadratkan square hasil dari selisih antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi harapan, dan kemudian dibagi dengan
frekuensi harapan. Uji chi-kuadrat Pearson diperkenalkan oleh seorang statistikawan Inggris, yakni Karl Pearson sekitar tahun 1900.
b. Uji Koreksi Yates
Rumus Koreksi Yates merupakan salah satu dari beberapa rumus uji chi- kuadrat. Untuk menggunakan rumus ini, perlu membuat sebuah tabel
kontingensi 2 x 2. Tabel kontingensi menyajikan jumlah subjek yang diamati dari seluruh kombinasi kejadian yang mungkin. Sebagai contoh diberikan dua
variabel kategori, yakni variabel jenis kelamin dan variabel hobi. Dari variabel jenis kelamin memiliki dua kategori, yakni laki-laki dan perempuan
sedangkan pada variabel hobi misalkan memiliki 2 kategori, yakni membaca dan memasak. Pada tabel kontingensi menyajikan jumlah subjek yang diamati
untuk seluruh kombinasi yang mungkin dari dua variabel kategoti tersebut. Berikut tabel kontingensinya.
Tabel 2.1 Kontingensi
Y Jenis Kelamin
Hobi Membaca
Memasak Laki-laki
A B
Perempuan C
D
Berikut rumus uji koreksi yates:
= 2.1
Universitas Sumatera Utara
30 di mana:
= Chi-Kuadrat n
= banyaknya sampel A,B,C dan D
= sel hasil persilangan dari dua variabel
Besarnya degreee of freedom df: df = k-1 b-1
2.2 di mana:
df = degreee of freedom k = kolom
b = baris
Hipotesis H
: Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas H
1
: Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas
Kriteria penolakan H
uji Chi-Square sebesar hitung
1:5
= 3,841 atau
p_value α 0,05.
c.
Uji Eksak Fisher Fisher’s Exact Test Uji Eksak Fisher merupakan uji eksak yang diturunkan oleh seorang bernama
Fisher, karenanya disebut Uji Eksak Fisher. Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen. Perbedaan Uji
Fisher dengan Uji Chi Square adalah pada sifat kedua uji tersebut dan ukuran sampel yang diperlakukan. Uji Fisher bersifat eksak sedangkan Uji Chi
Square bersifat pendekatan. Uji Chi Square dilakukan pada data dengan sampel besar, sedangkan Uji Fisher dilakukan pada data dengan sampel kecil.
Data yang dapat diuji dengan Uji Fisher ini berbentuk nominal dengan ukuran sampel n sekitar 40 atau kurang, dan ada sel-sel berisikan frekuensi
Universitas Sumatera Utara
31 diharapkan kurang dari lima. Perhitungan uji Fisher sama sekali tidak
melibatkan Chi-Square, akan tetapi langsung menggunakan peluang Prana Ugiana Gio Elly Rosmaini, 2015.
d. Likelihood Ratio Test
Dalam statistik , Likelihood ratio test adalah uji statistik digunakan untuk membandingkan kebenaran dari dua model, salah satunya yang nol model
adalah kasus khusus dari lain alternatif model. Tes ini didasarkan pada likelihood ratio, yang menyatakan berapa kali lebih mungkin data
berada di bawah satu model dari yang lain. Likelihood ratio ini, atau logaritma ekuivalen, kemudian dapat digunakan untuk menghitung nilai p,
atau dibandingkan dengan nilai kritis untuk memutuskan apakah akan menolak model null dalam mendukung model alternatif. Ketika logaritma
dari likelihood ratio digunakan, statistik ini dikenal sebagai statistik log- likelihood ratio
, dan distribusi probabilitas dari statistik uji ini, mengasumsikan bahwa model nol adalah benar, dan dapat didekati dengan
menggunakan teorema Wilks Prana Ugiana Gio Elly Rosmaini, 2015.
2.11 Regresi 2.11.1 Pengertian Regresi