45
melakukan pengumpulan data, peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah Luar Biasa Negri 1 Jakarta dengan menyerahkan surat
permohonan melakukan pengambilan data untuk proposal penelitian dan penelitian.
Sesuai dengan kode etik, sebelum peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan suatu informasi dari partisipan, maka peneliti
menggunakan pendekatan kepada partisipan dengan menjelaskan tentang isi surat persetujuan menjadi partisipan yang berisi tetang jaminan
kerahasiaan identitas partisipan dan tujuan dari penelitian. Peneliti selanjutnya meminta kesediaan partisipan untuk menandatangani lembar
persetujuan tersebut sebagai bukti kesediaan partisipan menjadi responden peneliti. Seluruh informasi yang mencantumkan identitas partisipan hanya
digunakan sebagai pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan maka data akan dihilangkan. Dengan adanya inform concent dari partisipan
tersebut, artinya partisipan sudah mempunyai keterikatan dengan peneliti untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti.
Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah scientific attitude serta berpegang teguh pada etika
penelitian, meskipun mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek penelitian. Secara garis besar,
dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh, yakni:
a. Menghormati harkat dan martabat manusia respect for human dignity
46
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian respect for privasi and confidentiality
c. Keadilan dan inklusivitas keterbukaan respect for justice an inclusiveness
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan balancing harms and benefits
47
BAB V HASIL PENELITAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Sejarah Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakarta
SLB Negeri A persiapan B-C adalah sekolah negeri pertama di Jakarta didirikan oleh pemerintah dengan surat keputusan dari menteri
pendidikan dan kebudayaan No.2SKBIII tanggal 13 maret 1862, yang terletak di jalan R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan. Sesuai
surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Republik Indonesia No.038401987 tanggal 1 Juli 1987, Sekolah Luar Biasa
SLB Negeri A persiapan B-C dipindahkan dari R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan ke kompleks SLB A Pembina Tingkat
Nasional, Jl. Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Berdasarkan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No.13682007
SLB Negeri A persiapan B-C Jakarta menjadi SLB Negeri 1 Jakarta, yang melayani satuan pendidikan TKLB taman kanak-kanak luar
biasa, SDLB sekolah dasar luar biasa, SMPLB sekolah menengah pertama luar biasa, dan SMALB sekolah menengah atas luar biasa.
Sejak tahun 2006 SLB Negeri 1 Jakarta oleh direktorat pembina sekolah luar biasa ditunjuk sebagai sentra pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus untuk wilayak DKI Jakarta.
48
Data siswa SLB A persiapan B-C tahun 2010 untuk pendidikan TKLB taman kanak-kanak luar biasa berjumlah 6 siswa, SDLB
sekolah dasar luar biasa 80 siswa, SMPLB sekolah menengah pertama luar biasa 67 siswa, dan SMALB sekolah menengah atas
luar biasa 55. Dan peserta didik kursus keterampilan sebanyak 12 siswa. Jumlah total siswa SLB A persiapan B-C sebanyak 220 siswa.
Sumber tenaga kerja SLB A persiapan B-C tahun 2010 sebagai guru dan pegawai berjumlah 57 orang, yaitu guru 47 orang, tata usaha 3
orang, tenaga kebersihan 4 orang, penjaga sekolah 2 orang, serta pustakawan 1 orang.
2. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakrta
a. Visi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakarta Terwujudnya pelayanan pendidikan bagi anak berke
butuhan khusus dan pendidikan layanan khusus menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, sehat, cerdas, terampil dan mandiri dalam
masyarakat insklusif. b. Misi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Jakarta
1. Mengurangi dampak gangguan melalui rehabilitasi, terapi ringan, keterampilan, dan lain-lain.
2. Meningkatkan dan
memperluas pengetahua,
wawasan, pengalaman dan sikap percaya diri melalui kegiatan belajar dan mengajar.
49
3. Meningkatkan keterampilan dan memperluas peluang kerja melalui program pilihan keterampilan
pada bengkel kerja PLB Jakarta.
B. Karakteristik Demografi Informan
Dalam penelitan ini informan dibagi menjadi dua yaitu informan utama dan informan pendukung. Informan utama terdiri dari tujuh orang
tua pada anak yang menderia sindrom down dan informan pendukung terdiri dari dua orang guru kelas yang didalam kelasnya terdapat siswa
atau siswi yang terdiagnosa sindrom down.
Peneliti melakukan wawancara mendalam pada orang tua dan guru setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dan informan tersebut
bersedia menjadi respoden dengan mengisi lembar informed consent. Secara
umum gambaran
karakteristik informan
yang berhasil
diwawancarai adalah sebagai berikut
a. Partisipan Utama
Tabel 5.1 karakteristik partisipan.
Keterangan P1 P2
P3 P4
P5 P6
P7 Inisial
Tn. A Ny. N
Tn. D Tn. S
Tn. Z Ny. M
Ny. P Usia
50 tahun
46 tahun
50 tahun
56 tahun
59 tahun
54 tahun
47 tahun
Jenis kelamin
Laki- laki
Perem- puan
Laki- laki
Laki- laki
Laki- laki
Perem- puan
Perem- puan
Anak yang terdiagnosa
sindrom 3 dari 3
bersau- dara
3 dari 3 bersau-
dara 2 dari 2
bersau- dara
3 dari 3 bersau-
dara 4 dari 4
bersau- dara
4 dari 4 bersau-
dara 1 dari 1
bersau- dara
50
Tabel 5.2 Usia kehamilan responden No Inisial
Usia Kehamilan 1
Ny. N 35 tahun
2 Ny. Q
47 tahun 3
Ny. M 43 tahun
4 Ny. P
39 tahun
Diketahui : a. Jumlah responden = 7 orang , 4 perempuan dan 3 laki-laki
b. Usia ibu saat kehamilan 35 tahun = 4 orang Maka , 47 x 100 = 57,14
Usia responden pada saat kehamilan rata-rata 35 tahun, pada kehamilan usia ibu diatas 35 tahun maka ibu akan beresiko melahirkan anak dengan sindrom
down dan diperkirakan terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan non- down anak
ke- Pendidikan
terakhir SD
SLTP SLTA
SLTA SLTA
SLTA SLTA
Pekerjaan Buruh
Ibu rumah
tangga Karyaw
an swasta
Pensiun Pegawa i swasta
Ibu rumah
tangga Ibu
rumah tangga
51
disjunction pada kromosom. Dengan adanya perubahan hormon, maka akan terjadi perubahan pada endokrin, seperti meningkatnya sekresi androgen,
menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunya konsentrasi estradiol sistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon, dan peningkatan secara tajam
kadar LH Luteinizing Hormon dan FSH Follicular Stimulating Hormon hal ini yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
“non-disjunction”.
b. Partisipan pendukung Tabel 5.3 karakteristik partisipan
Keterangan Informan pendukung 1 Informan pendukung 2
Inisial Guru M
Guru N Usia
37 tahun 38 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Perempuan Pendidikan terakhir
S1 S1
Pekerjaan Guru Tetap kelas 1
SLB Negeri 1 Jakarta Guru Tetap kelas 6 SLB
Negeri 1 Jakarta