4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan
rendah. Untuk mencari daya soal digunakan rumus:
Keterangan D
= daya beda soal J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar P
A
= proporsi kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya beda
D = 0,00
– 0,20 = jelek poor D
= 0,20 – 0,40 = cukup satisy
D = 0,40
– 0,70 = baik good D
= 0,80 – 1,00 = baik sekali excellent
D = Negatif = semuanya tidak baik, baik semua butir soal yang
mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2006: 218
Hasil perhitungan daya beda dengan perangkat Microsoft Office Excel, diperoleh perhitungan daya beda hasil belajar ekonomi dari 30 soal
terdapat 4 soal tergolong baik sekali nomor 10, 11, 14, dan 15, 20 soal tergolong baik nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 27, dan 28, 5 soal tergolong cukup nomor 3, 18, 21, 29, dan 30 dan 1 soal tergolong jelek 8. Hasil pengujian tingkat kesungkaran soal
terlampir pada lampiran 27.
H. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data yang digunakan merupakan statistikin ferensial dengan teknik
statistic para metrik. Penggunaan statistic parametric memerlukan terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji
persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji liliefors. Berdasarkan sampel yang akan
diuji hipotesanya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya. Lo = F Z
i
– S Z
i
Keterangan : Lo
= Harga mutlak terbesar F Z
i
= Peluang angka baku S Z
i
= Proporsi angka baku
Kriteria pengujiannya adalah jika L
hit
L
tab
dengan taraf signifikansi 0.05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika L
hit
L
tab
dengan taraf signifikansi 0.05 maka variabel tersebut terdistribusi tidak normal Sudjana, 2005: 467. Peneliti menggunakan program SPSS 15
untuk mempermudah pengujian normalitasnya.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan keragaman suatu data. Uji homogenitas menggunakan rumus
uji F.
Arikunto, 2006: 136 Berlaku ketentuan bahwa bila harga F
hitung
F
tabel
, maka data sampel akan homogen dan apabila F
hitung
Ft
abel
, maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n
– 1 Sugiyono, 2005: 198.
I. Teknik Analisis Data
1.
Analisis varians dua jalan
Anava atau analisis dua jalan yaitu teknik inferensial yang digunakan
untuk menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan antara lain untuk mengetahui antar variabel manakah yang mempunyai perbedaan
secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama lain. Penelitian ini menggunakan Anava dua jalan Anava dua jalan
untuk menguji hipotesis 1 dan 2 yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi perbedaan dua model pembelajaran serta perbedaan tingkat
kecerdasan adversitas siswa terhadap mata pelajaran ekonomi dan untuk mengatahui interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan
adversitas.