Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
217
tanah liat atau lumpur terkoagulasi karena adanya elektrolit air laut. Proses koagulasi dari
karet juga terjadi karena adanya penambahan asam formiat kadalam lateks. Demikian pula
halnya dengan lumpur koloid dapat dikoagulasikan dengan tawas yang bermuatan.
4. Sistem koloid juga memiliki daya adsorbsi yang kuat untuk menarik ion atau muatan listrik dan
molekul netral. Hal ini disebabkan karena partikel koloid memiliki permukaan yang sangat
luas. Misalnya proses penyerapan air oleh kapur tulis, sol FeOH
3
dalam air mngandung ion Fe
3+
yang diadsorbsi. Sedangkan untuk yang bermuatan negatif adalah molekul As
2
S
3
, ion S
2 ‐
yang diadsorbsi. Pemanfaatan sifat adsorbsi dari koloid anatara lain dalam penjernihan air,
misalnya penggunaan tawas untuk mengikat kotoran atau zat warna dari tanah Gambar
11.10.
5. Sistem koloid yang bermuatan dapat ditarik oleh elektroda yang dialiri oleh arus listrik searah.
Untuk koloid yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda yaitu elektroda positif dan koloid
yang bermuatan positif bergerak menuju katoda atau elektroda negatif Gambar 11.11.
Berdasarkan affinitas partikel ‐partikel fase dispersi
terhadap medium dispersi, maka terdapat dua macam sistem koloid:
A. Koloid Liofil suka cairan : adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik antara partikel
‐ partikel terdispersi dengan medium pendispersi.
Medium pendispersi dalam liofil sering disebut juga dengan hidrofil. Partikel koloid juga dapat
mengadsorbsi molekul cairan sehingga terbentuk selubung disekeliling partikel koloid. Keberaadan
selubung inilah yang menyebabkan koloid liofil lebih stabil.
B. Koloid Liofob takut cairan: adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik yang lemah antara
partikel ‐partikel terdispersi dengan medium
pendispersi. Medium pendispersinya sering disebut dengan hidrofob. Pertikel
‐partikel koloid tidak dapat mengadsorbsi pelarutnya sehingga
koloid ini kurang stabil dan dapat dengan mudah Gambar 11.10. Adsorbsi muatan
positif dari koloid FeOH
3
Gambar 11.11. Adsorbsi muatan negatif dari koloid As
2
S
3
FeOH Fe
3
AsS
3
S
2-
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
218
terkoagulasikan dengan penambahan elektrolit. C. Koloid pelindung adalah koloid yang dapat
melindung koloid lain agar tidak terkoagulasikan. Contoh menarik adalah penambahan koloid liofil
ke dalam liofob, dimana koloid liofob terbungkus tidak mengumpul, seperti pembuatan es krim
agar tidak menggumpat ditambahkan gelatin. Demikian pula halnya dengan cat dan tinta
memiliki koloid pelindung agar tidak mengendap atau menggumpal.
11.3.2. Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu mengubah partikel
‐partikel larutan menjadi partikel koloid kondensasi dan memperkecil partikel
suspensi menjadi partikel koloid atau dispersi, perhatikan bagan pada Gambar 11.12.
Cara Kondensasi, yaitu dengan jalan mengubah partikel
‐partikel larutan sejati yang terdiri dari molekul
‐molekul atau ion‐ion menjadi partikel‐ partikel koloid dengan beberapa teknik:
Reaksi redoks
2 H
2
S
g
+ SO
2g
→ 2 H
2
O
l
+ 3 S
koloid
Reaksi hidrolisis penambahan molekul air
FeCl
2aq
+ 3 H
2
O
l
→ FeOH
3koloid
+ 3 HCl
aq
Dekomposisi
2 H
3
AsO
3aq
+ 3 H
2
S
aq
→ As
2
S
3koloid
+ 6 H
2
O
l
Pergantian pelarut metatesis
AgNO
3aq
+ HCl
aq
→ AgCl
koloid
+ HNO
3aq
Cara Dispersi yaitu dengan jalan mengubah partikel ‐
partikel kasar menjadi partikel ‐partikel koloid, tiga
teknik dapat dipergunakan seperti mekanik, peptipasi dan teknik busur Bredig.
Teknik mekanik Cara ini mengandalkan penghalusan partikel kasar
menjadi partikel koloid, selanjutnya ditambahkan ke dalam medium pendispersinya. Cara ini
dipergunakan untuk membuat sol belerang dengan medium pendispersi air.
Gambar 11.12. Bagan cara pembuatan koloid
Larutan
Koloid
Suspensi
Kondensasi
Dispersi
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
219
Peptipasi Pemecahan partikel kasar menjadi partikel koloid,
pemecahan dilakukan dengan penambahan molekul spesifik, seperti agar
‐agar dengan air, nitroselulosa dengan aseton, AlOH
3
dengan AlCl
3
dan endapan NiS ditambahkan dengan H
2
S. Teknik busur Bredig
Teknik ini digunakan untuk membuat sel logam, logam yang akan diubah ke dalam bentuk koloid
diletakan sebagai elektroda dalam medium pendispersinya dan dialiri oleh arus listrik. Atom
‐ atom logam akan terpecah dan masuk ke dalam
medium pendispersinya.
11.3.3. Pemisahan Koloid
Pemisahan koloid: a. Dialisis adalah pemurnian medium pendispersi
dari elektrolit, dengan cara penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau
membran yang ditempatkan di dalam air yang mengalir. Mula
‐mula koloid dimasukkan dalam kantong yang berselaput semipermiabel
kemudian dimasukkan dalam air sehingga ion pengganggu menembus kantong sedang partikel
koloid tetap berada di kantong.
b. Elektroforesis: proses pemisahan koloid yang bermuatan dengan bantuan arus listrik. Partikel
‐ partikel yang positif akan menuju katoda dan
yang negatif akan menuju anoda. Koloid Asosiasi
Sabun dan deterjen merupakan koloid asosiasi dengan air, dimana sabun atau deterjen memiliki
dua gugus yang bersifat polar bagian kepala dan non polar bagian ekor perhatikan Gambar 11.13.
Bagian kepala merupakan gugus polar yang bersifat hidrofil suka air dan bagian ekor merupakan gugus
hidrofob takut air. Jika sabun larut dalam air, molekul sabun akan berasosiasi, gugus non
‐polar dapat berinteraksi dengan kotoran bersifat bon
polar yang selanjutnya didispersikan ke dalam air. Gambar 11.13. Koloid asosiasi yang
memiliki gugus polar dan non ‐polar
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
220
RANGKUMAN
1. Sistem dispersi atau koloid merupakan bagian dari campuran yang memiliki sifat khas karena memiliki ukuran partikel
dengan diameter antara 1 - 100 nm. 2. Berdasarkan hubungan antar fase dispersi dan medium
dispersi, maka koloid dapat kita kelompokan 1. Buih atau busa 5. Emulsi padat
2. Busa padat 6. Aerosol padat 3. Aerosol cair 7. Sol
4. Emulsi cair 8. Sol padat
3. Berdasarkan ukuran partikel dari fasa terdispersi yang spesifik dan medium pendispersi yang beragam, maka koloid
memiliki beberapa sifat utama yaitu : 1. Sistem koloid menunjukan adanya gerak Brown yaitu
pergerakan yang tidak teratur zig-zag dari partikel- partikel koloid.
2. Efek Tyndall merupakan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid
sehingga berkas cahaya dapat dilihat jelas walaupun partikelnya tidak tampak.
3. Koagulasi koloid adalah pengumpulan dan penggumpalan partikel-partikel koloid.
4. Sistem koloid juga memiliki daya adsorbsi yang kuat untuk menarik ion atau muatan listrik dan molekul
netral. 5. Sistem koloid yang bermuatan dapat ditarik oleh
elektroda yang dialiri oleh arus listrik searah. 4. Berdasarkan affinitas partikel-partikel fase dispersi terhadap
medium dispersi, maka terdapat dua macam sistem koloid: 1. Koloid Liofil suka cairan : adalah koloid yang memiliki
gaya tarik menarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersi.
2. Koloid Liofob takut cairan: adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik yang lemah antara partikel-
partikel terdispersi dengan medium pendispersi. 3. Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindung
koloid lain agar tidak terkoagulasikan. 5. Koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu mengubah
partikel-partikel larutan menjadi partikel koloid kondensasi dan memperkecil partikel suspensi menjadi partikel koloid
atau dispersi. 6. Cara Kondensasi, yaitu dengan jalan mengubah partikel-
partikel larutan sejati yang terdiri dari molekul-molekul atau ion-ion menjadi partikel-partikel koloid dengan beberapa
teknik misalnya reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi dan penggantian pelarut.