Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
165
Kita ambil contoh di bawah ini. CO + 2 H
2
⇄
CH
3
OH ∆H = ‐22 kkal.
Jika pada reaksi kesetimbangan pada pembentukan Metanol, suhu kita naikan, maka reaksi akan berubah ke arah peruraian metanol menjadi gas
CO dan gas Hidrogen. Mengingat reaksi peruraian metanol membutuhkan panas atau endoterm.
CH
3
OH
⇄
CO + 2 H
2
∆H = +22 kkal.
Menaikan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem
akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm.
9.3.3. Pengaruh volume dan tekanan
Untuk reaksi dalam fasa cair perubahan volume menyebabkan perubahan konsentrasi. Peningkatan volume menyebabkan penurunan konsentrasi,
ingat satuan konsentrasi zat adalah molL, banyaknya zat dibagi berat molekulnya di dalam 1 Liter larutan.
Demikian pula reaksi dalam fasa gas, volume gas berbanding terbalik terhadap tekanan, peningkatan volume menyebabkan penurunan tekanan.
Di sisi lain, tekanan berbanding lurus terhadap mol gas, seperti yang ditunjukan dalam persamaan gas ideal :
dimana
V nRT
p nRT
pV =
=
p = tekanan, V = Volume
N = mol gas R = tetapan gas
T = Suhu dalam K
Dari persamaan di atas akan tampak bahwa dengan memperkecil tekanan sama dengan memperbesar volume, dan perubahan tekanan sama dengan
perubahan konsentrasi nV. Sedangkan untuk tekanan gas total
V RT
n P
P P
P P
A A
C B
A tot
= +
+ +
= ....
Dalam sistem kesetimbangan peningkatan volume gas tidak mempengaruhi kesetimbangan jika jumlah koofisien reaksi sebelum dan
sesudah adalah sama.
H
2g
+ I
2g
⇄ 2 HI
g
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
166
Koofisien gas H
2
dan I
2
adalah 1 satu, total sebelah koofisien sebelah kiri adalah 2 dua. Koofisien untuk
gas HI adalah 2 dua, sehingga koofisien sebelah kiri dan kanan tanda panah adalah sama. Peningkatan
volume 2 kali lebih besar tidak memberikan perubahan terhadap rasio konsentrasi antara sebelah kanan dan
sebelah kiri tanda panah, mula konsentrasi :
H
2g
+ I
2g
⇄ 2 HI
g
nV nV 2nV V diperbesar n2V n2V 2n2V
Oleh karena rasio koefisien tetap sehingga tekananpun memiliki rasio yang tetap.
Untuk lebih mudahnya perhatikan contoh soal dan penyelesaian pada bagan 9.10.
Dalam kasus yang berbeda, jika dalam kesetimbangan koofisien sebelum dan sesudah reaksi tidak sama, maka
penurunan volume dapat menyebabkan reaksi bergeser menuju koofisien yang lebih kecil dan sebaliknya jika
volume diperbesar kesetimbangan akan bergerak ke arah jumlah koofisien yang lebih besar sesuai dengan
persamaan reaksi di bawah ini:
N
2
+ 3 H
2
⇄ 2 NH
3
Jika volume diperkecil komposisi konsentrasi di sebelah kiri tanda panah menjadi lebih besar sehingga atau
konsentrasi lebih pekat, dan reaksi bergeser ke arah pembentukan gas amoniak. Demikian pula sebaliknya
jika volume diperbesar, terjadi reaksi peruraian dari amoniak menghasilkan gas Nitrogen dan Hidrogen atau
dengan kata lain reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri yaitu penguraian NH
3
menjadi N
2
dan H
2
.
9.3.4. Katalisator
Untuk mempercepat proses kesetimbangan kimia, sering dipergunakan zat tambahan lain yaitu katalisator.
Dalam proses reaksi, katalisator berperan mempercepat reaksi yang berlangsung, pada akhir
reaksi katalisator akan terbentuk kembali. Katalisator dalam dunia industri umumnya logam, namun dalam
makhluk hidup katalisator didapat dari dalam tubuhnya yang dikenal dengan dengan biokatalisator atau enzim.
Bagan 9.10. Perhitungan harga Kp untuk pembentukan asam iodida dari
H
2
dan I
2
, dimana komposisi konsentrasi adalah 1 molL, 1 molL
dan 2 molL, dimana tekanan totalnya 2 atm dan Volume
diperbesar menjadi 2 liter.