Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
188
Besarnya perubahan entalphi pembentukan suatu zat telah diukur secara eksperimen, pengukuran
∆H pada 25
o
C 1atm dinyatakan sebagai
∆H
o
perubahan entalphi standar
Persamaan reaksi dapat dilengkapi dengan informasi energi yang menyertainya, umumnya dituliskan dengan
menambahkan informasi perubahan energi ∆H disebelah
kanannya. Berdasarkan ∆H kita dapat bagi menjadi dua
jenis reaksi yaitu reaksi eksoterm dan endoterm, lihat Bagan 10.16.
Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan panaskalor. Pada reaksi inin
∆H bernilai negatif, sehingga ∆H produk lebih kecil dibandingkan dengan ∆H reaktan.
C + O
2
→ CO
2
∆H = ‐94 Kkalmol Reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyerap panas,
∆H reaksi ini bernilai positif, sehingga ∆H produk lebih besar dibandingkan dengan
∆H reaktannya. CO
2
+ 2 SO
2
→ CS
2
+ 3 O
2
∆H= +1062.5 kJmol Dalam termokimia satuan untuk
∆H yang lazim digunakan adalah satuan menurut IUPAC yaitu kJ mol
‐1
, namun sering juga dipergunakan satuan lain yaitu kalori kal atau kilo
kalori Kkal. Hubungan antara kedua satuan tersebut adalah:
1 kJmol = 0.24 Kkalmol
10.5.2. Hukum-hukum dalam Termokimia Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu
memahami hukum ‐hukum yang mendasari tentang
perubahan dan energi.
Hukum kekekalan energi Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu lainnya. Hukum ini merupakan
hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti
konversi energi.
Hukum Laplace Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia
menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur
‐unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan
senyawa tersebut menjadi unsur ‐unsurnya.
Bagan 10.16. Jenis reaksi dan entalphinya
Reaksi Kimia
Membutuhkan Energi
Melepaskan Energi
∆H = +
∆H = -
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007
189
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi ∆H dan
kalor reaksi; C + O
2
→ CO
2
∆H = ‐94 Kkal CO
2
→ C + O
2
∆H = +94 Kkal Sedangkan untuk kalor reaksi,
C + O
2
→ CO
2
‐94 Kkal CO
2
→ C + O
2
+94 Kkal Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas
oksigen menghasilkan karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua karbondioksida terurai
menjadi unsur C dan gas oksigen dengan membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal.
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor reaksi, jika entalphi bernilai positif
maka kalor reaksi bernilai negatif, demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka kalor reaksi positif.
Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi reaksi
∆H hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi dan tidak
bergantung pada jalannya reaksi.
∆H
reaksi
= ∆H
produk
‐ ∆H
reaktan
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi
∆H atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan
aljabar dari ∆H yang menyertai reaksi. Untuk lebih
mudah memahaminya kita perhatikan Bagan 10.17. Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida
dapat terbentuk melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari unsur
‐unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida
menjadi karbondioksida.
Penjumlahan aljabar
∆H
reaksi
dari setiap tahap reaksi juga dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka
∆H
reaksi
dari pembentukan gas Karbon dioksida juga dapat dilakukan.
Bagan 10.17. Penjumlahan aljabar reaksi dan entalphi menurut
Germain Hess