4. Pembahasan Hasil Temuan
Kepentingan dan rasa suka siswa terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia cukup baik. Berdasarkan angket, sebanyak 69 siswa
mengatakan bahasa dan sastra Indonesia adalah mata pelajaran yang perlu untuk dipelajari, dan 74 siswa menganggap penting untuk mempelajari mata pelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Banyaknya persentase siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan hal yang penting dan perlu
untuk dipelajari mampu mendukung timbulnya minat siswa terhadap pembelajaran tersebut. Sebanyak 43 siswa yang menganggap mata pelajaran itu
sulit, dapat didukung dengan kepedulian siswa yang mempelajari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, meskipun 26 siswa lebih memilih untuk menyukai
mata pelajaran lain dibandingkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Semangat siswa mempelajari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
dapat dinilai kurang baik, karena meskipun 65 siswa mengatakan mereka semangat pergi kesekolah karena mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, 9
mengatakan mata pelajaran tersebut tidak menantang dan membuat mereka malas mempelajari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Ketika ditanya apakah
mereka belajar meskipun tidak diberi tugas, 0 menjawab ya. Artinya, guru harus lebih giat lagi dalam memberikan tugas kepada siswa untuk bahan evaluasi dalam
pembelajaran, karena tidak dapat dipungkiri bahwa sebanyak 48 siswa sebenarnya menganggap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah hal
yang menarik untuk dipelajari, dan hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan minat siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Kefokusan siswa dalam mempelajari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia cukup baik, sebanyak 39 siswa mengatakan fokus ketika
pembelajaran.Meskipun 48 mengatakan kadang-kadang mereka merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Peningkatan upaya
guru dalam membangun minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus dilakukan, karena 30 mengatakan mereka lebih minat
mempelajari bahasa asing dibandingkan bahasa dan sastra Indonesia. 35 siswa mengatakan bahwa mereka semangat belajar karena pengaruh teman, ini adalah
hal yang positif, karena teman dapat memberikan dampak baik terhadap pembelajaran. 39 siswa menjawab kadang-kadang mereka bertanya ketika ada
yang tidak dipahami dalam pembelajaran, dan 69 siswa mengatakan ingin menguasai empat keterampilan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Mengenai cara mengajar guru, menurut 39 siswa mengatakan guru memberikan cara yang menarik dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Akan tetapi sebanyak 49 siswa saja yang merasa kadang-kadang diberikan reward atas prestasi yang mereka dapat, dan 31 lainnya mengatakan tidak
pernah diberikan reward oleh guru. Pemberian reward kepada siswa yang berprestasi, sebenarnya sangat membantu dalam meningkatkan minat siswa
terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Prestasi yang diraih siswa 56 mengaku prestasinya biasa saja, hanya
14 yang mengatakan berprestasi.Bahkan, sebanyak 43 mengatakan tidak pernah mengikuti lomba-lomba yang terkait dengan keterampilan berbahasa di
luar kelas.Hal ini bukan semata faktor fasilitas yang kurang memadai, karena 39 siswa mengatakan fasilitas mendukung mereka dalam memahami pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Perhatian siswa terhadap guru ketika mengajar, 39 mengatakan mereka
memperhatikan ketika guru menerangkan.Perhatian siswa terhadap guru dalam pembelajaran berdampak juga pada daya ingat siswa terhadap pembelajaran yang
diterima, hal ini terlihat bahwa sebanyak 52 siswa biasa saja dalam mengingat pelajaran.Meskipun
demikian, 56
siswa mengaku
mengaplikasikan pembelajaran dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan nilai UTS siswa kelas IX MTs Izzatul Islam, dapat terlihat bahwa jumlah nilai bahasa dan sastra Indonesia masih lebih unggul dibandingkan
nilai bahasa asing lainnya yang dipelajari di sekolah, yakni 1845. Nilai tertinggi