Sebagaimana dalam
pandangan psikologi,
minat merupakan
kecenderungan memperhatikan maupun mengingat suatu objek secara terus- menerus.Kecenderungan itu membawa seseorang untuk menyenangi suatu objek
sehingga menjadikan seseorang memperhatikan serta mengingat objek tersebut terus menerus.
Jadi, sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Slameto, bahwa, minat adalah rasa terikat. Rasa terikat ini kemudian berhubungan dengan penerimaan
serta kecenderungan seseorang terhadap sesuatu baik dengan seseorang, benda atau kegiatan tertentu, yang dapat dipengaruhi oleh kedekatan maupun
rangsangan-rangsangan tertentu
yang mempengaruhi
tumbuhnya minat
tersebut.Rangsangan-rangsangan tersebut dapat berupa pemusatan perhatian, keingintahuan, rasa senang, motivasi, dan kebutuhan seseorang terhadap sesuatu.
b. Lama Minat
Crow Crow yang dikutip dalam Psikologi Belajar berpendapat bahwa lamanya minat bervariasi.Untuk seorang anak yang masih sangat muda, lamanya
minat dalam kegiatan tertentu sangat pendek. Minat yang terjadi pada seorang anak yang sangat muda senantiasa berpindah-pindah; namun demikian ia
menghendaki keaktifan
8
. Minat yang ada di setiap individu berbeda-beda, hal ini juga terkait
kemampuan dan kemauan individu menyelesaikan tugas tertentu. Dan minat sangat bergantung pada usia dan faktor internal masing-masing individu.
Misalnya minat pada anak yang sangat muda mudah berpindah, namun menuntut keaktifan untuk menunjang minatnya.
Crow dan Crow menambahkan bahwa, pada anak yang sangat muda, ia kerap kali mendasarkan kegiatan-kegiatannya atas pilihan sendiri dan dapat lebih
suka mengusahakan sesuatu tertentu dari pada yang lainnya. Karena minat yang terdapat dalam kegiatan untuk kepentingan diri sendiri lebih daripada untuk
8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h.158-159.
mencapai sesuatu hasil tertentu, sehingga ia mudah dikacaukan dan mudah tertarik pada kegiatan yang lain.
9
Minat yang terjadi pada anak yang sangat muda hanya merujuk pada apa yang menjadi kepentingan bagi dirinya. Minat yang muncul tidak didasarkan pada
usaha tertentu untuk mencapai hasil tertentu.Dengan demikian minat pada anak yang sangat muda mudah berpindah, dan berubah sesuai dengan perubahan
kepentingan yang menjadi prioritas dirinya. Berbeda dengan minat pada anak yang sangat muda, Crow dan Crow juga
menambahkan penjelasan mengenai minat yang terjadi pada orang yang lebih tua. Mereka lebih lama dapat mempertahankan minatnya terhadap sesuatu dari pada
berpindah-pindah kepada hal-hal lain
10
. Menyimpulkan pada apa yang dikatakan Crow dan Crow, lamanya minat
salah satunya dipengaruhi oleh kematangan usia. Pada anak dengan usia yang sangat muda minatnya mudah berpindah, minatnya hanya tergantung pada apa
yang disukainya bukan apa yang ingin dicapainya. Sedangkan, pada usia dewasa lebih dapat mempertahankan minatnya terhadap sesuatu.
Salah satu tanda kematangan ialah mempunyai kemampuan untuk tetap bertahan sampai kegiatan dapat diselesaikan kecuali kalau faktor waktu atau
kesulitan mengganggunya. Lamanya minat akan bertambah selama bertahun- tahun hingga tercapailah kematangannya. Perubahan minat pada sebagian remaja
yang lebih tua atau orang dewasa menunjukkan sikap yang belum matang atau kekanak-kanakan ke arah kegiatan yang benar-benar terarah dan bertujuan.
11
Lamanya minat menunjukkan kematangan seseorang.Semakin lama minat yang ditekuninya, maka dapat dijadikan indikator kematangan seseorang.
Kematangan tidak hanya dilihat dari segi usia, tapi sejauhmana seseorang menekuni minatnya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
9
Ibid,.
10
Ibid,.
11
Lestar D. Crow dan Alice Crow, Educational Psychology, h.306.
2. Hakikat Belajar
Tumbuhnya minat dalam diri siswa tidak terlepas dari bagaimana siswa mengerti apa sesungguhnya hakikat belajar itu. Jadi, minat siswa dapat
berkembang melalui proses belajar yang berlangsung. Baik yang kaitannya dengan pembelajaran di sekolah maupun belajar sendiri demi mengembangkan
minatnya.
a. Definisi Belajar
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan,dan sikap. Belajar mulai dari masa kecil ketika bayi memperoleh
sejumlah kecil keterampilan yang sederhana. Masa kanak-kanak dan remaja diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan sosial, dan diperoleh kecakapan
dalam berbagai mata ajaran sekolah. Dalam usia dewasa, telah mahir mengerjakan tugas-tugas pekerjaan tertentu dan keterampilan fungsional yang lain.
12
Belajar dikatakan sebagai proses untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Keterampilan yang diperoleh saat masih bayi merupakan
keterampilan-keterampilan sederhana. Sedangkan pada masa remaja dan kanak- kanak mengalami proses yang lebih kompleks seperti yang berkaitan dengan
sikap, nilai, kecakapan dan tanggungjawab yang mereka temui dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut Gagne yang dikutip dalam Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
13
1 Perubahan Perilaku
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme.Hal ini berarti bahwa
belajar membutuhkan
waktu. Untuk
mengukur belajar,
kita
12
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, h.1.
13
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h.2.
membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku
dalam suasana serupa itu berbeda untuk waktu itu, kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.
14
2 Perilaku Terbuka
Perilaku berbicara, menulis, dan bergerak, dan lain-lainnya memberi kesempatan pada kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa,
mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, dan lain-lainnya. Para ahli psikologi yang lain menganggap perilaku terbuka sebagai suatu tanda untuk
meyimpulkan apa yang terjadi dalam pikiran seseorang.
15
3 Belajar dan Pengalaman
Kom ponen terakhir dalam definisi belajar ialah “sebagai suatu hasil
pengalaman”.Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat mewakili belajar.
16
4 Belajar dan Kematangan
Berjalan dan berbicara berkembang dalam manusia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan ini daripada oleh belajar.Suatu tingkat
kematangan tertentu merupakan prasyarat belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang berbicara dibutuhkan untuk membantu
kesiapan yang dibawa oleh kematangan.
17
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan. Manusia memperoleh hasil perkembangan
berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan, dan lain- lain.Tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar.Belajar
juga memerlukan tingkat kematangan tertentu untuk mencapai hasil maksimal.
14
Ibid.
15
Ibid, h.3.
16
Ibid.
17
Ibid.
Driscoll yang dikutip dalam Teori Motivasi Pengukurannya menyatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar, yaitu 1 belajar adalah suatu
perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan 2 hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil interaksi siswa dengan
lingkungan
18
. Pernyataan ini dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar
dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan baru yang bersifat menetap daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari
interaksi siswa dengan lingkungan. Dan seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku sebagai suatu kriteria
keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar.
19
Jadi, belajar merupakan proses seseorang dalam mengalami perubahan baik perilaku, maupun kematangan yang diperolehnya melalui pengalaman dari
interaksinya dengan orang lain maupun lingkungannya. Perubahan yang didapat dari proses belajar dapat dilihat dari perkembangannnya mengenai pengetahuan,
sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lainnya. b.
Ciri-ciri Belajar Ada ciri-ciri seseorang melakukan kegiatan belajar diantaranya
1 Perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial.
Aktual berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat seperti hasil belajar keterampilan motorik psikomotorik
misalnya anak bisa menulis, membaca, dan sebagainya, juga hasil belajar kognitif seperti pengetahuan faktaingatan, pemahaman dan aplikasi
20
.
18
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.15-16.
19
Ibid,.
20
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 56-57.