14
dan kemampuan untuk melayani dan physical and psychological access akses fisik dan psikhologis
3. Pengukuran Kualitas Jasa
Munawaroh 2005:121 menyatakan bahwa untuk menganalisis kualitas jasa dapat dilakukan dengan mengkuantifikasi dimensi kualitas dengan
menggunakan skala Likert pada kuesioner yang disebarkan kepada responden. Zeithaml, dkk. 1988 mengukur kualitas jasa dengan mengetahui perbedaangap
antara harapan dengan persepsi pelanggan. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas pelayanan, yaitu derajat perbedaan antara harapan pelanggan dengan persepsi
pelanggan terhadap kinerja jasa yang diterimanya. Berbeda dengan Parasuraman, dkk 1985, Cronin dan Taylor 1992 mengemukakan konsep SERVPERF untuk
mengukur kualitas jasa, yaitu kualitas pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kinerja. Konsep ini didukung juga oleh beberapa
peneliti, yaitu Babakus dan Boller 1992, Teas 1994, dan sebagainya. 2.2.2. Jasa Transportasi
1. Pengertian Jasa Transportasi
Menurut Butar dan Yamin 2008:199: “Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.” Pendapat ini
menjelaskan bahwa dalam perspektif transportasi terdapat tiga hal penting yaitu: a ada muatan yang diangkut, b tersedia kendaraan sebagai alat angkutnya, dan
3 terdapat jalan yang dapat dilalui.
15
Butar dan Yamin 2008:199 menyatakan: “Proses pemindahan transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan
dimulai, ke tempat tujuan, dimana kegiatan diakhiri”. Pendapat ini menjelaskan bahwa inti core business dari jasa transportasi adalah pemindahan suatu obyek
dari suatu tempat pada tempat lain yang menjadi tujuan. Nasution 1996 dalam Butar dan Yamin 2008:199 menyatakan bahwa
transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang ekonomi the promoting sector dan pemberi jasa the servicing sector bagi perkembangan ekonomi. Fasilitas
transportasi harus dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan. Pentingnya peranan transportasi mengharuskan adanya sistem transportasi yang handal,
efisien dan efektif. Transportasi yang efektif dalam arti kapasitas mencukupi, terpadu, tertib dan teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan
biaya terjangkau. Sedangkan efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi.
Dalam dunia transportasi juga dikenal transportasi masa yaitu pengakutan yang bisa diamnfaatkan oleh banyak orang. Lloyd Wright dan Karl Fjellstrom
2003 dalam Setiawan 2005:2 menyatakan: “Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang
membayar ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu bersamaan.”
2. Sistem Transportasi
Harrell et al, 2000 dalam Butar dan Yamin 2008:199 menyatakan bahwa terdapat dua sistem yang digunakan dalam transportasi: a multiple pick
16
up and droop-off points dan b single pickup and drop-off points. Pada multiple
pick up and droop-off points para customers naik dan turun di banyak tempat,
contohnya bus umum. Sedangkan single pickup and drop-off points para customers
naik di suatu tempat dan turun di tujuan secara bersamaan contohnya bus pariwisata.
Nasution 1996 dalam Butar dan Yamin 2008:199 menyatakan bahwa pelaksaan transportasi darat untuk angkutan penumpang di Indonesia mempunyai
banyak masalah. Secara umum sebagian masalah tersebut antara lain: a kemacetan lalu lintas, b trayek-trayek yang tumpang tindih, c tidak sesuainya
jumlah bus pada suatu trayek, d volume pelayanan dimensi bus tidak sesuai, panjang trayek, e jumlah penumpang yang berubah, dan f efisiensi yang
rendah
3. Kualitas Pelayanan Transportasi