Ada pilihan antibiotika lain yang lebih aman kategori IVB Ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit

lebih murah, durasi pemberian antibiotika terlalu lama, durasi pemberiam antibiotika terlalu singkat, antibiotika tidak tepat interval pemberian, antibiotika tidak tepat rute pemberian. Antibiotika yang tergolong ada antibiotika lain yang lebih murah terjadi pada peresepan siprofloksasin kasus 30. Durasi pemberian antibiotika terlalu lama pada peresepan seftriakson kasus 3, metronidazol kasus 3 dan 16, sefotaksim kasus 17, 18, 26, dan 30, ampisillin kasus 27, dan siprofloksasin kasus 30. Durasi pemberian antibiotika terlalu singkat terjadi pada peresepan seftriakson kasus 3 dan 23. Interval pemberian antibiotika tidak tepat terjadi pada peresepan sefotaksim kasus 26 dan ampisillin kasus 27. Rute pemberian antibiotika tidak tepat terjadi pada peresepan sefiksim kasus 3, metronidazol kasus 3, dan kotrimoksazol kasus 16.

4. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih aman kategori IVB

Antibiotika yang masuk kategori IVB dapat disebabkan karena interaksi antar obat yang dapat meningkatkan toksisitasnya, munculnya efek samping yang merugikan, atau antibiotika yang digunakan kontraindikasi terhadap pasien. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens pada penelitian ini menunjukkan, antibiotika yang masuk dalam kategori IVB adalah levofloksasin kasus 9. Pasien kasus 9 adalah pasien wanita 32 tahun yang sedang hamil 37 minggu. Pasien menerima terapi levofloksasin. Levofloksasin merupakan antibiotika yang masuk dalam kategori C untuk keamanan pada wanita hamil, sehingga levofloksasin hanya dapat digunakan pada wanita hamil apabila benefit-risk ratio lebih menguntungkan Kemenkes, 2011. Sesuai dengan pertimbangan tersebut, maka levofloksasin dalam kasus ini masuk kategori IVB. 5. Ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah kategori IVC Evaluasi antibiotika yang masuk dalam kategori IVC didasarkan pada daftar harga obat dari RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens pada penelitian ini menunjukkan bahwa, antibiotika yang masuk dalam kategori IVC adalah siprofloksasin kasus 22. Pasien pada kasus 22 menerima antibiotika lapiflok tablet siprofloksasin. Lapiflok merupakan salah satu nama dagang dari siprofloksasin bukan obat generik, sehingga ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah yaitu tablet siprofloksasin dengan nama generik. Sesuai dengan evaluasi tersebut, maka lapiflok pada kasus ini masuk kategori IVC.

6. Ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit

kategori IVD Pemilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit perlu didasarkan pada hasil kultur bakteri atau dari pola kuman setempat Kemenkes, 2011. Tidak dilakukan kultur bakteri pada semua kasus dalam penelitian ini, sehingga tidak diketahui bakteri yang menjadi penyebab diare pada pasien secara spesifik. Tidak ada pula data mengenai bakteri yang paling sering menjadi penyebab diare di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Sesuai dengan evaluasi telah dilakukan, tidak ada peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori IVD.

7. Peresepan antibiotika terlalu lama atau terlalu singkat kategori IIIA

Dokumen yang terkait

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi interaksi penggunaan obat hipoglikemi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 1 92

Evaluasi peresepan antibiotika profilaksis dengan metode gyssens pada pasien yang menjalani operasi sesar pada Bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2 21 186

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di instalasi rawat jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013.

7 45 147

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48