Definisi Diare Patofisiologi Diare

7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diare

1. Definisi Diare

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan gerakan usus, konsistensi feses menjadi lebih lunak atau cair, dan peningkatan frekuensi buang air besar menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari. Menurut durasi terjadinya, diare dapat diklasifikasikan menjadi diare akut terjadi kurang dari dua minggu, diare persisten terjadi antara dua sampai empat minggu, dan diare kronik terjadi lebih dari empat minggu DuPont, 2014; Guandalini Vaziri, 2011; McPhee Ganong, 2010. 2. Etiologi diare Diare dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain : a. Infeksi bakteri, beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare antara lain Shigella, Salmonella, Escherichia coli, dan lain-lain. b. Infeksi virus, beberapa virus yang dapat menyebabkan diare antara lain norovirus, adenovirus, rotavirus, dan lain-lain. c. Infeksi parasit, termasuk di dalamnya adalah protozoa Giardia lamblia, Cryptosporidum isospora, Entamoeba histolytica, dan lain- lain dan cacing Strongyloides stercoralis, Angiostrongylus costaricensis, dan Schistosoma mansoni . d. Diare dapat pula disebabkan karena faktor non infeksi yang berkaitan dengan alergi makanan, penggunaan obat tertentu, keracunan makanan, dan adanya penyakit tertentu. Crombie Hall, 2009; Hatchette Farina, 2011.

3. Patofisiologi

Terdapat empat mekanisme gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat menyebabkan diare, yaitu perubahan transport ion aktif karena penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi ion-ion tertentu, perubahan motilitas usus, peningkatan osmolaritas lumen, dan peningkatan tekanan hidrostatik jaringan. Mekanisme ini berhubungan dengan empat jenis diare, yaitu diare sekretori, osmotik, eksudatif, dan perubahan transit intestinal DiPiro, Tarbert, Yee, Matzke, Wells, and Posey, 2008. Diare sekretori terjadi ketika terdapat substansi yang menyebabkan peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi sejumlah cairan dan elektrolit. Substansi yang menyebabkan sekresi berlebihan ini yaitu vasoactive intestinal peptide VIP dari lemak makanan yang tidak diabsorbsi, toksin bakteri, dan garam empedu yang berlebih. Agen ini akan merangsang cyclic adenosine monophosphate cAMP intraseluler yang menyebabkan peningkatan sekresi, dan menghambat absorbsi ion secara bersamaan DiPiro, et al., 2008. Diare osmotik terjadi ketika terdapat substansi yang sulit diabsorbsi sehingga terjadi peningkatan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Diare jenis ini dapat diakibatkan karena, konsumsi antasida yang mengandung magnesium atau konsumsi karbohidrat yang sukar diabsorbsi DiPiro, et al., 2008. Diare eksudatif terjadi karena adanya penyakit inflamasi pada saluran cerna yang menyebabkan gangguan pada tight junction atau fungsi lapisan epitel usus. Contohnya adalah inflammatory bowel disease IBD atau infeksi bakteri yang dapat menyebabkan peradangan usus. Kondisi ini menyebabkan gangguan absorbsi cairan dan munculnya lendir, darah, dan nanah pada feses DiPiro, et al, 2008; Guandalini Vaziri, 2011. Perubahan motilitas usus menyebabkan diare melalui tiga mekanisme, yaitu penurunan waktu kontak dalam usus halus, mempercepat waktu pengosongan kolon, dan pertumbuhan bakteri yang berlebih. Pembedahan usus dan penggunan obat-obat tertentu dapat menyebabkan diare jenis ini DiPiro, et al, 2008.

4. Gejala

Dokumen yang terkait

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

0 1 50

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari-Mei 2015.

1 10 242

Evaluasi interaksi penggunaan obat hipoglikemi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 1 92

Evaluasi peresepan antibiotika profilaksis dengan metode gyssens pada pasien yang menjalani operasi sesar pada Bulan April 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2 21 186

Evaluasi interaksi penggunaan obat antihipertensi pada pasien rawat inap di Bangsal Cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.

0 4 109

Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode gyssens pada pasien infeksi sepsis neonatal periode Maret-April 2015 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

0 7 188

Evaluasi penggunaan obat Hipoglikemia pada pasien di instalasi rawat inap bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015.

1 6 117

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan demam tifoid berdasarkan kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rsud Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Januari-Desember 2013.

2 8 201

Studi literatur interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di instalasi rawat jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember 2013.

7 45 147

Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

0 0 48