2. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar
Pada penelitian ini, kuesioner motivasi belajar siswa digunakan oleh peneliti untuk melihat dan mengetahui motivasi siswa kelas VIII A
setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair- Share.
a. Analisis Motivasi Belajar Matematika Setiap Siswa Perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.12 Presentase dan Kriteria Motivasi Belajar
Per Siswa Setelah Pembelajaran Kelas Eksperimen
Nomor Absen
Hasil Motivasi
Siswa Kriteria
1 83
Sangat Tinggi 2
87 Sangat Tinggi
3 83
Sangat Tinggi 4
67 Tinggi
5 79
Tinggi 6
56 Cukup
7 83
Sangat Tinggi 8
73 Tinggi
9 79
Tinggi 10
85 Sangat Tinggi
11 73
Tinggi 12
80 Tinggi
13 78
Tinggi 14
79 Tinggi
15 74
Tinggi 16
83 Sangat Tinggi
17 87
Sangat Tinggi 18
84 Sangat Tinggi
19 81
Sangat Tinggi 20
86 Sangat Tinggi
21 98
Sangat Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 menyatakan presentase motivasi belajar kelas eksperimen, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa
kriteria motivasi belajar pada tabel 3.6. Berdasarkan tabel 4.9, maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap
kriteria seperti pada tabel berikut:
Diagram 4.1
Berdasarkan tabeldiagram 4.1, maka dapat diketahui motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen
terdapat 11 siswa 52,38 yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 9 siswa 42,86 yang mempunyai motivasi belajar
matematika yang tinggi, dan 1 siswa 4,76 yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup.
b. Analisis Data Wawancara Wawancara dilakukan untuk melengkapi data kuesioner.
Wawancara dilakukan setelah peneliti mendapatkan data hasil belajar dan kuesioner yang berkaitan tentang motivasi belajar
11,53 9,43
1,4 0,0
10 20
30 40
50 60
11 9
1
p R
E S
E N
T A
S E
JUMLAH SISWA
Jumlah dan Presentase Motivasi Siswa Per-Kriteria
siswa, yaitu pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 pada pukul 13.00-14.00 WIB. Setelah melakukan analisis terhadap hasil belajar dan
kuesioner, peneliti menetapkan 4 siswa sebagai perwakilan dari seluruh siswa kelas VIII A yang telah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti berkaitan tentang
pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share pada sub materi volume balok pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran A.11. Berikut adalah analisis hasil wawancara yang telah dilakukan:
1. Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Matematika Apakah pembelajaran matematika dengan metode Think-Pair-
Share dan alat peraga lebih menarik dan menyenangkan? Jika ya, mengapa, jika tidak mengapa
Siswa A : “ Iya. Menurut saya iya, karena kalau pakai alat
peraga itu
lebih mudah
dipahami,terus juga
lebih menyenangkan, jadi tidak terlalu serius.
Siswa B : “ Iya lebih menarik, karena lebih fokus kak, gak
bosen dan menyenagkan karena ada alat peraganya juga. Siswa C
: “ Lebih menarik dan menyenangkan, karena pembelajaran dengan Think-Pair-Share menurut saya itu yang
pertama kita mikir sama-sama, terus kita memperagakan, terus habis itu kita berbagi jadi lebih dong daripada cuma guru yang
menjelaskan, mencatat dan mengerjakan. Saya lebih suka praktek sendiri.
Siswa D :” Lebih menarik ya kak, karena ada bantuan alat
peraganya itu. Berdasarkan pendapat keempat siswa tersebut, banyak
siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan model pem-
belajaran Think-Pair-Share dengan berbantu alat peraga. Ketertarikan itu diakui oleh siswa karena didalam model
pembelajaran tersebut dibantu dengan alat peraga, jadi mereka lebih senang dalam mengikuti pembelajaran dan lebih mudah
memahami materi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa banyak siswa yang mempunyai minat yang baik saat mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan berbantu alat peraga.
2. Perhatian Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Apa yang kamu lakukan ketika guru atau teman menjelaskan
materi baik dalam kelompok maupun di depan kelas? Siswa A
: “ memperhatikan, lebih memperdalam dan memahami”
Siswa B : “ mendengarkan, kadang-kadang suka dicatet
sedikit” Siswa C
: “ kalau ada yang ngerti aku tanya, tapi kadang kalau guru menjelaskannya muter-
muter aku jadi bingung juga” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa D : “ memperhatikan”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, siswa mempunyai perhatian yang cukup tinggi selama proses pembelajaran. Selain
itu, siswa juga aktif bertanya jika ada materi yang tidak dimengerti atau berbeda dengan hasil diskusi dan mencatat
sedikit materi. 3. Konsentrasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran
Apakah kamu fokus mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share dan alat peraga?
Siswa A : “ lebih fokus”
Siswa B : “ nggak begitu fokus”
Siswa C : “fokus”
Siswa D : “ fokus”
Berdasarkan hasil wawancara, siswa sudah fokus dalam mengikuti pembelajaran, walaupun ada beberapa siswa
yang merasa kurang fokus, namun sebagian besar siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
Think-Pair-Share berbantu alat peraga. 4. Ketekunan Selama Mengikuti Pembelajaran
Apakah kamu merasa enggan dan terbebani ketika harus menjelaskan hasil diskusi didepan teman kelompok lain?
Siswa A : “iya, karena saya tidak terbiasa dan susah buat
menjelaskannya, tetapi mungkin kalau sering seperti itu saya bisa ”
Siswa B :
“ Tidak, karena saya orangnya PD Percaya Diri mbak, tidak takut”
Siswa C : “ Tidak, karena kalau menurut saya senang bisa
berbagi ilmu sama teman, terus ngertinya lebih banyak.” Siswa D
: “ ya kalau saya terbebani karena saya tidak percaya diri”
Dua siswa merasa terbebani untuk menjelaskan hasil diskusi di depan teman kelompok lain, hal ini dipengaruhi
oleh kurangnya rasa percaya diri siswa karena tidak biasa berbicara didepan banyak orang, namun dua siswa tidak merasa
terbebani karena mereka merasa percaya diri dan mau erbagi kepada teman kelompok lain.
5. Keterlibatan Selama Mengikuti Pembelajaran Apakah kamu terlibat dalam pembelajaran seperti diskusi
dalam kelompok? Siswa A
: “ iya terlibat, saya mendapat bagian meghitung” Siswa B
: “ iya, saya terlibat mencatat hasil diskusi” Siswa C
: ” iya, misalnya kaya kemarin tentang volume terus bagi-bagi nomor, lalu saya kebagian nomor 4 jadi waktunya
lebih cepet, kalau pas ngerjain ada yang gak dong kita nanya” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa D : ” iya, terlibat, karena hanya saya yang
mengerjakan” Berdasarkan hasil wawancara, keempat siswa terlibat
dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Mereka saling berbagi pekerjaan dan bertanya saat ada soal
yang kurang jelas. Ada beberap siswa yang merasa dirinya bekerja sendiri dalam kelompok, teman lainnya hanya diam
saja. Namun, secara keseluruhan sebagian siswa ikut terlibat dalam diskusi kelompok.
6. Keantusiasan Selama Mengikuti Pembelajaran Bagaimana kesanmu terhadap metode Think-Pair-Share dan
alat peraga yang telah dilaksanakan? Apakah menjadi bersemangat atau sebaliknya?
Siswa A : “ lebih senang, bisa dapat pembelajaran baru
menggunakan alat peraga, lebih mudah dipahami” Siswa B
: “ kalau pakai alat peraga lebih fokus” Siswa C
: “ seru, mau diterapin kaya gitu lagi kalau bisa Bu Sisilnya guru mata pelajaran matematika, juga lebih
bersemangat” Siswa D
: “ saya menjadi lebih jelas, pas kakak ngajarin detail banget”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, siswa lebih senang, fokus, bersemangat, dan merasa lebih jelas ketika
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran think- pair-share berbantu alat peraga. Secara keseluruhan siswa
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. 7. Rasa Ingin Tahu Selama Mengikuti Pembelajaran
Apa yang kamu lakukan ketika tidak memahami suatu materi yang dipelajari?
Siswa A : “ bertanya, bisa bertanya pada teman atau guru,
kalau nggak cari di buku.” Siswa B
: “ tanya teman” Siswa C
: “ kalau aku tanya ke gurunya langsung, soalnya kalau tanya temen kadang bilangnya tau tapi tenyata juga gak
tau” Siswa D
: “ tanya pada guru, tapi pertama tanya sama temen, kalau temen juga ga dong tanya guru”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, ada siswa yang bertanya kepada teman, ada siswa yang memilih bertanya guru
supaya lebih jelas karena jika bertanya dengan teman kadang tidak di beri tahu dan teman juga tidak paham mengenai materi.
Namun, terlepas dari itu semua, siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang baik apabila ada materi yang kurang
dimengerti. 8. Berusaha Mencoba dan Aktif Mengatasi Tantangan Selama
Mengikuti Pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apa yang kamu lakukan ketika mendapati soal latihan yang sulit untuk diselesaikan dalam pembelajaran dengan metode
Think-Pair-Share dan alat peraga? Siswa A
: “ minta bantuan kepada teman untuk ngajarin, kalau enggak minta tolong kasih tau
rumusnya” Siswa B
: “ kadang saya ngasal, kalau tanya teman juga ga ngerti”
Siswa C : “ aku nyoba dulu sampai metok, kalau bener-bener
gak bisa tanya temen kalo mepet- mepetnya tanya guru”
Siswa D : ” bertanya ke kelompok lain, ketika buntu di dalam
kelomp ok”
Berdasarkan hasil
wawancara di
atas, ketika
menghadapi suatu masalah ada siswa mempunyai inisiatif untuk bertanya, ada yang berusaha berfikir dahulu sampai
benar-benar tidak bisa, namun ada juga yang pasrah jika bertanya pada teman namun teman juga tidak tahu, namun ia
juga sudah mempunyai inisiatif untuk bertanya. Berikut ini merupakan kesimpulan dari wawancara
mengenai motivasi belajar siswa yang telah dilakukan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel. 4.13 Kesimpulan Hasil Wawancara
No Aspek
Jawaban
1 Minat
Banyak siswa tertarik mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share dengan berbantu
alat peraga. Ketertarikan itu diakui oleh siswa karena didalam model pembelajaran tersebut dibantu dengan
alat peraga, jadi mereka lebih senang dalam mengikuti pembelajaran dan lebih mudah memahami materi.
2 Perhatian
Siswa mempunyai perhatian yang cukup tinggi selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga aktif
bertanya jika ada materi yang tidak dimengerti atau berbeda dengan hasil diskusi dan mencatat sedikit
materi.
3 Konsentrasi
Siswa sudah fokus dalam mengikuti pembelajaran, walaupun ada beberapa siswa yang merasa kurang
fokus, namun sebagian besar siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
Think-Pair-Share berbantu alat peraga. Jadi konsentrasi siswa cukup baik.
4 Ketekunan
Dua siswa merasa terbebani untuk menjelaskan hasil diskusi di depan teman kelompok lain, hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya rasa percaya diri siswa karena tidak biasa berbicara didepan banyak orang,
namun dua siswa tidak merasa terbebani karena mereka merasa percaya diri dan mau berbagi kepada teman
kelompok lain. Terlepas dari itu, beberapa siswa sudah memiliki kepercayaan diri yang baik.
5 Keterlibatan
Keempat siswa terlibat dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Mereka saling berbagi
pekerjaan dan bertanya saat ada soal yang kurang jelas. Ada beberap siswa yang merasa dirinya bekerja sendiri
dalam kelompok, teman lainnya hanya diam saja. Namun, secara keseluruhan sebagian siswa ikut terlibat
dalam diskusi kelompok.
6 Keantusiasan
Siswa lebih senang, fokus, bersemangat, dan merasa lebih jelas ketika mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran think-pair-share berbantu alat peraga. Secara keseluruhan siswa bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
7 Rasa ingin
tahu Siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang baik apabila
ada materi yang kurang dimengerti. Baik bertanya kepada teman maupun kepada guru.
c. Analisis Motivasi Belajar Matematika Secara Keseluruhan Presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat
dilihat dari presentase motivasi belajar setiap siswa dan dilihat menggunakan beberapa kriteria. Berdasarkan kriteria motivasi
belajar siswa secara keseluruhan pada tabel 3.7, peneliti akan melakukan penjumlahan presentase siswa yang memiliki motivasi
belajar sangat tinggi, tinggi, dan cukup. Hasil presentase motivasi siswa yang tergolong kriteria sangat tinggi adalah 52,38
sedangkan yang tergolong tinggi adalah 42,86 , sehingga hasil penjumlahannya menjadi 95,24, artinya presentase lebih dari
75. Dapat disipulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas eksperimen tinggi. Berarti siswa mengalami peningkatan motivasi
belajar setelah diberikan model pembelajaran Think-Pair-Share. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara beberapa siswa.
Kesimpulan hasil wawancara dapat dilihat pada tabel 4.13.
3. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Think-Pair-Share