Hasil Penelitian dan Analisa Data 1. Hasil Penilaian Siklus I dan II

ada pertanyaan lagi terkait peraturan dalam permainan ular tangga. Jalannya permainan pada siklus II pun terlihat lebih mengasikan dikarenakan pembelajaran terjadi di luar kelas. Hal ini membuat siswa merasa senang dan aktivitas mereka tidak dibatasi oleh peneliti. Permainan yang disisipkan dalam pembelajaran pun terlihat baik karena selain siswa tidak bosan, mereka pun bisa saling berinteraksi antara siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

B. Hasil Penelitian dan Analisa Data 1. Hasil Penilaian Siklus I dan II

a. Hasil Penilaian Pretest

Hasil nilai Pre Test siswa terdapat pada lampiran 4.2. Berdasarkan data pada lampiran tersebut, nilai rata-rata Pre Test adalah 71,92. Ada 15 Siswa yang memiliki nilai di atas 75 dan 14 siswa memiliki nilai di bawah 75. Prosentase ketuntasan siswa pada Pre Test hanya 51 siswa yang memiliki nilai di atas 75.

b. Hasil Penilaian Post Test siklus I

Hasil dari Post Test Siklus I, dapat dilihat pada lampiran 4.2. Dari hasil tersebut, didapatkan nilai rata-rata Post Test I adalah 80,56. Hal ini dapat disimpulkan adanya peningkatan hasil rata-rata dari hasil Pre Test yaitu 71,92 menjadi 80,56 dari 29 siswa. Untuk Nilai Post Test I didapatkan 21 siswa dari 29 siswa yang mengikuti Post Test I memiliki nilai di atas KKM dan hanya 8 siswa yang memiliki nilai di bawah KKM.

c. Hasil Penilaian Post Test siklus II

Hasil Nilai Pre Test II dapat dilihat pada lampiran 4.2. Berdasarkan data di atas, sudah terlihat bahwa pada siklus II, didapatkan nilai rata-rata adalah 93,78. Siswa yang memenuhi kriteria KKM ada 28 siswa dari total siswa berjumlah 29 dan hanya 1 siswa yang memiliki nilai di bawah KKM.. Dengan demikian, pada akhir siklus II didapatkan prosentase ketuntasan sebesar 96,5 siswa sudah memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan nilai dari hasil Post Test I 80,56 menjadi 93,78 untuk Post Test II.

d. Hasil Observasi Aktivitas Siswa tiap Pertemuan

Dari 10 Kriteria yang buat oleh peneliti, secara keseluruhan, penilain dari observer terkait keaktifan siswa yang dilakukan pada siklus I dan II. Secara keseluruhan, data yang didapatkan oleh observer dan oleh peneliti data tersebut dilakukan penilaian yang terdapat pada lampiran 4.1. Peneliti melakukan penilaian dengan menggunakan penilaian aktivitas siswa secara klasikal. Setelah peneliti melakukan penilaian siswa secara klasikal, didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.1. Analisa Keaktifan siswa Kategori Tingkat Keaktifan Siswa Keaktifan Klasikal BS+B Baik Sekali Baik Kurang Sangat Kurang Pertemuan I Siklus I Frekuensi 16 9 4 - 25 Prosentase 55,17 31,03 13,7 86,2 Pertemuan II Siklus I Frekuensi 19 9 1 - 28 Prosentase 65,51 31,03 3,44 96,5 Pertemuan III Siklus II Frekuensi 27 2 - - 29 Prosentase 93,1 6,89 100 Keterangan : Keaktifan Klasikal : Kriteria Baik Sekali + Kriteria Baik Dari tabel 4.1. menunjukan bahwa pada tiap pertemuan memiliki penaikan tingkat aktivitas siswa. Dengan menggunakan media permainan ular tangga membuat siswa menjadi lebih aktif untuk melakukan pembelajaran lewat berdiskusi, mengemukakan pendapat, dan mengomentari jawaban di dalam kelompok bermain dari kelompok lain. Pada pertemuan I untuk siklus I, sudah terlihat aktivitas klasikal siswa yaitu sebesar 86,2. Untuk siklus I pertemuan II pun terlihat peningkatan aktivitas klasikal siswa dari 86,2 menjadi 96,5. Sedangkan peningkatan pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I pertemuan II, Aktivitas klasikal siswa meningkat dari 96,5 menjadi 100. Peningkatan ini terjadi dikarenakan pada siklus II dilakukannya treatment yang berbeda dengan siklus I. Untuk siklus II dilakukannya treatment dengan melakukan permainan ular tangga di luar kelas sehingga siswa memiliki ruang gerak yang lebih besar jika dibandingkan dengan melakukan permainan di dalam kelas dan tidak terbatasnya kegiatan berdiskusi dan mengemukakan jawaban. Selain itu, aktivitas siswa apabila dibawa di luar kelas merasa lebih nyaman karena siswa merasa suasana yang tidak membuat jenuh.

e. Hasil Penilaian Angket Siswa

Untuk tanggapan siswa akan pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga, peneliti menggunakan angket. Penilaian angket secara keseluruhan pada tiap siklusnya dapat diluhat pada lampiran 4.3. Angket tersebut diisikan oleh siswa sebelum dan sesudah diadakannya pembelajaran. Angket sebelum pelaksanaan pembelajaran dibagikan pada saat sebelum pelaksanaan siklus I dan sesudah pelaksanaan siklus I pun diberikan angket kepada siswa. Untuk siklus II, angket hanya diberikan pada akhir siklus guna mengetahui apakah ada penaikan respon siswa pada siklus I ke siklus II. Untuk melihat hasil dari angket siswa, adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Data Agket mengenai respon dan tanggapan siswa Pelaksanaan Pengambilan data ∑ Nilai rata-rata Total Seluruh Item Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sebelum Siklus I 79 81 80 66 87 93 88 87 91 752 Kriteria B B B B B BS BS B BS B Setelah Siklus I 88 91 90 71 89 99 94 99 98 819 Kriteria BS BS BS B BS BS BS BS BS BS Setelah siklus II 91 91 88 72 89 103 100 98 97 829 Kriteria BS BS BS B BS BS BS BS BS BS Tabel 4.3. Kriteria Penilaian angket respon siswa terkait pembelajaran Kriteria per item Kriteria total seluruh item Baik Sekali BS 88 – 116 Baik Sekali BS 784 - 1044 Baik B 59 – 87 Baik B 523 - 783 Kurang K 30 – 58 Kurang K 262 - 522 Sangat Kurang SK 1 – 29 Sangat Kurang SK 29 - 261 Dari data pada Tabel 4.2., untuk sebelum pelaksanaan siklus I, rata-rata kriterianya adalah baik, karena ada 6 item yang memiliki kriteria baik dan hanya 3 item yang memiliki kriteria sangat baik. Item yang memiliki kriteria baik sekali adalah item 6 kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru terasa menyenangkan, item 7 siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, dan item 9 siswa menjadi tertarik untuk belajar biologi. Pada item tersebut memiliki kriteria baik sekali dimungkinkan karena guru yang mengampu mata pelajaran Biologi memiliki kompetensi dalam mengajar dan siswa menganggap penyampaian guru tentang materi sudah cukup baik sehingga memungkinkan siswa memahami materi pelajaran. Setelah pelaksanaan siklus I dengan menggunakan media permainan ular tangga dalam pembelajaran, terjadi peningkatan kriteria rata - rata menjadi memiliki kriteria baik sekali, karena hanya 1 item saja yang memiliki kriteria baik yaitu pada item 4 siswa belajar terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Setelah pelaksanaan siklus II, tidak jauh berbeda dengan setelah pelaksanaan siklus I, yaitu memiliki kriteria sangat baik dan hanya 1 item saja yang memiliki kriteria baik yaitu pada item 4. Item 4 tidak terjadi peningkatan kriteria dikarenakan kemauan siswa untuk mempelajari materi kurang. Setelah ditelusuri oleh peneliti dengan cara bertanya kepada guru pamong, memang banyak siswa yang malas untuk mempelajari materi pelajaran di rumah maupun di sekolah. Pada sebelum pelaksanaan siklus I dan setelah pelaksanaan siklus I, secara keseluruhan terjadi peningkatan kriteria untuk item 1siswa memahami materi yang baru saja dipelajari, 2 siswa sanggup menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, 3 siswa berperan aktif dalam jalannya diskusi, 5 siswa mendengarkan teman berbicara pada saat terdapat kegiatan presentasi dan 8 siswa merasa senang dengan pembelajaran yang baru saja diberikan. Item 2, 3, 5, dan 8 terjadi peningkatan dari memiliki kriteria baik menjadi baik sekali menunjukan bahwa siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru di dalam permainan, siswa aktif dalam pembelajaran lewat berdiskusi, dan siswa lebih menghargai jawaban yang diberikan teman ketika mengutarakan jawaban. Selain itu, dikarenakan adanya peningkatan kriteria untuk item 8 dari memiliki kriteria baik menjadi baik sekali, menunjukan dengan menggunakan media permainan ular tangga, pembelajaran lebih terasa menarik dan menyenangkan. Apabila dilihat dari jumlah rata-rata seluruh item pada tabel 4.2., sebelum pelaksanaan siklus I, jumlah rata-ratanya adalah 752 dan peneliti memberikan kriterianya adalah baik. Lalu setelah pelaksanaan siklus I, jumlah rata-rata seluruh item meningkat menjadi 819 dan memiliki kriteria baik sekali. Lalu setelah pelaksanaan siklus II, jumlah rata-rata seluruh item tidak jauh berbeda dengan setelah pelaksanaan siklus I, yaitu 829, meningkat 10 poin. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terkait diadakannya pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Karena adanya peningkatan tersebut, dapat dikatakan bahwa setelah dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga pada siklus I, respon dan tanggapan siswa adalah sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil jawaban tiap item pada kuisioner yang memiliki kriteria baik sekali meningkat dari sebelum pelaksanaan siklus I item yang memiliki kriteria baik sekali hanya ada 3 item, kemudian setelah pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 8 item yang memiliki kriteria baik sekali.

2. Analisa Signifikan Uji T

Analisis signifikan Uji-T sampel berpasangan digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Hipotesis yang di uji dengan menggunakan uji-t sampel berpasangan Paired Sampel T Test adalah bahwa prestasi belajar biologi pada materi Filum Chordata berbeda sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga dan sesudah dilakukannya permainan ular tangga. Hasil Test yang akan dianalisis signifikansinya adalah Pre Test - Post Test I dan Post Test I - Post Test II. Untuk membantu peneliti dalam analisis Uji-T peneliti menggunakan SPSS 16. Berikut adalah hasil dari uji T : 1 Pre Test dengan Post Test I Tabel 4.4. Paired Samples Statistic Pre Test dengan Post Test I Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 POSTTEST1 80.5683 29 9.96939 1.85127 PRETEST 71.9266 29 9.63204 1.78863 Dari Tabel 4.4., diketahui bahwa selama pelaksanaan siklus I, terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dari 71,92 menjadi 80,56. Tabel 4.5. Paired Samples Test Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 POSTTES T1 - PRETEST 8.64172 9.24274 1.71633 5.12597 12.15747 5.035 28 .000 Tabel 4.5. digunakan untuk mengetahui apakah nilai Post Test I mengalami penaikan yang cukup signifikan dari hasil Pre Test. Untuk itu, digunakan panduan pengambilan keputusan sebagai berikut : a Hipotesis : Pre Test dengan Post Test I. H o : Kenaikan nilai Pre Test dengan Post Test I tidak signifikan H 1 : Kenaikan nilai Pre Test dengan Post Test I signifikan b Jika p sig 2 tailed 0,05, maka H o ditolak Dari tabel 4.5., karena nilai p sig 2 tailed [0.000] 0,05, membuktikan adanya perbedaan Mean yang signifikan. Nilai Mean untuk Post Test I Pre Test, hal ini menunjukan adanya kenaikan yang signifikan. Maka H o ditolak dan H 1 diterima. Jadi kenaikan nilai Pre Test dengan Post Test I signifikan. 2 Post Test I dengan Post Test II Tabel 4.6. Paired Samples Statistic Post Test I dengan Post Test II Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 POSTTEST2 93.7897 29 5.24080 .97319 POSTTEST1 80.5683 29 9.96939 1.85127 Dari tabel 4.6., diketahui bahwa setelah pelaksanaan siklus II, terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dari 80,56 menjadi 93,78. Tabel 4.7. Paired Samples Test Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 POSTTEST2 - POSTTEST1 1.32214 E1 11.46263 2.12856 8.86123 17.58153 6.211 28 .000 Tabel 4.7., digunakan untuk mengetahui apakah nilai Post Test II mengalami penaikan yang cukup signifikan dari hasil Post Test I. Untuk itu, digunakan panduan pengambilan keputusan sebagai berikut : c Hipotesis : Post Test I dengan Post Test II H o : Kenaikan nilai Post Test I dengan Post Test II tidak signifikan H 1 : Kenaikan nilai Post Test I dengan Post Test II signifikan d Jika t hitung angka t output t tabel, maka H o ditolak Dari tabel 4.7., karena nilai p sig 2 tailed [0.000] 0,05, membuktikan adanya perbedaan Mean yang signifikan. Nilai Mean untuk Post Test II Post Test I, hal ini menunjukan adanya kenaikan yang signifikan. Maka H o ditolak dan H 1 diterima. Jadi kenaikan nilai Post Test I dengan Post Test II signifikan.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO DAN KUARTET PADA MATERI FILUM CHORDATA.

1 9 37

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi.

0 0 2

Penerapan permainan edukatif ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi avertebrata kelas X SMA Tiga Maret Yogyakarta.

0 1 195

Pemanfaatan media permainan monopoli untuk mengukur minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-G SMA Negeri 4 Yogyakarta pada materi invertebrata.

1 11 229

Meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas X SMA N II Yogyakarta dengan permainan edukatif ular tangga pada materi protista.

0 0 179

Pemanfaatan media permainan monopoli untuk mengukur minat belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas X G SMA Negeri 4 Yogyakarta pada materi invertebrata

0 7 227

Meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas X SMA N II Yogyakarta dengan permainan edukatif ular tangga pada materi protista

0 2 177

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi

0 1 240

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBENTUK PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA KELAS X SMA - Raden Intan Repository

0 3 165

PEMANFAATAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI FILUM CHORDATA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-F SMA N 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidi

0 3 198