dapat lebih dipahami siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
Terbatasnya media yang digunakan di dalam kelas diduga merupakan satu penyebab lemahnya hasil belajar siswa. Dengan demikian, penggunaan media
dalam pembelajaran di kelas merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Salah satu upaya yang ditempuh adalah bagaimana menciptakan
situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggunakan media pembelajaran. Salah satu bentuk media
pembelajaran ialah media permainan. Dengan adanya media permainan diharapkan dapat menumbuhkan kesenangan maupun mengembangkan
informasi pada anak Sudono, 2000. Selain itu, dengan adanya media permainan di dalam proses pembelajaran dapat menciptakan atmosfer
menggembirakan yang penting bagi perkembangan anak. Misalnya bagi perkembangan beberapa aspek belajar yaitu kognisi, motorik, emosi dan sosial
sehingga bermain sebagai ekspresi kegembiraan menjadi penting perannya dalam menciptakan iklim belajar yang baik bagi anak
G. Belajar Sambil Bermain
Permainan merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, dengan bermain diharapkan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi
menyenangkan, segar, hidup dan santai. Selain itu, Belajar sambil bermain juga dapat mengaktifkan siswa. Menurut Montesorri dalam Sudono, 2000 : 2
ketika anak bermain, mereka akan mempelajari segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Belajar sambil bermain memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperluas dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya.
Sebagai media pembelajaran, permainan memiliki beberapa kelebihan, yaitu : permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan,
sesuatu yang menghibur dan menarik Sardiman, 2007. Proses pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, diharapkan
mampu menimbulkan motivasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk memahami materi yang diberikan dengan lebih menyenangkan.
H. Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran
Permainan ular tangga merupakan sebuah permainan yang menarik dimana para pemainnya dituntut untuk hati-hati dalam menjalankan permainan.
Permainan Ular tangga disini adalah model permainan yang tiap kotak yang dihiasi dengan gambar-gambar yang berisi angka secara urut dan tiap-tiap
kotak berisi pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan nantinya akan disesuaikan dengan materi Filum Chordata dan disesuaikan menurut warna kotak. Berikut
adalah tahapan permainan ular tangga dalam pembelajaran materi Filum Chordata :
1. Pemain dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok mengajukan satu pemain untuk menjadi ketua
kelompok sebagai pemain utama. 2. Lalu salah seorang dari ketua kelompok mengambil papan permainan ular
tangga dan dadu, maka permainan ular tangga akan segera dimulai.
3. Setelah dimulai, para pemain akan mengocok dadu, hal ini untuk menentukan sejauh mana mereka melangkah.
4. Setelah berjalan, ada salah satu pemain utama berhenti di kotak nomor 5 yang berwarna merah dan ada simbol apabila jawaban benar akan naik
menuju nomor 24. Maka ketua tersebut haruslah mengambil pertanyaan yang berisikan tentang
Kelas Aves. Ketua kelompok itu harus mendiskusikan
jawaban mengenai
pertanyaan tersebut
kepada kelompoknya.
5. Apabila jawaban salah, maka tidak jadi untuk naik. Begitu pula apabila berhenti di kotak yang lain yang terdapat angka dan simbol untuk turun,
hal ini juga harus dilakukan oleh ketua kelompok untuk mengambil lembar pertanyaan. Lalu ketua kelompk itu haruslah berhasil menjawab
pertanyaan itu dengan mendiskusikannya dengan kelompoknya. Apabila tidak maka akan turun sesuai dengan runtutan simbol turun ke kotak
nomor yang ditunjuk oleh simbol itu.. 6. Permainan disini juga berlaku melempar siapa pemain yang menempati
kotak yang sama, maka pemain ini haruslah kembali ke awal. 7. Pemain yang menuju finish terlebih dahulu dialah pemenangnya.
I. Penelitian Yang Relevan
Pembelajaran dengan menggunakan media permainan ular tangga cukup banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Penelitian yang dilakukan
oleh Tutik Mulyati Mulyati, 2009 menunjukan bahwa pembelajaran ular tangga mampu meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IS.
Penggunaan media permainan ular tangga pada siswa SMPN 4 Tulungagung juga terbukti mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa
inggris Sumarni, 2011.
J. Filum Chordata
Chordata berasal dari bahasa Yunani. Chordata berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan yang mempunyai tali saraf di bagian punggung. Chordata
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : •
Mempunyai chorda dorsalis. •
Mempunyai celah insang dan batang saraf dorsal. •
Bentuk tubuh simetri bilateral. •
Mempunyai coelom. •
Mesoderm merupakan dinding coelom berasal dari entoderm primer, sehingga Chordata termasuk enterodermata.
Filum Chordata dapat diklasifikasikan menjadi 2 Sub filum yaitu Subfilum Invertebrata dan Subfilum Vertebrata. Subfilum Invertebrata terbagi menjadi
2 Super kelas yaitu Urochordata dan Cephalochordata. Subfilum Vertebrata terbagi menjadi 2 Super kelas, yaitu Super kelas Agnata dan Super kelas
Gnathostomata. Super Kelas Agnata memiliki 2 kelas yaitu Kelas Myxini dan kelas Cephalospidomorphi. Sedangkan Super kelas Gnathostomata terdiri dari
6 kelas yaitu Chondrichtytes, Osteichtyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia.
Tabel 2.1. Bagan Karakteristik Subfilum Vertebrata SUPER KELAS
KARAKTERISTIK Agnata
Vertebrata tak berahang, kerangka bertulang rawan, hidup di air laut dan tawar.
Kelas Karakteristik
a. Myxini Pemakan Bangkai, hidup di laut,
mulut dikelilingi tentakel pendek, tidak ada fase larva
b.Cephalospidomorphi Hidup di air laut dan air tawar,
mulut dikelilingi penghisap, ada fase larva hidup bebas, setelah dewasa
parasit pada organisme lain.
SUPERKELAS KARAKTERISTIK
Gnatostomata Vertebrata berahang engsel, pada hewan dewasa Notochord
digantikan vertebra, anggota tubuh berpasangan a.
Chondrichtytes Ikan bertulang rawan, memiliki rahang,
respirasi dengan
insang, pembuahan
internal, ada yang bertelur dan melahirkan anak, memiliki indra yang berkembang
dengan baik.
b. Osteichtyes Ikan bertulang keras, kerangka dan rahang
bertulang, sebagian
besar fertilisasi
eksternal, telur banyak, bernafas dengan insang, hidup di air laut dan tawar.
c. Amphibia Anggota
tubuh menyesuaikan
pada kehidupan
di darat,
larva akuatik
bermetamorfosis menjadi hewan dewasa terrestrial, bertelur atau melahirkan anak,
bernafas dengan paruparu danatau kulit
d. Reptilia Tetrapoda darat, kulit bersisik, bernafas
dengan paru-paru,
bertelur atau
melahirkan anak. e. Aves
Tetrapoda berbulu,
kaki depan
termodifikasi menjadi sayap, bernafas dengan
paru-paru, endotermik,
pembuahan internal, telur bercangkang,
penglihatan tajam. f. Mamalia
Tetrapoda berambut, menyusui anaknya, berambut, bernafas dengan paru-paru,
endotermik, sebagian besar melahirkan anak.
K. Kerangka Berpikir