a. Kesediaan  untuk  menjadi  pusat  perhatian.  Hal  ini  berhubungan
dengan  kemampuan  sosial  dalam  mengekspresikan  emosional individu.
b. Kecenderungan  yang  menggambarkan  kepekaan  individu  dalam
reaksinya terhadap orang lain. c.
Kemampuan dan kesediaan individu untuk menyesuaikan perilaku sehingga menimbulkan reaksi yang positif terhadap orang lain.
Bringgs  dan  Cheek  1986  menyempurnakan  pendapat  Synder
1974  maupun  Baron    Greenberg  1990  mengenai  komponen  self
monitoring. Briggs  Cheek 1986 menyatakan bahwa pendapat para pendahulunya  tersebut  kurang  dapat  digunakan  untuk  mengukur
secara  individual.  Ketiga  komponen self  monitoring
yang dikemukakan oleh Briggs  Cheek 1986 adalah sebagai berikut:
a. Ekspressive Self Control
Kemampuan  untuk  secara  aktif  mengontrol  tingkah  lakunya. Individu  yang  mempunyai  self  monitoring  tinggi  suka  mengontrol
tingkah  lakunya  agar  terlihat  baik.  Adapun  ciri-cirinya  adalah sebagai berikut:
1 Acting,  termasuk  didalamnya  kemampuan  untuk  bersandiwara,
berpura-pura, dan melakukan kontrol ekspresi baik secara verbal maupun non verbal serta kontrol emosi.
2 Entertaining, yaitu menjadi penyegar suasana.
3 Berbicara di depan umum secara spontan.
b. Social Stage Presence
Kemampuan  untuk  bertingkah  laku  yang  sesuai  dengan  situasi yang  dihadapi.  Kemampuan  untuk  mengubah-ubah  tingkah  laku
dan  kemampuan  untuk  menarik  perhatian  sosial.  Adapun  ciri- cirinya adalah sebagai berikut:
1 Ingin tampil menonjol atau menjadi pusat perhatian.
2 Suka melucu.
3 Suka menilai kemudian memprediksi secara tepat suatu perilaku
yang belum jelas. c.
Other Directed Self Present Kemampuan  untuk  memainkan  peran  seperti  yang  diharapkan
oleh  orang  lain  dalam  suatu  situasi  sosial.  Kemampuan  untuk tanggap terhadap situasi yang dihadapi. Adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut: 1
Berusaha untuk menyenangkan orang lain. 2
Berusaha  untuk  tampil  menyesuaikan  diri  dengan  orang  lain conformity.
3 Suka menggunakan topeng untuk menutupi perasaannya
4. Dampak Self monitoring
1. Performansi kerja
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Bryan,  Araiza    Leung  2011
menunjukkan bahwa dalam organisasi, self monitoring mempengaruhi performansi  seseorang, dimana individu  dengan  self monitoring  yang
tinggi  akan  menerima  penilaian  kinerja  yang  lebih  baik,  tampil sebagai  pemimpin,  dan  kurang  berkomitmen  terhadap  organisasi
dibandingkan dengan self monitoring yang rendah 2.
Peluang promosi Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Kreitner    Kinicki  2001
menyebutkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  positif  anatara  self monitoring  yang  tinggi  dengan  kesuksesan  berkarir.  Hasil  dari
penelitian  ini  menyebutkan  karyawan  dengan  tingkat  self  monitoring yang  tinggi  memiliki  peluang  promosi  yang  lebih  banyak
dibandingkan dengan rekan kerja mereka dengan self monitoring yang rendah.
3. Hubungan Interpersonal
Baron    Byrne  dalam  Moningka    Widyarini,  2005 menyebutkan bahwa self monitoring merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam membangun hubungan interpersonal yang baik karena berkaitan  dengan  bagaimana  individu  mampu  menampilkan  kesan
yang  tepat  pada  situasi  atau  individu  yang  berbeda.  Individu  dengan self  monitoring  yang  tinggi  secara  umum  lebih  sensitif  dan
menyesuaikan  perilaku  mereka  untuk  situasi  tertentu  sehingga memiliki  kemampuan  komunikasi  dan  keterampilan  interpersonal
yang  lebih  baik  jika  dibandingkan  dengan  individu  dengan  self monitoring yang rendah.
C. DINAMIKA  HUBUNGAN  ANTARA  SELF  MONITORING  DAN
CUSTOMER ORIENTATION
Menurut  Eppler  dalam  Noor,  200t5  Self  monitoring  berkenaan  dengan konstruk psikologi sosial yang berhubungan dengan kecendrungan seseorang
untuk  mengatur  regulated  self  presentationnya.  Self  monitoring  sendiri didefinisikan  oleh  Synder    Gangested  1986  sebagai  tingkatan  individu
dalam  mengatur  perilakunya  berdasarkan  situasi  eksternal  dan  reaksi  orang lain  high  self  monitoring  atau  atas  dasar  faktor  internal  seperti  keyakinan,
sikap, dan minat low self monitoring. Individu  yang  self  monitoring-nya  tinggi  akan  lebih  cepat  untuk
mempelajari apa yang menjadi tuntutan pekerjaan yang diberikan kepadanya sesuai  dengan  situasi  dan  kondisi  di  lingkungan  kerjanya.  Individu  yang
memiliki  self  monitoring  tinggi  akan  senantiasa  menunjukkan  kinerja  yang baik, dengan harapan apabila dirinya mampu bekerja sesuai dengan tuntutan
dari  lingkungan  kerja  maka  dirinya  akan  mendapat  citra  diri  yang  positif  di mata  orang  lain  sehingga  lingkungan  kerja  pun  dapat  menerima  dirinya
dengan baik Synder, 1974. Sebaliknya,  individu  dengan  self  monitoring  rendah  cenderung  untuk
lebih mempercayai informasi dan petunjuk-petunjuk yang berasal dari dalam dirinya  sebagai  pedoman  dalam  bekerja  tanpa  memperhatikan  apa  yang
menjadi  tuntutan  bagi  dirinya.  Individu  dengan  self  monitoring  rendah cenderung  akan  berperilaku  sama  terhadap  semua  situasi    Keadaan  ini  tentu