Berdasarkan hasil analisis korelasi dengan menggunakan Pearsons dapat dilihat bahwa ada korelasi positif antara customer orientation dan
lama bekerjaa. Selain itu, hasil yang diperoleh dari uji korelasi yang telah dilakukan menghasilkan nilai r sebasar 0,791 dengan nilai p = 0,000 p
0,05. Dengan demikian, semakin lama waktu perawat bekerja dirumah sakit makan akan semakin tinggi tingkat customer orientation yang
dimiliki oleh perawat tersebut.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis korelasi 0,842 dengan p = 0,000 dapat dilihat bahwa hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti diterima. Self monitoring
secara signifikan berhubungan dengan customer orientation perawat dirumah sakit. Hubungan antar kedua variabel tersebut bersifat positif. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi self monitoring yang dimiliki oleh individu maka akan semakin tinggi juga customer orientationnya. Sebaliknya,
semakin rendah self monitoring individu maka akan semakin rendah customer orientation yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eppler dalam Noor, 2005 pada sejumlah sales di Malaysia. Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa seseorang dengan self monitoring yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih baik untuk berorientasi kepada pelanggan daripada
seseorang dengan self monitoring yang rendah. Berdasarkan teori self monitoring yang menyatakan bahwa individu akan
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu dengan menggunakan banyak
petunjuk yang ada pada dirinya self monitoring rendah ataupun sekitarnya self monitoring tinggi sebagai informasi. Individu dengan self monitoring
tinggi selalu ingin menampilkan citra diri yang positif dihadapan orang lain dengan harapan dirinya dapat diterima Ganggested Synder, 2000. Spiro
dan Weizt 1990 juga menunjukkan bahwa salesman yang memiliki kemampuan yang baik pada self monitoring tampak bahwa mereka merubah
perilaku mereka karena keinginan untuk diterima oleh orang lain. Perawat yang memiliki skor tinggi pada pengukuran self monitoring
dapat menyesuaikan kepribadian mereka dalam berbagai situasi. Perawat akan merubah perilaku mereka sesuai dengan keinginan pasien. Selain itu,
perawat dengan self monitoring yang tinggi membuat mereka mampu menyampaikan informasi secara tepat kepada pasien dan menunujukkan
kinerja yang baik. Hasil analisis deskripsi data menunjukkan bahwa subjek cenderung
memiliki tingkat self monitoring dan customer orientation yang tinggi. Pada variabel self monitoring mean empiric yang diperoleh sebesar 84 sedangkan
mean teoritik sebesar 75. Hal ini didukung oleh hasil uji beda menggunakan One Sample T-Test dengan bantuan program SPSS versi 22, hasilnya
menunjukkan nilai p= 0,000 p 0,05. Mean empirik lebih besar daripada mean teoritik, maka dapat dikatakan bahwa self monitoring perawat tergolong
tinggi. Hal yang sama juga terdapat pada variabel customer orientation. Mean empirik yang diperoleh sebesar 38 sedangkan mean teoritik sebesar 36. Hasil
uji beda One Sample T-Test dengan bantuan program SPSS versi 22
menunjukkan nilai p= 0,000 p 0,05. Hal ini berarti mean empirik lebih besar daripada mean teoritik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
customer orientation yang dimiliki oleh perawat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tambahan. terdapat perbedaan dalam
memberikan customer orientation berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Busch dan Bush da
lam O’Hara,
dkk, 1991 pada sejumlah karyawan ditempat kerja, yang menyatakan bahwa
di dalam lingkungan penjualan, perempuan lebih mementingkan hubungan mereka dengan pelanggan dibandingkan laki-laki. Hal ini juga sejalan dengan
hasil penelitian yang dilak ukan oleh O’Hara, Boles dan Johnston 1991 yang
menemukan bahwa tenaga penjual perempuan cenderung lebih agresif, lebih menyenangkan, penuh empati, dan berorientasi pada hubungan dibandingkan
dengan tenaga penjual laki-laki. Analisis tambahan berikutnya, menemukan bahwa ada hubungan yang
positif antara customer orientation dan lama bekerja seorang perawat 0,791 dengan p= 0,000. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Saxe dan Weitz 1982 yang menyatakan bahwa tenaga penjual yang memiliki banyak pengalaman dengan kebutuhan pelanggan dalam jangka
waktu yang panjang, akan menampilkan perilaku orientasi pelanggan yang tinggi dibandingkan dengan rekan
– rekan kerja mereka yang kurang
berpengalaman.