Alat Pengambilan Data METODE PENELITIAN

melanjutkan proses adaptasi ke tahap berikutnya, yaitu back-translation. Pada tahap ini, peneliti akan menerjemahkan kembali Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale versi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Proses penerjemahan ini juga dilakukan dengan menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma. Hasil terjemahan dapat dilihat pada Lampiran 2. Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah mendapatkan hasil terjemahan adalah proses generalisasi konsep dan bahasa dari dua budaya yang berbeda atau bisa disebut decentering Hambleton, Merenda, Spielnberger, 2005; Matsumoto Juang, 2008. Pada tahap ini, peneliti meminta bantuan seorang native speaker untuk membandingkan Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale versi asli Bahasa Inggris dengan Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale hasil back translation Bahasa Inggris. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat adanya kesetaraan antara Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale yang telah diterjemahkan dengan Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale versi aslinya. Ketika ditemukan ada kata-kata yang tidak setara atau memiliki makna dan nuansa yang berbeda, maka peneliti memeriksa kembali hasil terjemahan Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale pada tahap pertama dan memperbaikinya. Hasil pemeriksaan native speaker dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah peneliti mendapatkan hasil terjemahan Self Monitoring Scale dan Customer Orientation Scale dalam Bahasa Indonesia yang telah diperbaiki, peneliti melakukan validitas isi terhadap skala tersebut. Validitas isi merujuk pada kesesuaian antara isi tes dan konstruk yang diukur. Hal ini diperoleh melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan Supratiknya, 2014. Validitas isi diperoleh melalui penilaian pakar dan ahli terhadap kesesuaian antara bagian tes dan kontruk yang diukur Supratiknya, 2014. Hal ini bertujuan untuk melihat skala yang diterjemahkan sesuai dengan ranah dan batasan pengukuran. Peneliti melakukan validasi skala penelitian melalui konsultasi bersama Dosen Pembimbing Skripsi sebagai pakar atau ahli yang memberikan penilaian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berbicara mengenai sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya Azwar, 2014. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah Azwar, 2014. Meskipun ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran, namun ketika perbedaan itu sangat besar maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel Azwar, 2014. Peneliti menggunakan koefisien alpha α dari Cronbach dan alpha berstrata untuk menentukan reliabilitas alat ukur yang digunakan. Berikut merupakan reliablitas alat ukur dalam penelitian ini a. Reliabilitas Self-Monitoring Scale Skala asli Self Monitoring telah diukur internal konsistensinya pada 192 mahasiswa Stanford. Hasil analisis dengan koefisien reliabilitas Kuder-Richardson 20 adalah 0,70 dan reliabilitas tes- retest. sebesar 0,83 dengan interval waktu satu bulan. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan Self Monitoring Scale memiliki reliabilitas yang baik Synder, 1974 Meskipun telah diketahui bahwa skala asli Self Monitoring memiliki reliabilitas yang baik, koefisien reliabilitas hasil ukur bagi subjek penelitian masih tetap diperlukan. Pada subjek penelitian, hasil alpha Cronbach yang diperoleh skala Self Monitoring secara keseluruhan adalah 0.896. Selanjutnya, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS, di dapatkan varians skor total skala Self Monitoring adalah 172.303, sedangkan hasil perhitungan koefisien alpha dan varians setiap dimensi dalam skala Self Monitoring dapat dilihat pada tabel 4.