Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

meningkat sehingga baik pihak koperasi maupun masyarakat akan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, walaupun resikonya tinggi namun pihak koperasi perlu mengevaluasi dalam pemberian kredit seperti menghadapi kelemahan dalam pengembangan produkjasa, pengembangan teknologi, pengembangan SDM, dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit. Kondisi Internal koperasi adalah di mana keadaan yang terdapat di dalam koperasi biasanya semua aktivitas yang dilakukan oleh pihak koperasi maupun keadaan yang sudah melekat pada koperasi. Kondisi internal yang baik jika semua yang terkait di dalam koperasi itu melaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan koperasi yang sudah disepakati bersama. Penilaian mengenai berkembang tidaknya suatu koperasi bisa dipengaruhi oleh kondisi internal koperasi yang meliputi keberhasilan menangani manajemennya seperti; manajemen operasional, pemasaran, perencanaan, dan manajemen, pengawasan. Pihak koperasi yang menawarkan kreditpemberian pinjaman kepada anggota koperasi, juga perlu mengevaluasi dalam pemberian kredit dilihat dari kondisi internalnya, yaitu mengenai manajemen perkreditan yang berdasarkan prinsip kehati-hatian. Hal-hal pokok yang perlu diterapkan dalam pemberian kredit dari segi kondisi internalnya antara lain organisasi atau pejabat yang berhak memberikan kredit, adanya dokumentasi dan administrasi kredit, pengawasan dan pembinaan kredit, penyelesaian masalah kredit, dan adanya proses dan prosedur pemberian kredit seperti mencakup prakarsa kredit, analisa kredit, rekomendasi kredit, dan pemberian keputusan kredit. Kondisi anggota koperasi adalah suatu keadaan yang melekat pada latar belakang anggota yang akan melakukan kredit. Sebelum permohonan kredit disetujui, pihak koperasi perlu menganalisis kredit, tujuannya yaitu untuk mengetahui keyakinan bahwa yang akan dibiayai dengan kredit tersebut layak atau tidak. Analisis kredit yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Di samping itu, pedoman analisis kredit dapat digunakan oleh pihak koperasi dalam meminimalisasi timbulnya masalah kredit. Adapun beberapa kriteria-kriteria dalam memutuskan permohonan kredit anggota koperasi antara lain kelengkapan dokumen-dokumen anggota, informasi hasil interview latar belakang anggota koperasi, analisa keuangan, besarnya rekomendasi plafon dan bersedianya anggota koperasi untuk membanyar biaya-biaya administrasi dan pinjaman bunga. Kondisi lingkungan koperasi adalah suatu keadaan yang letaknya diluar lingkungan koperasi. Dalam menentukan pemberian kredit, sebaiknya juga memperhatikan kondisi lingkungan koperasi karena hal tersebut juga sangat penting untuk menentukan layak tidaknya dalam pemberian kredit. Faktor-faktor yang berpengaruh seperti faktor alam, sosial budaya, perkembangan perekonomian dan persaingan antar koperasi. Permasalahan yang bisa terjadi dari faktor alam seperti bencana alam yang mengakibatkan para anggota koperasi kesulitan dalam dalam membayar kreditnya. Faktor sosial budaya, permasalahan bisa timbul seperti buruknya ikatan hubungan antar sesama manusia karena kepentingan dan keegoisan manusia sendiri serta kebiasaan sifat jelek manusia. Faktor perkembangan perekonomian, jika perekonomiannya terjadi krisis maka pihak koperasi akan sulit memberikan kredit bagi anggota koperasi. Faktor persaingan antar lembaga keuangan, apabila pihak koperasi kurang mempunyai kualitas dalam menarik calon anggota koperasi ataupun produk yang ditawarkan kurang menarik maka calon anggota koperasi akan pindah ke lembaga keuangan lain. Keadaan yang terjadi di Koperasi Bunga Tanjung teridentifikasi bahwa, faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah bisa dilihat dari kondisi internal koperasi dan kondisi eksternal koperasi. Identifikasi permasalahan kondisi internal koperasi antara lain: 1 pihak koperasi dalam menganalisis pemberian kredit kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi apa yang terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit; 2 adanya kolusi antara pengurus koperasi yang menangani kredit dengan nasabah, sehingga koperasi memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan; 4 kelemahan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan anggota koperasi. Sedangkan indentifikasi permasalahan kondisi eksternal koperasi antara lain: 1 Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada koperasi, karena nasabah tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi kewajibannya; 2 Anggota koperasi melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar; 3 Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tidak sesuai dengan tujuan; 4 Persaingan antar lembaga keuangan yang berlomba-lomba menawarkan produk-produk yang unggul. Koperasi-koperasi yang ada di Lampung perlu melakukan evaluasi seperti kelayakan keputusan dalam pemberian kreditnya dengan melihat beberapa standar pemberian kredit seperti adanya klasifikasi anggota koperasi yang risiko gagal bayarnya rendah dan meningkatkan nilai-nilai personal karyawan dalam memberikan pelayanan kredit. Dalam menentukan pemberian kredit yang tepat akan memberikan beberapa keuntungan baik pihak koperasi maupun masyarakat. Keuntungan yang didapat oleh pihak koperasi yaitu sumber utama pendapatan koperasi bisa berasal dari kredit sedangkan pihak masyarakat sendiri yang berpenghasilan rendah bisa dengan mudah medapatkan pinjaman dari koperasi untuk usaha mereka. Dengan adanya pemasalahan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pemberian kredit pada koperasi bunga tanjung di Provinsi Lampung dengan judul “Kontribusi Kondisi Internal, Kondisi Anggota dan Kondisi Lingkungan Terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung ”.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Internal Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung? 2. Seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Anggota Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung? 3. Seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Lingkungan Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung? 4. Seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Internal Koperasi, Kondisi Anggota Koperasi dan Kondisi Lingkungan Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung?

C. Batasan Masalah

Pemberian kredit dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari berbagai faktor tersebut peneliti hanya meneliti faktor kondisi internal koperasi, faktor kondisi anggota koperasi, dan faktor lingkungan koperasi.

D. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Internal Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung. 2. Ingin mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Anggota Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung. 3. Ingin mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Lingkungan Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung. 4. Ingin mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi Kondisi Internal Koperasi, Kondisi Anggota Koperasi dan Kondisi Lingkungan Koperasi terhadap Pemberian Kredit di Koperasi Bunga Tanjung Lampung.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Koperasi Diharapkan Koperasi-koperasi juga dapat menggunakan data penelitian ini dalam memberikan kredit kepada anggota koperasi yang memiliki kualifikasi risiko gagal bayar kreditnya rendah. Dan sebagai bahan evaluasi tentang pemberian kredit sebagai landasan dalam mengambil langkah untuk memperbaiki kredit macet. 2. Bagi Masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat yang mengkredit berbagai produk unggulan dari koperasi yaitu dengan lebih berhati-hati dalam melakukan kredit agar tidak merugikan pihak yang terkait dan saling mendapatkan keuntungan. 3. Bagi Penulis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam hal penelitian khususnya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit pada Koperasi dengan berbagai produk unggulan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti mengharapkan, hasil dari penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya untuk bahan referensi dalam pengembangan penelitian.

F. Definisi Operasional

1. Pemberian Kredit Pemberian Kredit merupakan keputusan untuk mengucurkan kredit dengan tingkat suku bunga kredit tertentu, jangka waktu kredit tertentu, cara pemasaran tertentu, nilai-nilai personal SDM, sistem informasi dan teknologi, dan tingkat kemampuan bekerjasama dengan pihak luar. 2. Kondisi Internal Koperasi Kondisi internal merupakan gambaran keadaan di dalam koperasi yang berkaitan dengan teknik pengelolaan kredit. Indikator yang diukur meliputi; proses persetujuan kredit, syarat pemberian kredit, proses keputusan kredit, kapasitas account officer, peranan manajemen, proses pengendalian kredit, dan proses penagihan kredit. 3. Kondisi Anggota Koperasi Kondisi anggota merupakan latar belakang anggota yang akan memanfaatkan kredit di koperasi. Indikator yang diukur meliputi; keadaan anggota koperasi 5C, pemanfaatan kredit oleh anggota koperasi, dan integritas anggota koperasi. 4. Kondisi Lingkungan Koperasi Kondisi lingkungan koperasi merupakan gambaran keadaan yang ada di lingkungan sekitar koperasi. Indikator yang diukur meliputi; keadaan alam, perkembangan perekonomian, persaingan koperasi, perubahan teknologi, dan perubahan peraturan pemerintah. 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Lembaga Keuangan dan Koperasi

1. Pengertian Lembaga Keuangan

Berdasarkan SK Menku No. 792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan, memberi batasan tentang Lembaga Keuangan, yaitu semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan, kegiatan konsusmsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Landasan atau dasar hukum dari lembaga keuangan ini antara lain: a. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan b. UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia c. UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah d. UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian e. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas f. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil g. SK Menkeu No. 792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan h. SK Menkeu Nomor: KEP-38MKIVI1972 Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Macam-macam Lembaga Keuangan Bank dilihat dari bidang usahanya, yaitu: a. Bank Umum, dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. b. Bank Prekreditan Rakyat, dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, dan lain-lain. Sedangkan macam-macam Lembaga Keuangan Bukan Bank, yaitu: Lembaga Pembiayaan, Asuransi, Dana Pensiun, Pengadaian, Pasar Modal, dan lain-lain. Raharjo, 2010:14.

2. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Berdasarkan etimologis istilah koperasi berasal dari co bersama dan operation pekerjaan sehingga artinya menjadi bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut, pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip