commit to user
119
B. Pokok-Pokok Temuan
Sajian data yang telah dikemukakan menunjukkan beberapa temuan yang akan dijadikan rujukan untuk membahas rumusan masalah dalam pembahasan.
1. Tujuan Dimunculkannya Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan
Multikultur Kalimantan Barat.
Gagasan mengenai pendidikan multikultur muncul ketika terjadi krisis perbedaan budaya yang terlalu dalam. Kalimantan Barat sudah mengalami 14
kali konflik yang melibatkan etnis Dayak, Melayu, Madura dan Tionghoa masa kesultanan Sambas. Konflik kekerasan di Kalimantan Barat harus
menjadi pelajaran yang sangat penting bagi seluruh masyarakatnya, bahwa setiap konflik yang terjadi hanya menghasilkan kehancurkan seluruh sendi
kehidupan. Di samping sering terjadinya konflik di Kalimantan Barat, dirasa bukan hanya disebabkan oleh faktor perbedaan budaya etnis, namun
kurangnya pemahaman dan pengetahuan generasi muda khususnya anak didik terhadap budaya etnis lain. Untuk itu beberapa aliansi atau lembaga swadaya
masyarakat di Kalimantan Barat bertujuan melakukan rekonsiliasi konflik dengan berbagai macam jalur, baik informal maupun formal, salah satunya
melalui jalur pendidikan. Upaya pengenalan kembali budaya lokal dari berbagai etnis di Kalimantan Barat dipublikasikan melalui buku teks Muatan
Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat.
commit to user
120
2. Penyajian Materi Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan
Multikultur Kalimantan Barat.
Cakupan materi tidak luas karena hanya memaparkan gambaran kebudayaan etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura. Bahasan materi
diaplikasikan melalui tugas kelompok maupun mandiri dengan melihat empiris peserta didik dalam kehidupan sosial. Penulisan menggunakan bahasa
Indonesia, namun ada pemakaian bahasa Inggris dan daerah untuk menjelaskan pokok bahasan tertentu agar lebih dipahami peserta didik dan
terdapat kalimat dalam menjelaskan materi tidak lugas. Teknik penyajian materi dilihat dari sistematika sajian tiap bab menunjukan keutuhan materi.
Keseimbangan sajian materi antar bab dan antar subbab berurutan namun masih terdapat materi yang dijelaskan melalui cerita rakyat folklore sehingga
materi menjadi tidak logis dan mendalam. Menggunakan beberapa istilah asing dan daerah sehingga ketepatan tata bahasa menjadi berpengaruh pada
pemahaman peserta didik. Pendukung penyajian materi, yakni ilustrasi dengan menggunakan tabel dan gambar Terdapat gambar yang ditampilkan tidak
sesuai dengan tema materi. Glosarium tidak tampak dalam buku teks dan daftar pustaka tidak sesuai dengan pedoman penulisan Rangkuman tidak
diberikan pada akhir keseluruhan bab tetapi ditampilkan pada setiap akhir bab pembahasan yang menunjukkan makna nilai-nilai perdamaian.
Penyajian pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan dirangsang untuk berpikir kritis dan diberi pengalaman untuk membuat karya berupa
lampion, miniatur rumah adat Dayak, kliping tentang upacara ada masyarakat
commit to user
121 Dayak, kliping tentang permainan Barongsai setiap akhir bab peserta didik
disajikan dengan soal-soal atau pertanyan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.
3. Materi Sejarah yang Ada Dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan