Perkembangan Penduduk Hasil Penelitian

commit to user 76 pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang.

3. Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Barat tahun 2006 diperkirakan berjumlah sekitar 4,12 juta jiwa angka proyeksi, dimana sekitar 2,11 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,01 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dari Pulau Jawa, maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat baru sekitar 28 Jiwa per kilometer persegi. BPS Propinsi Kalimantan Barat tahun 2009. Berikut adalah tabel yang menunjukan pertumbuhan penduduk dilihat dari jenis kelamin yang terdapat di berbagai daerah di Kalimantan Barat : commit to user 77 KabupatenupatenKota RegencyCity 1990 1 2000 1 2005 2 2006 3 1 2 3 4 5 1. Kabupaten Sambas 384 256 228 235 242 092 244 506 2. Kabupaten Bengkayang - 171 850 102 169 104 111 3. Kabupaten Landak - 147 073 160 726 163 564 4. Kabupaten Pontianak 396 938 320 673 346 781 352 373 5. Kabupaten Sanggau 219 649 262 078 189 115 191 757 6. Kabupaten Ketapang 167 029 220 533 242 851 247 940 7. Kabupaten Sintang 194 100 236 492 175 345 178 864 8. Kabupaten Kapuas Hulu 80 808 93 062 104 616 106 991 9. Kabupaten Sekadau - - 88 623 89 713 10. Kabupaten Melawi - - 82 956 84 175 11. Kota Pontianak 201 729 238 167 252 452 256 397 12. Kota Singkawang - - 87 711 89 535 Jumlah Total 1 644 509 1 918 163 2 075 437 2 109 926 CatatanNote : 1. Sensus PendudukPopulation Census 2. Survei Penduduk Antar Sensus 3. Proyeksi Projection : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk Data penduduk yang berjenis kelamin laki-laki pada tahun 1990 terbanyak terdapat di Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas. Hal tersebut disebabkan pada awal tahun 1980-an, Kabupaten Pontianak dan Sambas menerima kedatangan penduduk transmigrasi dan pindahan secara berkala dari pemerintah maupun swakarsa penduduk yang pindah mengikuti keluarganya yang terlebih dahulu bertempat tinggal di kabupaten tersebut. Akibat perpindahan yang tidak merata dan tidak seimbang dengan persedian lapangan kerja maka banyak masyarakat yang bekerja sebagai kuli, ditambah lagi dengan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki. Pada tahun 2000 jumlah penduduk laki-laki di Tabel 3 : Penduduk Laki-Laki Menurut Kabupaten Kota tahun 1990, 2000, 2005 dan 2006 BPS Kalimantan Barat commit to user 78 Kabupaten Pontianak dan Sambas mengalami penurunan dan beberapa di kabupaten yang lain. Namun di beberapa kabupaten tertentu mengalami kenaikan diantaranya Kabupaten Sanggau, Ketapang, Sintang dan kota Pontianak. Tahun 2005 perubahan jumlah semakin bervariasi, hal ini disebabkan beberapa daerah melakukan pemekaran yakni Kabupaten Singkawang, Bengkayang dan Landak, yang dulunya merupakan dari Kabupaten Sambas. Kemudian Kabupaten Sekadau adalah pecahan dari Kabupaten Sanggau, sedangkan Kabupaten Melawi merupakan pecahan dari Kabupaten Sintang, sehingga jumlah kabupaten di Kalimantan Barat sebanyak 11 Kabupaten dengan bertambah 1 kabupaten baru yaitu Kabupaten Kubu Raya pecahan dari daerah Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak serta sebanyak 2 Kota Madya yakni Kota Madya Pontianak dan Singkawang. Bervariasinya perrtambah atau berkurangnya jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dimulai dari tahun 1990 hingga rentang waktu 10 tahun yakni sampai tahun 2000, sebagian besar akibat dari konflik etnis, atas faktor rendahnya tingkat pendidikan baik penduduk lokal maupun pendatang, perbedaan budaya yang sangat jauh, perebutan lahan ekonomi dan politik. Di Kabupaten Sambas pada tahun 1999 terjadi konflik antara etnis Melayu dengan etnis Madura, yang berawal dari monopoli penguasaan lahan perkebunan jeruk oleh perusahaan Bimantara Citra Mandiri BCM di tahun 1992 yang direstui ABRI dan Gubernur Kalimantan Barat. Mengakibatkan kehancuran pertanian jeruk di Sambas commit to user 79 dan Melayu Sambas mengalami krisis ekonomi yang sangat hebat. Terjadi peralihan hak atas kepemilikan lahan pertanian di daerah pedesaan juga terjadi perebutan pada lokasi penambangan batu dan tanah uruq. Dalam perebutan tersebut banyak kasus etnis Melayu gagal mempertahankan kepemilikan daerah tambangnya. Sampai menjelang meletusnya kerusuhan tahun 1999 hampir seluruh penambangan baru dan tanah di Kabupaten Sambas dikuasai penuh oleh orang Madura Dwi Haryono dan Budi Winarno, 2003 : 681. Akibat dari konflik etnis antara etnis Dayak dengan etnis Madura maupun antara etnis Melayu dengan etnis Madura, akhirnya banyak menimbulkan korban jiwa. Korban kerusuhan dari Kabupaten Sambas, Pontianak, menyebar ke seluruh daerah di Kalimantan Barat. Namun banyak diantara orang-orang Madura mengungsi ke Kota Pontianak dan perbatasan dengan Kabupaten Pontianak yakni daerah Jungkat dan Kabupaten Ketapang sehingga pada tahun 2006 jumlah penduduk jenis kalamin laki-laki bertambah ke kota-kota kabupaten di Kalimantan Barat. Perbedaan budaya dari penduduk pendatang dan sulitnya memahami budaya lokal terutama etnis Madura terhadap etnis Dayak dan Melayu bagian dari indikator penyebab konflik tersebut. Dengan adanya rekonsiliasi konflik melalui jalur pendidikan dengan menekankan pengenalan budaya yang diitegrasikan dalam pendidikan multikultural etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Madura akan membantu proses pemulihan dan menata ulang struktur sosial di Kalimantan Barat. commit to user 80 CatatanNote : 1 Sensus PendudukPopulation Census 2 Survei Penduduk Antar Sensus 3 Proyeksi Projection : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk S eiring bertambahnya penduduk berjenis kelamin laki-laki membawa perubahan terhadap perkembangan penduduk berjenis perempuan di Kalimantan Barat. Dari angka sensus penduduk jumlah perempuan di bawah angka jumlah penduduk laiki-laki. Kecenderungan kurangnya penggunaan tenaga perempuan untuk bekerja dalam sektor pertanian maupun pemerintah membawa dampak steriotif terhadap perempuan. Artinya laki-laki merupakan bagian terpenting dalam rumah tangga karena sebagai tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah sedangkan perempuan hanya di rumah bertugas mengurus anak. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh laki-laki sedangkan perempuan sekedar KabupatenupatenKota RegencyCity 1990 1 2000 1 2005 2 2006 3 1 2 3 4 5 1. Kabupaten Sambas 377 119 225 891 234 191 236 362 2. Kabupaten Bengkayang - 161 239 91 965 93 649 3. Kabupaten Landak - 134 953 146 943 149 435 4. Kabupaten Pontianak 381 608 310 873 333 275 338 414 5. Kabupaten Sanggau 208 646 246 242 183 013 185 442 6. Kabupaten Ketapang 159 348 205 752 228 865 233 499 7. Kabupaten Sintang 183 299 224 102 168 199 171 456 8. Kabupaten Kapuas Hulu 78 615 89 527 99 731 101 924 9. Kabupaten Sekadau - - 82 663 83 622 10. Kabupaten Melawi - - 77 950 79 041 11. Kota Pontianak 194 929 234 053 249 681 253 407 12. Kota Singkawang - - 80 432 82 048 Jumlah Total 1 583 564 1 832 632 1 976 908 2 008 299 Tabel 4 : Penduduk Perempuan Menurut Kabupaten Kota tahun 1990, 2000, 2005 dan 2006 BPS Kalimantan Barat commit to user 81 membantu pekerjaan yang dianggap ringan. Tahun 1990 dan 2000, jumlah penduduk berjenis perempuan terjadi penurunan. Hal tersebut tidak dapat terlepas dari peristiwa konflik, sehingga banyak diantara perempuan mengungsi ke daerah yang aman atau ikut dengan suami dan kerabatnya hingga terjadi penumpukan jumlah penduduk perempuan untuk beberapa daerah seperti di Kabupaten Ketapang, Sintang dan Kota Pontianak. Kemudian dari tahun 2000 hingga 2005 dan 2006 hampir diseluruh kabupatenkota di Kalimantan Barat, pertumbuhan jumlah penduduk perempuan semakin bertambah. Fakta menunjukkan bahwa banyak perempuan-perempuan dari desa pindah ke kota seperti Kota Pontianak untuk bekerja maupun sekolah. Apabila dikaji lebih mendalam, ternyata minat dan motivasi perempuan lebih tinggi pergi ke kota dari pada laki-laki. Alasannya adalah di desa pekerjaan-pekerjaan disektor pertanian, pertambangan lebih banyak didominasi oleh laki-laki. Sementara perempuan memiliki kesempatan untuk berjualan hasil pertanian di pasar, itupun ketika mereka memiliki modal. Ruang dan kesempatan yang diberikan kepada perempuan tidak terlalu banyak. Budaya kerja yang selalu didominasi laki-laki sudah ada sejak dahulu. Penghargaan terhadap kaum perempuan adalah bagian dari hidup orang Dayak dan Melayu serta diikuti oleh etnis pendatang. Lajunya perkembangan penduduk perempuan dapat dikatakan masih rendah. commit to user 82 CatatanNote : - 1990 2000 Hasil Sensus PendudukPopulation Census - 2005 Hasil Survei Penduduk Antar Sensus - 2006 Proyeksi Projection - : Data Penduduk Tergabung dengan Kabupaten Induk Kepadatan penduduk terjadi di Kabupaten Pontianak, Ketapang, Sambas dan Kota Pontianak. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pontianak lebih banyak hal ini disebabkan daerah tersebut jarak tempuh ke Kota Pontianak lebih dekat, banyak penggungsi orang-orang Madura dan beberapa etnis lain yang trauma akibat konflik etnis tahun 1999 dari Kabupaten Sambas dan lahan pertanian lebih subur sehingga pemasarannya lebih mudah. Dengan faktor itu maka sedikit banyak mempengaruhi pertumbuhan penduduk ke Kota Pontianak. Namun dibandingkan dengan Jawa maka penyebaran penduduk Kalimantan Barat tidak merata antar wilayah baik antar Kabupaten atau KabupatenupatenKota RegencyCity Jumlah Penduduk Population 2006 Laju Pertumbuhan Penduduk Population Growth 1990- 2000 2000-2005 2005-2006 1 2 3 4 5 1. Kabupaten. Sambas 480 868 0, 35 0, 96 0, 96 2. Kabupaten Bengkayang 197 760 - 1, 69 1, 87 3. Kabupaten Landak 312 999 - 1, 76 1, 73 4. Kabupaten. Pontianak 690 787 1, 67 1, 49 1, 58 5. Kabupaten. Sanggau 377 199 1, 79 1, 34 1, 36 6. Kabupaten. Ketapang 481 439 2, 80 2, 05 2, 06 7. Kabupaten. Sintang 350 320 2, 08 1, 84 1, 97 8. Kabupaten. Kapuas Hulu 208 915 1, 41 2, 28 2, 24 9. Kabupaten. Sekadau 173 335 - - 1, 20 10. Kabupaten. Melawi 163 216 - - 1, 44 11. Kota Pontianak 509 804 1, 82 1, 24 1, 53 12. Kota Singkawang 171 583 - - 2, 05 Jumlah Total 4 118 225 1, 56 1, 56 1, 63 Tabel 5 : Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten Kota tahun 1990-2006 BPS Kalimantan Barat commit to user 83 kota, kecamatan, desa atau kelurahan, maupun antar kawasan pantai bukan pantai atau kota desa . Misalnya daerah pesisir yang mencakup Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Ketapang, dan Kota Singkawang yang dihuni oleh hampir 50 persen dari total penduduk Kalimantan Barat dengan kepadatan mencapai 36 jiwa lebih. Sebaliknya 7 kabupaten lain bukan pantai selain Kota Pontianak secara rata-rata tingkat kepadatan penduduknya relatif lebih jarang. Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 7 tujuh jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kota Pontianak yang luasnya kurang dari satu persen 107,80 km2 dihuni oleh rata-rata sekitar 4 729 jiwa per kilometer persegi. Kondisi ini tentunya kurang menguntungkan dalam rangka percepatan pembangunan wilayah khususnya menyangkut pengelolaan Sumber Daya Alam SDA dengan segala potensi dan keragamannya. Di samping penyebaran penduduk yang tidak merata dan tipis, perkembangan ekonomi dan sosial budaya pun berbeda - beda, oleh karena keadaan yang sedemikian itu pemukiman penduduk Kalimantan Barat dapat di bagi dalam 3 wilayah, yaitu : a Penduduk yang terdapat di kota sepanjang pantai dan tepi sungai relatif sudah maju. Wilayah ini meliputi Kota Madia Pontianak, Sambas dengan pusat utama Pontianak dan Singkawang. Disini hidup golongan suku Melayu 30 dan golongan keturunan Cina 12. Perkembangan ekonomi dan penduduk di sini lebih commit to user 84 cepat karena terdapat kegiatan ekonomi dan terutama pada akhir-akhir ini terdapat kegiatan pengolahan basil hutan wood processing industries, yang menimbulkan transmigrasi spontan baik lokal maupun dari luar Kalimantan. Kepadatan penduduk di kedua Kabupaten ini hingga 60 - 200 jiwakm 2 . b Di pedalaman penduduk hidup di kota kecil dan desa dengan keadaan ekonomi sosial budaya yang relatif lebih terbelakang. Di sini hidup golongan suku Dayak 41 dari jumlah seluruh penduduk. Wilayah ini terbentang dari barat ke timur di bagian dalam kiri kanan sungai Kapuas yang meliputi Kabupaten Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu dan sebagian Kabupaten Ketapang. Kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 30-60 jiwakm 2 . c Penduduk yang sangat tipis terdapat di sepanjang perbatasan dengan Malaysia Timur Sarawak. Wilayah ini oleh karena keadaan alamnya dan prasarananya masih sangat sulit dicapai. Di sini hidup suku pedalaman dengan keadaan sosial budaya yang masih sederhana. Kepadatan penduduk adalah 0-10 jiwakm 2 . Kehidupan ekonominya terutama terdiri atas pertanian yang belum menetap. Dari segi pertahanan dan keamanan nasional wilayah ini beserta penduduknya mempunyai peranan yang penting dalam menanggulangi berbagai gangguan infiltrasi gerombolan komunis ke dalam wilayah Republik Indonesia www.bappenas.go.idget-file-servernode5785, diunduh 11-01-2011. commit to user 85

4. Sosial Budaya dan Interaksi Masyarakat Multietnis

Dokumen yang terkait

Institusionalisasi Kearifan Lokal: Model Penerbitan Buku Cerita Rakyat Tribabahasa Sebagai Strategi Penguatan Aset Budaya Lokal (Untuk Mendukung Pengayaan Materi Muatan Lokal Pada Pendidikan Dasar)

0 32 2

Analisis Muatan Radikalisme Dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA

9 48 138

MUATAN MATERI KEADILAN SERTA PELAKSANAANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN Muatan Materi Keadilan Serta Pelaksanaannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegar

0 3 14

MUATAN MATERI KEADILAN SERTA PELAKSANAANNYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN Muatan Materi Keadilan Serta Pelaksanaannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Pancasila Dan Kewarganega

0 2 16

ANALISIS MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN HAM (Dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Karangan Analisis Muatan Materi Dan Pelaksanaan Pendidikan HAM (Dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Karangan Rahayuningsih, Fajar dan Setiati

0 0 15

ANALISIS MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN HAM (Dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Karangan Analisis Muatan Materi Dan Pelaksanaan Pendidikan HAM (Dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V Karangan Rahayuningsih, Fajar dan Setiati

0 2 15

Materi SEJARAH LOKAL

0 0 4

Analisis Buku Teks Sejarah oleh

0 1 3

MATERI SEJARAH LOKAL DALAM IMPLEMENTASI

0 0 5

Mobile Learning Sejarah Lokal Kalimantan

0 0 8